Chapter 4

6 0 0
                                    

-Fahrein Pov-



Sejak dua minggu yang lalu aku tinggal di kota pegunungan yang kaya akan hasil pertambangannya ini. Terutama hasil dari gunung pongkor jawa barat, walaupun pemerintah sudah menutup aksi pertambangan di gunung tersebut, karena kawasannya yang sangat rawan dari bencana longsor, tetap saja para pekerja yang haus akan pendapatan dari gunung itu nekat menelusup ke daerah rawan secara diam-diam di malam hari agar tidak di ketahui penduduk desa. Padahal mereka tahu akibat dari apa yang mereka lakukan

Awalnya aku sangat enggan untuk ikut pindah ke sini. Bunda bilang hanya beberapa tahun ke depan kami menatap di sini, saat itu aku mengusulkan agar aku tinggal bersama nenek saja yang ada di bintaro. Tapi bunda menolak dengan bersi keras
bagaimanapun aku putri satu-satunya, pasti bunda akan resah jika harus meninggalkanku bersama nenek yang sudah menua. Aku pun sadar, seharusnya aku tidak membebaninya dengan kehadiranku di sana. Karena aku terbilang anak yang sangat manja, pasti nenek kewalahan mengurusi cucuknya yang cildish ini. Di tambah sikap masa-masa puberku yang cukup liar sering melakukan aksi mabal di sekolah, yang berujung hang out di mall, kadang aku sering dugem bareng temen ketika abi dan bunda tidak ada di rumah, dan yang membuat aku di paksa pindah ke sini adalah ulahku yang sering menemani angger balap liar pada malam hari. Abi dan bunda sudah mengetahui hal itu makanya mereka memaksaku untuk ikut bersama mereka

Saat pertama menempati rumah baru, kebetulan abangku yang paling kece badai itu sedang menikmati masa liburannya. Sehingga ia dapat membantu membereskan rumah baru kami

Kami tinggal di sebuah komplek perumahan yang cukup elite, tersedia berbagai fasilitas seperti apotik, outlet, mini market, cafe, bank, dan lain sebagainya tersedia di kawasan depan perumahan yang dekat dengan jalan. Walaupun letaknya yang strategis tapi tetap saja jarak rumah yang di beli abi lumayan jauh dari jalan raya, aku pun sempat berfikir kenapa abi memilih di bagian ujung? Padahal masih banyak blok-blok yang depan masih kosong
Ah entahlah, yang terpenting sekarang kami sudah memiliki tempat berteduh. Syukur-syukur kami tidak tidur di kolong jembatan karena tidak mendapatkan rumah. Nggak banget kan!

Di hari pertama memasuki sekolah baru, bang azlan yang mengantarkanku dengan mobil honda jazz merahnya. Tapi tak sampai mengantarkanku masuk ke dalam aula sekolah baruku. Bang azlan sudah pamit untuk mengejar waktu ke bandara soekarno-hatta untuk take off kembali ke turki dan aku di titipkan kepada satpam sekolah ini, dengan senang hati satpam itu mengantarkanku menuju ruang kepala sekolah untuk menemui bu melinda yang menjadi kepala sekolahnya yang kebetulan teman abi saat kuliah.


          ѼѼѼѼѼѼѼѼѼ

Setelah lama aku berbincang-bincang dengan bu melinda, dia mengantarkanku menuju kelas yang akan aku tempati. Terdengar suara kegaduhan di kelas yang paling ujung lantai dua sekolah ini
Setelah bu melinda dan aku memasuki kelas yang bertulisan VIII-C itu, seketika suara kegaduhan tadi berubah jadi hening

Bu melinda mulai memberi informasi tentang kehadiranku di kelas ini dan mempersilahkanku untuk memlerkenalkan diri. Setelah itu dia keluar kelas dan aku mencari bangku yang ku sukai untuk di tempati sesuai dengan ucapan bu melinda sebelum pergi dari ruangan ini

Aku memilih bangku yang paling pojok dekat jendela yang akan ku tempati. Kebetulan penghuninya hanya ada satu dan sebelahnya masih kosong.
"Gak keberatankan gua duduk di sini?" Tanyaku setelah duduk di sebelah teman baruku yang terus menyembunyikan wajahnya di balik kedua tangannya yang saling bertumpu

Namun dia masih belum bereaksi. Sampai beberapa menit dia mendongakkan wajahnya yang terlihat lesu, lalu kembali meringkukkan kepalanya di atas meja tanpa mengatakan sepatah katapun untuk menjawab pertanyaanku.
-ck! Jutek abis nih cewek-

Bel istirahat berbunyi setelah bergulat dengan pelajaran yang sama sekali tak ku fahami. Ipa fisika, mata pelajaran itu sangat ku hindari saag aku masih sekolah di jakarta. Aku sering mabal saat jam mata pelajaran itu berlangsung tapi sepertinya di sini aku harus mencoba untuk mengerti demi menjaga image
-hah? Jangankan mencoba buat ngerti. Liat rumusnya aja udah kelewat enek! Bikin pusing-

Teman sebangku-ku mengajak untuk ikut bersamanya ke kantin setelah di bangunkan oleh temannya yang bernama mayra.
Sedari tadi pekerjaannya hanya menguap dan memejamkan mata sambil memeluk tasnya sampai kebablasan tertidur

Awalnya aku ragu menerima ajakannya, karena sebelumnya aku sempat berfikir bahwa teman sebangku-ku itu orangnya terlihat angkuh dan cuek. Bisa-bisa aku di diamkan selama berada di dekatnya
Tapi semua penilaian itu berbalik fakta setelah aku ikut dengan teman baruku.

Ternyata namanya Danisa Aurella. Orang lain kerap memanggilnya dengan nama caca. Di balik sifat cueknya ternyata dia orangnya asik bisa mencairkan suasana, humoris, bahkan yang paling membuatku tercengang dia sangat usil sampai di tegur oleh guru agama yang bernama pak andi itu, karena caca menggoda penjual bakso yang latah dengan terus-menerus
-ini orang punya sifat ganda kali yak-

Bertambah hari hubungan pertemanan kami semakin dekat
Mereka -mayra dan caca- tidak segan-segan menunjukkan sifat aslinya saat bersamaku. Begitupun denganku yang mulai dapat beradaptasi dengan mereka

Caca dengan sifat konyolnya selalu meramaikan hari-hari kami di sekolah. Kadang dia berubah jadi cuek bila pelajaran fisika berlangsung, rasa kantuk dengan cepat menyerangnya. Siapapun yang mengganggu akan kena ucapan pedas dari mulut caca.

Mayra, yang memiliki nama lengkap Mayra Aprilia dengan gaya tomboynya dia masih terlihat cantik. Tapi di balik semua itu mulutnya yang cerewet dan berbicara selalu frontal mampu membuat siapapun di dekatnya merasa percaya diri untuk melawan ketakutan. Bad habit yang di milikinya selalu bernyanyi di saat mata pelajaran apapun berlangsung sehingga membuat konsentrasi orang yang sedang belajar terganggu oleh suara cemprengnya

Dan aku sendiri, yang masih malu-malu saat di kelas tak pernah banyak menunjukkan sifat asliku yang sebenarnya
Ada saatnya mereka tahu dan semuanya butuh proses seiring berjalannya waktu



♧♧♧♧♧♧♧♧

Adolescent SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang