Chapter 12

1 0 0
                                    

"Allahu akbar, Allaahu akbar.."

Suara adzan A'shar berkumandang memerintahkan umat muslim untuk menunaikan kewajiban sholatnya. Namun sepertinya ke empat gadis yang berada di ruangan kedap suara ini tidak mendengar sama sekali suara adzan, karena terkalahkan dengan suara musik yang sedang mereka putar.

"Lu jago juga ya fa". Puji Caca terkagum-kagum melihat fafa dengan lincahnya bermain Dj, Namun fafa tidak menghiraukan pujian dari Caca. Tubuhnya menghentak-hentak mengikuti irama musik

Tiba-tiba pintu bercat hitam itu terbuka, menampakkan seorang lelaki berperawakan tinggi. Terlihat gagah walaupun rambutnya sudah memutih

Mayra yang sedang bermain Dj yang di bimbing oleh Naura, Sepupu Caca. Dengan cepat mematikan alat musik itu

"Sudah waktunya sholat ashar". Ujar lelaki tadi yang masih mematung di ambang pintu.

"Iya dad". Jawab naura dengan patuh

Lelaki itu kembali pergi meninggalkan ruang studio favorite anak semata wayangnya yang sengaja ia sediakan di rumah ini dengan fasilitas-fasilitas yang bagus.

"Psstt!! Ayo.."
Mayra dan Caca mengikuti langkah Naura yang keluar untuk menunaikan sholat. Akhirnya fafa ikut bangkit dari sofa merah itu setelah menghelakan nafasnya, dan berlalu bersama mereka

"Masih jauh apa?!". Geurutu fafa dengan tertatih sangat lemas mengekori Mayra dan Caca menuju sebuah musholla yang di pandu oleh Naura tentunya, sebagai pribumi di komplek ini.

"Ck! Sabar dikit napa, jalan baru ngelewatin lima rumah aja ngeluhnya minta ampun". Geram Mayra dengan kesal

Fafa langsung bungkam mulut seraya mengerucutkan bibirnya. Naura yang melihat tingkah laku teman dari sepupunya itu tidak tinggal diam saja.

"Kita boleh gaul tapi kita gak lupa juga sama kewajiban kita". Ucapnya setelah menghampiri fafa yang berada di belakang Mayra dan Caca. Fafa diam

"Anak gaul itu yang tau kapan dia harus bergaul dan kapan dia harus melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim. Itu baru namanya gaul". Sambung Naura yang hanya di balas senyuman tipis oleh fafa

Lalu mereka beriringan memasuki sebuah musholla kecil yang terletak di sudut komplek perumahan sederhana ini yang bersebelahan dengan tempat peribadahan umat kristiani

"Kok di liatin kran nya? Ayo wudhu! Caca sama mayra udah pada di dalem noh, lagi selfie malah". Fafa mengikuti jari telunjuk Naura yang mengarah ke sebuah jendela besar tanpa gorden sehingga menampilkan Caca dan Mayra yang sedang asyik berpose di bantu gadis kecil untuk mengabadikan foto mereka yang nampak cantik dengan mukenna yang menutupi tubuh mereka.

-masih mending gue gak bisa wudhu, lha mereka selfie di dalem tempat ibadah. Gak malu apa sama Allah? Melebihi rasa malu yang gue rasain pas di tegur sama si Naura-

Setelah kepergian Naura, dengan asal fafa membasahi lengan, wajah, kuping, dahi, serta kakinya tanpa membaca doa dan urutan yang tertib. Yang terpenting bagian itu sudah terlihat basah seperti berwudhu, Lagipula tidak ada yang melihatnya. Hanya ada dia seorang diri di sini

●●●●

Berkali-kali fafa mengucek matanya, takut jika salah lihat orang atau hanya halusinasi. Tapi ini memang benar, itu beneran dia yang selalu mengganggu dalam pikirannya

Fafa duduk memojok di antara pembatas tempat sholat pria dan wanita menguping suara yang mengalun begitu merdu bagaikan syair bahasa arab

Idzaa waqo'atil waaqi'ah
Laisa liwaq'atihaa kaadzibah
Khoofidhorurrofi'ah

Adolescent SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang