Teriknya sinar mentari semakin terasa menyengat walaupun jam baru menunjukkan pukul 07.30 pagi. Di pagi hari yang cukup cerah, para masyarakat setempat mulai menjalani aktifitasnya masing-masing di daerah pusat kota ini.
Suara klakson kendaraan saling menyahuti sehingga membuat suasana semakin panas di bagian indera pendengaran, bagi siapapun yang mendengar keramaian di sini
Sebuah mobil honda jazz merah terhenti di depan gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang letaknya bersebrangan dengan bangunan masjid besar nan indah yang masih dalam tahap renovasi itu
Seorang gadis cantik turun dari mobil tersebut yang lengkap dengan seragam putih-biru nya bersama seorang pria muda mengantarnya sampai gerbang sekolah.
"Pak saya titip adik saya ya, tolong antarkan dia ke kantor untuk menemui kepala sekolahnya" gadis itu nampak malu-malu bercampur sedih karena masih ingin bersama kakak lelakinya. Sedangkan seorang satpam yang bertugas di dekat gerbang sekolah itu menyambutnya dengan hangat
"Baik, mari saya antar dik" satpam itu menggerakkan tangannya agar gadis tadi mendekat
"Maaf ya pak jika merepotkan, saya benar-benar sedang terburu-buru" Ucap pria muda itu dengan cemas. Sesekali matanya melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya
Satpam itu hanya tersenyum dan mengangguk maklum, lalu menggiring gadis yang di titipkan padanya memasuki area sekolah. Gadis itu berbalik menoleh ke arah pria di balik gerbang sekolah yang masih setia memastikan dirinya benar-benar memasuki area sekolah barunya
"Abang hati-hati. Jangan ngebut!" Teriak gadis itu memberi peringatan kepada pria tadi yang di panggilnya dengan sebutan abang. Pria itu tersenyum dan memasuki mobil honda jazz merahnya, perlahan mobil itu menghilang dari pandangannya
Di sepanjang koridor sekolah, banyak siswa maupun siswi yang menatapnya dengan minat, bersiul-siul tidak jelas terutama para siswa, adapun yang saling berbisik. Entahlah apa yang sedang mereka bisikkan
Sampai satpam dan gadis itu berhenti di depan sebuah ruangan yang di tujunya.
□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□
Suara keributan para pelajar di dalam kelas VIII-C yang berada di lantai dua, tapi suaranya hiruk pikuk itu terdengar sampai lantai bawah, tiba-tiba hening saat kedatangan guru besar bersama siswi baru yang mengikutinya dari belakang
"Selamat pagi anak-anak!" Sapa sang kepala sekolah yang berbadan gemuk dan memiliki nama Melinda Atmadja itu
"Pagi buu.." jawab murid kelas VIII-C yang berjumlah 36 orang keseluruhan siswanya jika di tambah dengan salah satu murid baru yang belum di perkenalkan siapa namanya itu
"Mohon perhatiannya sebentar, kami kedatangan siswi baru blablablabla.." Ucapnya panjang lebar, dan lidahnya hampir saja putus karena terlalu banyak menjelaskan dari mana asal murid itu, dan soal kedekatan antara dirinya dengan murid itu
"Hai.. gua Sya'bania Fahrein, gua pindahan dari jakarta, kebetulan bu melinda ini kerabat orangtua gua, dan gua harap kalian bisa berteman sama gua. Senang berkenalan dengan kalian" jelasnya dengan angkuh memakai logat bahasa khas anak jakarta. Terkesan tidak sopan tapi bu melinda pasti memakluminya
"Baiklah, silahkan mencari tempat yang kamu suka. Saya tinggal dulu, permisi"
-nyari tempat yang gue suka? Yang bener aja kali. Seharusnya ibu bilang CARI TEMPAT YANG MERASA NYAMAN itu baru gue setuju karena suasananya masih akward banged-Seiring kepergian bu melinda dari kelas tersebut, gadis yang bernama Sya'bania fahrein itu lansung menduduki bangku kosong yang berada di pojok ruangan dan berdekatan dengan jendela kelas
"Gak keberatankan gua duduk di sini?" Tanyanya pada seorang gadis berambut panjang yang sedang menyembunyikan wajahnya di antara tumpukan kedua tangannya di atas meja, Gadis itu mendongak sekilas menampakkan wajahnya yang terlihat lesu, hanya menaikkan sebelah alisnya dan kembali ke posisi awalnya
Selang beberapa jam kemudian, akhirnya suara yang di nantikan bagi para murid telah terdengar
Teng..teng..teng
Bel istirahat berbunyi, Dengan tidak sabar semua murid berhamburan keluar kelas setelah menyelesaikan mata pelajaran yang sangat membosankan dan membuat ngantuk, Ipa Fisika. Nama mata pelajaran itu di sini tidak banyak yang minat untuk mempelajarinya dengan baik. Saat belajar pun banyak yang menghabiskan waktunya untuk mengobrol dan bersenda gurau, adapun yang memilih untuk tidur. Seperti yang di lakukan seorang siswi yang berada di pojok ruangan ini
"Oy, bangun! Udah imsakk" teriak seorang gadis cantik yang mirip gulcin tuncok, pemeran Zeynep di serial drama turki *Elif* rambut hitamnya di kuncir satu kebelakang menyerupai ekor kuda dan mengkilap saat sinar matahari mengenai rambutnya dari celah jendela kelas
"Apaan sih lu, ngantuk tau" Gadis tadi baru sadar ada yang memperhatikan tingkah usil kepada temannya yang asik tidur ketika pelajaran Ipa fisika berlangsung.
