Sejak aku mulai tinggal di rumah keluarga Oom Christian dari umur 15 tahun, aku sudah sangat sering memperhatikan Eldo. Orang nya sangat cuek, tampan, tinggi, putih, yang pasti dia sangat pintar. Tak menutup kemungkinan, kalau sejak aku kelas 1 SMA aku sangat sering minta bantuan Eldo untuk mengajari aku ulang apa yang telah di ajarkan guru di sekolah. Di sekolah, Eldo itu selalu juara 1 di angkatan kita. Aku sangat mengaguminya sejak dulu. Di rumah, dia sering sekai kulihat sedang membaca buku. Aku sih gak terlalu suka membaca buku. Aku lebih suka menggambar, menulis, dan lain lain. Daya ingat Eldo itu sangat kuat lho.
Malam kemarin, entah kenapa aku sangat sulit belajar. Saat aku mau ke kamar sebelah, minta bantu ajarin tapi ternyata itu sudah jam 11.53 malam. Aku pikir, jika aku mengetok pintunya sekarang, dia tidak akan membukanya karna sudah terlelap tidur. Jadi aku menutup bukuku lalu bergegas tidur di ranjangku. Tapi, sudah hampir jam setengah 1 mataku masih terbuka lebar.
"Pffftt, El.. kenapa masih gak bisa tidur sih?" Omelku kepada diri sendiri
Akhirnya, aku kembali bangun dan duduk di meja belajar. Aku mencoba buka buku Fisika. Tapi tetap saja tidak ada yang bisa aku cerna dalam otakku. Lalu, entah kenapa, tiba tiba saja tangankua mengambil selembar kertas dan sebuah bolpen. Dan tiba tiba, di otakku terlintas kata kata yang ingin aku sampaikan kepada Eldo.
"Hai Eldo!
Aku sangat senang bisa mengenalmu, sejak kelas 1 SMA itu. Aku sangat senang bisa tinggal di rumah mu.
El, kamu itu sangat tampan, pintar.. terimakasih kamu udah mau mengajari aku selama ini ya!
Emm, aku rasa, saat ini aku menyukaimu. Sejak kelas 1 SMA aku sudah mengagumimu. Sampai saat ini, rasa kagum itu kurasa berubah menjadi lebih serius. Apakah kamu mau menerimaku?"Ini agak gila ya. Mungkin ini memalukan. Tapi apa boleh buat. Tanganku menulis seperti ini. Hmm, dan ide gilaku keluar kembali. Aku akan memberikannya besok di sekolah. Ya! Aku yakin!
°°°
Saat pagi hari, aku bangun, dan duduk di meja makan. Aku duduk di sebelah Tante Sonia. Dan di seberangku adalah Eldo. Aku sudah sangat siap untuk pagi ini. Aku sudah berpakaian rapi, dan sudah siap dengan apa yang akan aku lakukan, yaitu memberi surat itu kepada Eldo.Pagi ini, Tante Sonia sudah menyiapkan sarapan Kimchi dan Bulgogi. Ya, makanan yang sudah tidak asing lagi di Indonesia sekalipun.
"Ayo Elise, makan yang banyakbya, supaya nanti di sekolah gak kelaperan." Kata Tante Sonia.
"Iya Tante, makasih hehe"
Saat sedang makan, Eldo tetap saja membaca koran. Huhh dia ini memang kutu buku. Aku saja gak betah megang buku sampai berjam jam.
Tak lama kami semua sudah selesai makan, aku dan Eldo segera pamit berjalan ke sekolah. Kami sudah tidak di antar sejak kelas 1 SMA semester 2. Karna kami rasa, sekolah memang tidak terlalu jauh. Kecuali Elmo. Karna masih kecil, Elmo selalu di antar jemput oleh Tante Sonia atau Oom Christian.
Selama perjalanan, aku hanya berjalan di samping Eldo dengan jarak yang lumayan jauh. Ya, itu karna Eldo sikapnya sangat dingin sekali. Jadi untuk mendekatinya lumayan susah.
Sesampai di kelas Eldo langsung menaruh tas, di meja pojok kelas paling belakang. Karna kami semua di atur duduk di kelas sendiri sendiri, jadi aku mengambil tempat duduk di sebelahnya. Ketika duduk, Eldo langsung mengambil sebuah buku dan membacanya, sementara aku membuka tas yang aku masih pangku dan mengeluarkan surat yang semalam aku buat. Lalu aku memanggilnya.
"Eldo..." sambil dengan wajah yang agak ragu ragu
Eldo pun melirik ke arahku, lalu aku memberikan sepucuk surat itu padanya."Apa ini?" Tanya Eldo sambil membolak balikkan surat itu
"Baca aja deh hehehe"
"Emm aku baca nya tar aja boleh ya?"
Aku mengangguk anggukkan, sambil tersenyum lebar. Lalu Eldo pun menyimpan surat kecil itu ke dalam saku baju nya lalu kembali membaca buku.
°°°
Saat istirahat, seperti biasa aku, Jessica dan Tashia selalu duduk di lobby sekolah.
Saat itu aku merasa gelisah sekali, karna kejadian tadi pagi.. rasanya aku ingin pulang saja. Tapi ini baru jam 4 sore sementara seperti yang kita tahu, program sekolah Korea itu masuk jam 10 pagi dan pulang jam 8 malam. Aku sangat gelisah sekali. Aku berpikir terus, apa dia sudah membaca surat itu? Apa ekspresinya? Apa dia akan membalasnya? Jika dia membalas, apa yang akan dia tulis ya? Haduh! Aku gelisah sementar teman di kiri kanan ku ini malah asik baca komik dan denger lagu Barat.Tidak lama, dari tangga turunlah Eldo yang hendak berjalan ke kantin yang berada di lorong kanan dari lobby itu. Aku terkejut lalu aku langgaung membalikkan badan seketika, tiba tiba saja lututku menabrak sikut kursi.
"AUUWWW" triakku keras sambil memegang lututku.
Bahkan ketika aku berteriak, Jessica tidak mendengar sekalipun dia di sebelahku karna ia memakai earphone. Tashia terkejut, lalu menutup komiknya dan menaruhnya di depan meja.
"Kamu kerana El? Kayaknya hari ini lagi gelisah banget sampe lutut kamu lebam tuh.." ucap Tashia
"Kamu kenapa?" Tiba tiba saja ada suara laki laki yang membuat jantungku sepertinya jatuh dari ketinggian. Itu adalah suara Eldo! Aku dengan cepat menutup mulutku karna terkejut, lalu dengan perlahan dan wajah ragu ragu membalikkan badan melihat Eldo.
"E-eng-engga apa apa kok hehehe"
"Owh, ngomong ngomong suratnya udah aku baca, tar di rumah aku kasih ya." Kata Eldo lalu pergi
Mataku melotot, dengan wajah yang gugup. Entah aku harus bagaimana. Rasanya senang, takut, gugup, bagaikan di ombang ambing, lalu terbang di angkasa.
Tiba tiba saja Jessica melepas earphonenta itu, dan bertanya"Ada apa sih ini? Kok kamu berdiri segala El? Kamu juga Ta, tumben tumbenan gak baca komik?" Tanya Jessica
"Ya elah Jes, daritadi kamu kemana aja? Aku daritadi tuh baca komik tauu, terus si Elise kakinya kejeduk sikut kursi, liat nih lututnya lebam...
Eh ngomong ngomong, kok tadi aku denger ada kata surat ya El? Atau jangan jangan, kamu udah nyatain perasaan kamu yaa?? Hahaha"Lalu aku duduk dan mengangguk sambil muka tersenyum lebar dan perasaan yang ingin berteriak.
"Apa? El, kamu udah ngasih surat wahhh kayaknya bakal ada lampu hijau nih nanti malam di rumah"
°°°
Pukul 8.32 malam, aku akhirnya sampai juga di rumah.. fiuhh rasanya melelahkan.. lalu aku masuk ke kamar, berhubungan di sebelah kiriku adalah kamar Eldo, aku penasaran dan mengintip dari jendela balkon. Apa Eldo sedang membacanya kembali? Atau menjawab suratku. Ahh tapi ya sudahlah.. aku pikir dia juga akan menjawabnya suatu saat nanti..Saat aku membuka pintu kamarku dan berbelok ke kanan karna mau ke kamar mandi, tiba tiba saja ada yang memanggilku dari sebelah kiri, tepat di depan pintu kamar Eldo.
"Elise"
Lalu Eldo menghampiri aku. Lalu ia merongoh kantong celananya dan mengeluarkan surat yang berikan tadi pagi di tambah ada selipan kertas kecil. Dengan gembira aku mengambil surat itu dari tangannya.
"Apa kamu membalasnya?" Tanyaku sambil tersenyum.
"Ya" jawabnya singkat
Dan ketika aku membuka itu, tiba tiba saja ada hal yang membuat aku ingin menangia berteriak...