Tak terasa, 2jam lecture pun usai. Karin dan Audrey pun menuju ke gerbang kampus C, menunggu jemputan masing-masing
"Rin, kamu beneran dijemput Javier?" tanya Audrey
"Katanya sih, Dey. Dari sini gue bisa liat kata-kata mas Don Juan itu bisa didengar atau engga." jawab Karin santai
"Lo nungguin Carmi, Dey?"
"Iya nih,Rin."
Tiba-tiba, mobil Javier pun berhenti di depan gerbang. Javier pun turun dari mobilnya lalu mengulurkan tangannya
"Vamonos, hermosa."
*vamonos = let's go / ayo"Hei, Don Juan! Berani sekali kamu ya mengajak Karin pulang bareng kamu! Jaga baik-baik ya adik manisku ini! Kalau tidak, awas kamu Vier!" canda Audrey
"Hahaha, yasudahlah. Izinnya yah, mbak Audrey Balweel." ejek Javier
"Bye, Dey. Hati-hati lo, jangan ditabrak semut!" ucap Karin sambil melambaikan tangannya ke Audrey lalu menggenggam tangan Javier
Didalam perjalanan, mereka tidak banyak bicara. Namun tiba-tiba, Javier pun mencairkan suasana hening tersebut.
"Kamu ga cuma cantik di foto, cantik aslinya pula yah?" ujar Javier dengan serius, disusul dengan senyumannya yang menunjukkan gigi ginsul dan lesung pipitnya yang sangat manis.
"Kamu juga nih, hehehe. Makasih ya." jawab Karin tersipu malu
"Karin Michelle Claudia, namamu juga secantik orang yang memilikinya. Pasti artinya juga bagus."
"Karin Michelle Claudia artinya dewi suci yang lemah."
"Lemah?"
"Iya, lemah. Kalau arti Javier?"
"Javier berarti terang/bright. Tapi kamu nampaknya orang yang tegar juga? May I know more about you? Kamu pernah pacaran?"
"Pernah. Dan aku terluka banget." jawab Karin lalu menundukkan kepalanya
"Lalu itu alasanmu mengapa kamu belum berpacaran?" tanya Javier secara halus
"Bukan. Aku masih belum menemukan yang pas sih. Hehe"
"Ohh.. Mungkin sebentar lagi. Hehe. Kamu kenapa milih major sastra? Soalnya kan stereotype anak sastra itu selalu dicap 'ga punya masa depan'?"
"Hehe I wish. Iya nih, aku suka sama sastra, aku suka buat puisi, buat cerita,something like that lah. Kamu arsitektur, bukan? Pasti kamu pinter banget. Hehe aku suka cowok yang pinter, bisa membimbing aku nih! Hehe"
"Oops." ucap Karin merasa keceplosan pada bagian 'aku suka cowok pinter'.
"Hahaha iya. Aku suka desain rumah sejak kecil. Dulu papaku sering beliin aku buku gambar dan aku sering gambar rumah-rumahan dan papaku bilang desainnya bagus. Sejak itulah aku menyukai hal-hal yang berkaitan dengan arsitektur. Tapi aku rasa tujuanku memilih jurusan arsitektur belum lengkap, namun sekarang sudah lengkap."
"Apa tujuanmu yang baru sekarang kamu temukan itu?"
"Iya. Tujuan yang baru kutemukan dalam memilih jurusan arsitektur adalah aku ingin membangun sesuatu."
"Sesuatu? Apakah itu?"
"Membangun rumah impianku bersama mu, hermosa." jawab Javier tersenyum malu
"Hahaha! Kamu punya selera humor yang bagus juga."
"Kamu tau, Rin, kita memang baru saja mengenal satu sama lain, tapi aku sudah merasa nyaman bersamamu." ucap Javier sambil mengusap pipi Karin.
Jantung Karin pun berdegup kencang pada saat tangan Javier mendarat di pipinya. Ia merasakan kehangatan dari tangannya yang seketika membuatnya nyaman sekali layaknya terbang ke Cloud 9.
"Aku juga merasa seperti itu." tutur Karin tersipu malu
"Ah, ini dia pamphlet nya.. Perumahan Greenfield's Mansion.. Disini tempat tinggalmu bukan? Wah, waktu terasa berjalan begitu cepat bersamamu!"
"Iya, disini. Aku turun disini aja deh, Vier. Makasih banyak ya, Vier." ucap Karin berterimakasih lalu membuka pintu mobil yang dengan seketika dicegat Javier.
"Kamu tidak akan kemana-mana. Aku harus mengantarmu sampai kerumahmu. Aku juga ingin tau yang mana rumahmu." pinta Javier
"Baiklah."
"Ini rumahku,Vier. Baiklah, makasih banyak udah mau nganterin aku pulang ya Vier, sorry ngerepotin. Hehe"
"Ga ngerepotin kok, anyway, jangan lupa ya, Senin di Café La Senza. Hehe. Pamit dulu ya, Rin. See you on Monday morning."
"Okay, be careful on the way Vier!" ucap Karin sambil melambaikan tangannya
"Gracias, hermosa! Adiós!"
*Adiós = sampai jumpa.Javier pun melambaikan tangannya lalu masuk kedalam mobilnya.
Karin pun menuju ke pintu rumahnya. Ternyata mamanya sedari tadi telah mengintip Karin dengan Javier dari jendela disebelah pintu utama.
"Siapa tuh Rin? Kok ga disuruh masuk? Cie, pacar kamu ya Rin? Akhirnya anak mama punya pacar lagi. Ganteng juga ya!" tutur mama Karin, Irene, sambil tertawa
"Apaan sih ma, itu temennya Rin. Baru kenal juga. Namanya Javier, ma. Dia lagi buru-buru, makanya Rin ga nyuruh dia masuk."
"Oh gitu toh, tapi kelihatannya dia tanggung jawab banget ya, sampe-sampe anterin kamu pulang pas didepan rumah pula. Cari pacar yang gitu, Rin. Mama suka." ucap Irene sambil mengusap kepala Karin
"Haha iya ma, iya. Misi ma, Rin mau mandi dulu. Hehehee"
Karin pun menuju ke kamarnya. Ia pun dengan segera masuk ke kamar mandi dalam kamarnya. Ia merasa sangat bahagia meskipun pada pagi hari ia sangat kesal. Ia merasa ada yang berbeda dengan Javier. Ia merasakan kenyamanan dan kebahagiaan yang berbeda dengan Javier.
"Apa gue jatuh cinta ya?" gumam Karin sambil senyum-senyum sendiri
Karin pun memakai PJ's Paul Frank kesukaannya. Ia pun segera merebahkan badannya lalu memejamkan matanya. Ia sangat tidak sabar ingin segera memasuki hari Senin.
-------
StayStill for the next part, guys! Thank you for the votes/comments from the previous part, i love you guys lot❤️❤️
anyway, i would like to have some constructive feedbacks from y'all, and votes as well, hehehehee❤️
catch ya later guys!
-cinniech
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Still
RomanceKarin, seorang remaja yang awalnya tidak percaya dengan hal-hal yang berhubungan dengan cowok, mulai mencapai titik balik dalam hidupnya setelah Javier muncul di kehidupannya. Apakah hanya Javier lah yang mampu mengubah hati Karin? - prequel to Once...