Sehun POV
Kalian tidak bisa bayangkan bagaimana perasaanku saat ini. Bahagia itu sudah jelas. Aku akan melihat wajah bayiku sebentar lagi, setelah penantian panjang berbulan-bulan,Bagaimana mungkin aku tidak merasa bahagia? Tapi sebenarnya rasa takutlah yang lebih mendominasi.
Bagaimana kalau...ah sudahlah. Aku semakin takut kalau memikirkannya lebih lama lagi.Lihat saja, dahi dan telapak tanganku sampai banjir keringat karenanya. Sekujur tubuhku juga menggigil gemetaran dan rasa-rasanya aku mau mati saja
Kepanikan ini dimulai ketika baekhyun menelepon mengatakan bahwa Irene akan melahirkan. Biasanya aku adalah sosok pria tenang, bahkan saat aku nyaris kehilangan tender miliyaran won pun aku masih bisa tenang, namun sepertinya sifat ku itu menguap entah kemana. Saking panic nya aku bahkan berlari keluar sambil memberhentikan sebuah taksi yang melintas menuju rumah sakit padahal mobil sedan ku terparkir manis di basement kantor.
End sehun POVSesampainya di rumah sakit, buru-buru Sehun menarik Chanyeol si dokter baru yang kebetulan akan bersiap pulang untuk mengurusi urusannya dengan supir taksi—bahkan Chanyeol tak sempat bertanya keberadannya. Nasib Chanyeol sebagai dokter baru ternyata belum terlalu baik.
“irene!” Suara nyaring itu membuat semuanya melihat ke arah Sehun yang terengah-engah, baekhyun bahkan berusaha mengulum senyumnya dalam dalam melihat bagaimana kacaunya seorang Oh Sehun. Sehun menelan air ludahnya dengan susah payah dan mendekat dengan agak ragu. Jantungnya berdetak sangat cepat, bagaimana tidak? Ia bahkan harus melewati tangga darurat menuju lantai 3 karena tidak tahan menunggu lift.
Hanya Irene yang mampu membuat sehun begitu konyol dan bodoh disaat bersamaan.
“Bagaimana keadaan irene ?” suaranya melemah
“aku perlu bicara dengan keluarga dokter Bae” seorang pria dengan baju hijau khas operasi menghampiri sehun.
“aku suaminya” sehun menyela cepat “irene berhasil melahirkan putra anda secara normal. Saat ini Irene masih dalam pengaruh obat bius dan akan dipindahkan sebentar lagi keruang rawat inap. Dan bayi anda sudah kami pindahkan keruang bayi, mungkin dokter byun bisa mengantar anda kesana” baekhyun mengangguk patuh.Pesona Baekhyun bisa membuat suster bertekuk padanya, membiarkan Baekhyun membawa Sehun mendekati sebuah tempat bayi, “bukankah dia sangat indah” Baekhyun tertawa kecil. Ia menoleh ke Sehun yang perlahan mulai tersenyum “ingin mencoba menggendongnya?” sehun mengerjap matanya pelan
Bibirnya merah dan tipis, berbentuk seperti bulat saat dia menguap. Dilihat dari sisi manapun, dia itu terlihat sangat Irene sekali sekali. Mungkin hanya mata nya yang menurun dari sehun.
“Selamat datang di dunia ini, Pangeran Oh” sehun menitik kan airmatanya
Baekhyun benar.,Tak ada yang lebih indah bayinya. Dia yang terindah.Irene POV
Hal pertama yang kulihat saat membuka mata adalah suamiku, Oh Sehun yang sedang menimang bayi kami di dekat jendela. Seluruh tubuhku rasanya kaku dan mataku sulit dibuka. Aku terbangun karena mendengar tangisan bayiku yang seakan memanggil-manggil sang ibu untuk segera memeluknya.
Suaranya begitu indah di telingaku meski saat itu dia sedang menangis. Rasanya seluruh beban yang menderaku terangkat dan aku seolah terlahir baru lagi.
Cahaya matahari yang berwarna jingga menerpa rambut Sehun yang hitam, membuat kesan keemasan belum lagi sosok mungil dalam gendongannya. Mereka berdua indah. Suami dan anakku.
Bayiku menangis dan sang ayah menimang sambil menepuk nepuk lembut. Aku melihatnya dari samping karena Sehun sedang menyamping jendela saat itu. Lelaki itu menggumamkan sesuatu seperti lullaby dan aku tahu dari suaranya kalau dia benar-benar memuja sosok kecil dalam gendongannya.
"Sehun! Irene sadar!" Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur, mungkin seharian. Mulutku kering, dan kepalaku sedikit pusing. Haera dengan cepat memberikan air putih dan membantuku duduk bersandar pada headbed. Dan ternyata di ruangan ini tak hanya kami bertiga—mereka semua ada di sini. Mertuaku, Orang tua ku, haera dan Baekhyun, bahkan krystal sekretaris sehun yang judes itu pun juga ada disini. Mereka mengucapkan syukur dan mengerubungiku secepat kilat, membuat pandanganku jadi terhalang. Tapi tak apa, mereka pasti sudah ada di sini sejak berjam-jam lalu untuk menungguiku.
"Selamat menantuku sayang, ibu bangga sekali padamu." Mama Oh memelukku sambil menangis saat menciumi kedua pipiku.
Papa Oh juga tampak menyeka airmata, tapi tetap mempertahankan kewibawaannya setelah menyalamiku dan mengucapkan selamat.Ibu ku bahkan sampai tak bisa berkata kata, ia hanya tersenyum sambil terus mengeluarkan air matanya dan terus memelukku.
Sehun menghampiriku sambil tersenyum manis dengan bayi kami berada di timangannya. Bayiku sudah tidak menangis sekencang tadi. Aku tidak pernah tahu sehun bisa menggendong bayi seluwes itu—mungkin sudah nalurinya sebagai ayah.
“aku merasa lapar, ada yang ingin bergabung makan bersamaku?” baekhyun seolah memberi kode pada semua orang untuk meninggalkan kami bertiga
Sehun tersenyum lalu menyodorkan bayiku yang dibungkus selimut bulu kecil bermotif Larva dengan gerakan teramat pelan. Bayiku. Anak kesayanganku. Malaikat yang sudah kusayangi bahkan sejak dia masih di kandungan. Makhluk mungil yang berkomunikasi denganku dengan cara menendang-nendang perutku beberapa saat silam. Dia nyata. Dia ada di buaianku sekarang, merengek dan kembali menangis tanpa airmata. Suara tangisannya membuatku mendekapnya lebih erat tanpa sadar. Aku terpesona.
"dia benar benar tiruan mu." Ujar sehun dengan nada takjub. Rasanya seperti menggendong diriku sendiri dalam versi bayi. Jadi seperti ini rasanya punya bayi untuk pertama kali? Tiba-tiba saja aku tak merasakan sakit apapun, tak merasa kurang suatu apapun, aku orang paling bahagia yang pernah ada di dunia ini. Rasanya aku betah menatapnya tanpa berkedip selama berjam-jam.
Tanganku gemetaran saat terjulur ke arah pipinya yang sehalus kapas. Dia hangat dan lembut—seperti terbuat dari sutera kualitas terbaik dan wangi tubuhnya benar-benar memanjakan penciumanku. Dia sempurna. Dia yang terbaik. Dia tak ada duanya. Dia bayiku, milikku.
Sehun berpindah ke sebelahku pelan-pelan sama-sama memandangi malaikat kami yang bergerak gelisah di gendonganku. Tangisannya mereda saat aku menyentuhnya. Kerutan matanya perlahan-lahan mengendur dan dia mengerjap-erjap.
Matanya terpaku padaku—benar-benar mata yang indah. Warnanya kecoklatan dan jernih sekali, aku bisa melihat pantulan wajahku di sana. Sehun mewariskan mata tajamnya pada bayi kami. Kami bertatapan selama tujuh detik. Aku seperti tenggelam dalam kejernihan matanya dan—jadi seperti inikah rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama? Bahkan aku tidak jatuh cinta pada sehun seperti ini dulu. Tapi bayiku—aku jatuh cinta padanya hanya dalam sekali pandang.
Tatapannya masih tidak fokus, tapi tetap merasa kalau dia sedang memandangiku. Dan dia tersenyum padaku sehun terkekeh sambil mengusak rambutku,
"Ya, itu senyum refleks, Sayang. Bayi baru lahir biasa melakukannya." Ugh, meskipun refleks tapi tetap saja dia tersenyum padaku.
"Sayang, ini Mommy." Bisikku di dekat telinganya. Matanya masih menatapku dengan penasaran, meski aku tahu mereka, para bayi, masih belum bisa melihat dengan jelas sampai usianya beberapa bulan. Tapi aku tahu dia mengenalku. Aku tahu dia mengenali suaraku. Aku tahu dia mengenal segala hal tentang aku, ibunya—sejak dia berada dalam kandunganku.
Dia kembali merengek tertahan dan berusaha membuat tangan dan kaki kecilnya terbebas dari kungkungan selimut. Ah, dia menggemaskan sekali, kalian tahu? Tangan kecilnya mengepal erat dan kakinya menghentak-hentak. sehun terkekeh saat bayi kami mengernyitkan alis karena tak berhasil menyingkirkan selimut yang membungkusnya rapat-rapat.
"Lihat? Dia pemarah sekali,? Persis seperti mu." Sehun mengusap pipi halus itu perlahan. Sehun melonggarkan selimut bayiku sedikit dan aku langsung menepuk-nepuk punggungnya pelan-pelan.
"Aku rasa dia lapar. Dia hanya minum asi pertamamu saja tadi, lihat,dia! mulutnya membulat lucu!" aku tersenyum,tanpa basa basi langsung saja aku menyingkap baju pasien yang kugunakan dan memberikan sumber kehidupan utama bayiku.
"Kita belum memberinya nama." Ujarku sambil mengelus garis alis mata bayiku. Sehun ikut-ikutan mengelus alis mata satunya lagi dengan jari telunjuk.
"Terserah kau saja, kau ibunya jadi keputusan sepenuhnya berada di tanganmu."
End Irene POVIrene tersenyum senang. Sejak beberapa minggu lalu ia memang sudah menyiapkan nama yang menurutnya bagus.
"Bagaimana dengan Park Bogum? " sehun memutar matanya bosan
“kau fikir anak mu seorang actor? Dan lagi suamimu bermarga Oh jika boleh kuingatkan” Irene meringis pelan
“hehehe…,maaf, Oh Jinho?” sehun tersenyum
"Nama yang bagus" irene mengalihkan tatapannya pada sosok mungil dalam dekapannya“selamat datang di keluarga Oh Jinho-ya” sehun mengelus pipi bayi mungil itu pelan .
YOU ARE READING
(series) SEHUN - IRENE
Fanfictioncerita ringan mengenai kehidupan sehun dan irene dan kisah cinta mereka Oh Sehun as Sehun Bae Irene as Irene