"Hai, gua Mayra Aprilia. Panggil aja May" gadis yang bernama mayra itu mengulurkan tangannya untuk berjabat
"Fahrein, umm panggil gua fafa aja deh biar gak ribet" fafa membalas uluran tangan teman barunya dengan senang hati. Teman yang berada di sebelahnya mulai menggeliat dan sedikit menguap sadar akan kehadiran dua insan yang sedang berkenalan
"Lho, pada kemana? Kok sepi..." mayra hanya terkekeh pelan memperhatikan temannya yang baru saja bangun dari alam mimpinya
"Aaaaaaa lu kenapa gak bangunin gua sih may!!" Teriak gadis itu heboh dan mengelap mulutnya dengan tissue. Takut ada iler yang keluar selama dia tidur"Tadi gua bangunin lu ca! Lu nya aja yang ke asikan mimpiin pujaan hati dalam tidur lu" goda mayra dengan wajah yang di imut-imutkan.
"Ayokk ahh kita keluar, nanti gak sempet jajan keburu masuk" tangan mayra di tarik paksa oleh temannya meninggalkan kelas. Tapi seseorang masih di dalam sana duduk sendirian memainkan gagdetnya
"Heyy.. ayo ikut kita! Mau di sana sendiri?" Fafa menggeleng dan Sejenak fafa memikirkan tawaran teman sebangkunya, lalu ikut bersama mereka, teman barunya.
"Oh, jadi lu pindahan dari jakarta ya. Terus kok lu kayak deket banget ya sama kepala sekolah kita"
Sekarang mereka sudah berada di kantin dan sedang menikmati jajanan yang di pesannya masing-masing. Fafa kembali menceritakan asal usulnya karena mayra yang menanyakannya. Padahal fafa sudah bercerita tadi di kelas"Lu budek apa gimana sih may! Kan tadi afaf ud---" sela gadis yang hobby bocan *bobo cantik itu dengan cepat. Tapi mayra kembali memotong ucapannya
"Namanya fafa, Ca!" Ralat mayra. Ini hampir ke lima kalinya siswi tukang bocan yang memiliki nama lengkap Danisa Aurella itu kerap memanggil nama fafa jadi afaf
"Sorry.. gua jadi keinget pemenang Chef junior indonesia yang namanya afaf itu lho" caca mengangkat dua jarinya membentuk tanda 'peace' dan fafa hanya tersenyum maklum
Awalnya fafa mengira jika teman sebangkunya itu sangat jutek terlihat dari lirikan matanya saat fafa meminta persetujuan untuk duduk di bangkunya. Caca hanya mendongakkan kepalanya sebentar lalu tidur lagi tidak menjawab sepatah katapun pertanyaan fafa, tapi sekarang sikap caca berubah drastis
Ternyata caca memiliki sifat humoris yang tinggi dan mampu mencairkan suasana yang akward. Tidak hanya itu, caca juga sangat jahil. Tadi saja saat membeli bakso caca selalu mengejutkan pedagang baksonya
yang latah itu. Dan berujung di tegur oleh Pak andi, guru agama yang melihat tingkah laku konyol caca saat pak andi sedang memesan bakso juga-gak seburuk yang gue kira ternyata. Di sini gue mulai punya temen baru, mereka sangat baik. Namanya mayra aprilia sama danisa aurella-
•••••••••••••••••••••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Adolescent Syndrome
Teen FictionKisah seorang gadis pindahan dari kota jakarta yang terpaksa harus mengikuti kedua orangtuanya yang di tugaskan bekerja di luar kota jakarta gadis itu harus rela meninggalkan kekasih hatinya yang baru saja belum lama menjalani kisah asmaranya yang h...