Chapter 7

1 0 0
                                    

Suasana pagi hari yang cerah, fafa manfaatkan pagi ini untuk joging bersama adiknya, Ahzam. Mereka berlari-lari kecil mengitari kompleks perumahan

Ahzam menunggu fafa yang masih tertinggal jauh, sepertinya kakak perempuannya itu sedang melamunkan sesuatu sampai larinya seperti siput, lamban sekali. Kadang ahzam menggeram kesal karena berkali-kali ia harus menunggu fafa.
Akibat ketidak konsentrasiannya tiba-tiba fafa menabrak seseorang yang sedang melintas di belokan blok perumahan

Dughh

"Shh, gimana sih. Kalo jalan pake mata dong!". Ucap salah seorang yang di tabrak oleh fafa, sambil memegangi pelipisnya

"Sorry". Balas fafa singkat, lalu matanya beradu pandang dengan seorang lelaki memakai baju tanpa lengan berbahan licin warna biru tua dan celana training panjang hitam sedang menenteng bola basket

"Lu anak baru di kelas VIII-C itu kan?". Fafa mengangguk

"Lu tau?"

"Iyalah, gua bias anak kela---". Ucapan lelaki itu terpotong karena teriakkan yang harus memaksa fafa segera pergi

"Kakak cepetan lama banget sih!!". Teriak ahzam yang sudah keki menunggu fafa terlalu lama.

Fafa pergi begitu saja meninggalkan bias dan mengabaikan uluran tangannya
Akhirnya bias hanya tersenyum gamang seraya mengalungkan tangan yang tadinya untuk bersalaman jadi menggaruk tenguknya yang tidak gatal

"Malah pacaran!! Aku aduin ya ke bang azlan". Ahzam mengerucutkan bibirnya mirip dengan bebek, fafa yang baru saja menghampirinya menatap ahzam dengan tatapan -Jangan Macam-macam lu-

"Ayok ah kita pulang". Kakak beradik itu lari kecil beringingan menuju rumah mereka

Sekitar jarak 10 meter lagi menuju rumahnya, fafa melihat laki-laki yang ditaksir sebaya dengan usianya sedang berdiri di depan pintu rumahnya. Berkali-kali tangannya memencet bel namun tak ada yang membukakan pintu untuknya

"Itu siapa kak?". Ucap ahzam seraya mendongakkan kepalanya melihat wajah fafa yang lebih tinggi darinya. Fafa hanya mengedikkan bahunya dan menggandeng tangan ahzam kembali

"Nyari siap--a yaa". Tanya fafa dengan menggntungkan kalimatnya

Tuhan
Dia ada di sini, mimpikah aku?
Jika iya, jangan bangunkan aku
Sampai aku merasa puas
Melihatnya berada di sini

"Saya sedang mencari kak azlan, apa ini benar rumahnya?". Tanya balik lelaki itu setelah membalikkan tubuhnya menghadap fafa.

Fafa merasa kikuk di tatap seperti itu, lantas tubuh lelaki yang di depannya lebih tinggi dari tubuhnya.

"I--iya benar, tapi bang azlan lagi gak di rumah". Jawab fafa kikuk, matanya melirik ke sana-kemari kecuali melihat wajah lelaki itu

"Baiklah". Lelaki itu melangkahkan kakinya menjauh dari rumah fafa tanpa berpamitan atau menitipkan salam untuk azlan yang menurut fafa hanya sekedar basa-basi mengobrol dengan gadis cantik seperti dirinya, namun sepertinya lelaki itu memiliki sifat yang berbeda dengan lelaki lainnya yang sering fafa lihat.

"What the hell, ngomong apa kek biar dapet kesempatan ngobrol sama gua. Jarang loh dapet kesempatan emas kek gini dari bidadari secantik gua". Fafa ngedumel sendiri memasuki rumahnya yang di ikuti oleh ahzam di belakang yang jijik mendengar dumelan kakaknya

"Mau banget ya di sapa sama kakak ganteng itu?". Ledek ahzam seraya terkikik geli

-mau bangetlah lu aja yang cowok demenkan sama dia, apalagi dua dek!-

Adolescent SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang