Burung berkicauan dengan merdunya dan matahari pun telah menempati posisinya dengan gagah, cukup menjadi tanda bahwa malam sudah berganti pagi. Tapi sepertinya pasangan yang sedang bergelung dalam selimut mereka masih enggan untuk beranjak dari tempat "ternyaman" mereka sampai bunyi alarm membangun salah satu dari mereka.
sehun menggapai alarm dinakas dan mematikannya, dilihatnya sosok wanita cantik yang masih meringkuk nyaman dalam tidurnya. Wanita yang sudah resmi menjadi miliknya kemarin, wajahnya ketika tidur sangat berbeda dengan ekspresi yang selalu ia tunjukkan kepada semua orang. Ekspresi polos bagaikan seorang bayi belum lagi rambut hitam nya yang berantakan membuat sehun terkikik sendiri mengingat kejadian semalam. Tangan sehun tergerak untuk merapikan beberapa helaian rambut yang menutupi dahi wanitanya.
"morning sehun ah" suara serak khas bangun tidur memenuhi pendengaran sehun. Setelah mengucapkan salam selamat paginya si wanita kembali menyembunyikan wajanya ke dada sehun. Membuat sehun kembali terkikik melihat tingkah sang istri.
"morning sayang... hei...ini sudah siang sayang" sehun mengelus pelan punggung telanjang istrinya. Si wanita hanya menggumam.
"kita harus sarapan sayang...hei.. irene ah" sehun masih berusaha membangunkan irene dengan lembut.
"aku masih mengantuk sehuuuuuun" irene merengek
"baiklah.. sepertinya sarapan kali ini kita lakukan ditempat tidur saja, kalau aku sih tak masalah jika harus menyantap sarapan ku disini" dengan sigap sehun membalik posisinya menjadi menindih irene.
"yak ! dasar mesum! Aku akan bangun..jadi segera menyingkir dari tubuhku sehun" irene memberenggut kesal. Sedangkan sehun hanya tersenyum jahil. Dengan segera ia membungkus tubuh polos irene dengan selimutkemudian mengendong tubuh irene ala bridal style dan membawanya ke kamar mandi.
"jika tidak ada sarapan tempat tidur kurasa mandi bersama bukan masalah"
"yak! Turunkan aku..sehun ah....yak!!"
2222
Setelah acara mandi yang penuh pemaksaan ide sehun, akhirnya irene bisa keluar lebih duluan dari laki laki tersebut. irene masih sibuk di konter dapur sambil sesekali membalik sandwich yang dipanggangnya. irene tersentak ketika merasakan sepasang lengan memeluknya dari belakang, namun kembali tenang setelah mencium aroma mint khas milik sehun
"kau sedang memasak apa?" sehun menjatuhkan dagunya dipundak irene sambil memeluk wanita itu dari belakang.
"tidak banyak bahan makanan jadi hanya ini yang bisa kubuat dan jangan menggangu ku hun !" sehun hanya tersenyum lalu menyurukkan wajahnya ke perpotongan leher irene
"sehun duduklah...aku hampir selesai" irene berusaha menutupi kegugupannya.
"shiroe...aku lebih suka seperti ini...kau sangat wangi" irene merinding mendengar suara sehun yang berat namun seksi itu ditelinganya, oh Tuhan.....irene bisa gila jika sehun masih begini.
"s-sehunn..kumohon" sehun tak memperdulikan rengekan irene malah semakin gencar menciumi lembut tengkuk sang istri. irene hanya bisa memenjamkan matanya. Terlalu gugup dengan perlakuan sehun.
"kenapa? Kau gugup?" sehun menahan tawanya. irene tersadar, lalu membuka matanya dengan cepat dan langsung melepaskan tangan sehun yang melingkar dipingganya, wajahnya memerah.
"hahaha....irene ah....lihat wajamu...memerah..." sehun tak lagi bia menahan tawanya, dengan sigap irene menendang kaki sehun
"akh... yak! Kenapa menendang kaki ku" sehun mengaduh sambil mengusap usap kakinya yang terkena tendangan irene.
irene hanya menatap sehun datar, dan kembali menghadap konter dapur untuk menyelesaikan masakannya.
"untung masih kakimu yang kutendang, bukan asetmu" sehunn menyeringai mendengar penuturan irene
"bukan kau yang menendang aset ku, tapi aku yang akan menyerang aset mu" sehun mengucapkan nya dengan nada menggoda, irene kembali berteriak
"yak! Dasar Mesum!" sehun kembali tertawa bahagia, sepertinya menggoda irene sampai wajahnya memerah menjadi kegiatan wajib sehun untuk kedepannya.
Sehun sudah rapi dengan stelan kemeja baby blue dan bawahan berwarna hitam, ia kemudian menghapiri irene yang tengah merapikan rambutnya
"kenapa belum memakai dasimu sehun...kita akan terlambat" irene menatap suaminya yang hanya menatapnya datar
"bukan kah ini tugasmu?" sehun kelewat santai mengungkapkannya berbanding terbalik dengan wajah merona irene. Irene sering melihat ini di dalam drama yang sering ia tonton, dimana istri memakaikan dasi pada suaminya dan sang suami merangkul wanitanya untuk mendkat, setelah selesai kemudian si suami mendaratkan kecupan manis di bibir si istri sebagai ungkapan terimakasihnya..ugh...irene merasa wajahnya semakin memanas memikirkannya
"kenapa diam? " sehun bingung melihat tingkah irene yang terus menundukkan kepalanya. Namun irene dapat menguasai dirinya dan mengambil dasi dari tangan sehun dan mulai memasangkannya, kosentrasi irene buyar ketika sehun malah memperhatiakn wajahnya, berkali kali irene menggelengkan wajahnya menghapus pikiran tentang perlakuan perlakuan manis sehun ketika ia memasangkan dasi sehun. Tanpa irene sadari sehun tersenyum tipis melihat irene yang tetap diam ditempatnya bahkan setelah dasinya terpasang rapi.
Seolah paham dengan apa yang dipikiran istrinya,Sehun menarik pinggang irene mendekat hingga wajah irene menubruk dadanya, irene kemudian mendongakkan wajahnya bingung, setelahnya sehun membungkkukan wajahnya dan meraih bibir irene dan menciumnya lembut, mata irene sontak membulat mendapat perlakuan sehun, namun kemudian irene menutup matanya pelan menikmati lumatan lumatan lembut yang diberikan sehun pada bibirnya, sesekali sehun menggumamkan kata terimakasih dan aku mencintaimu di sela lumatan nya pada bibir irene, sehun kemudian melepaskan tautan nya setelah merasa irene mulai memukul mukul kecil dadanya. Wajah irene memerah setelah serangan mendadak namun manis dari sehun,
"yak! Apa yang kau lakukan" nada irene terdengar kecil diakhir kalimatnya
"kenapa? Aku hanya melakukan apa yang kau fikirkan...kenapa malah memarahiku" sehun tersenyum menggoda irene
"t-tidak..aku tidak memikirkan apapun! Cepatlah! N-nanti kita terlambat "Dengan secepat kilat irene berjalan mendahului sehun untuk menutupi kegugupan dan wajah nya yang sudah merah padam
Sehun hanya terkikik geli menangapi tingkah lucu irene. Sehun gemas sendiri melihat tingkah malu malu irene yang tetap berusaha mempertahankan harga dirinya, setelahnya sehun keluar mengikuti irene.
Irene bersumpah bahwa pagi ini adalah pagi paling memalukan baginya, ough...salahkan sehun yang selalu dengan senang hati membuat pipinya memerah.
Jika pagi pertama saja separah ini bagaimana nanti irene akan menghadapi hari hari berikutnya dengan segala kelakuan sehun?
YOU ARE READING
(series) SEHUN - IRENE
Fiksi Penggemarcerita ringan mengenai kehidupan sehun dan irene dan kisah cinta mereka Oh Sehun as Sehun Bae Irene as Irene