6 - First Kiss

51 6 1
                                    

"Lakukan jika kamu bisa." Kata Eldo singkat

Dan tiba tiba saja wajah Eldo mendekati wajahku. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Aku tidak bisa melihat wajahnya karna terlalu dekat. Aku juga tida mundur karna aku sudah sepenuhnya bersamda pada tembok samping restoran.

DORR DORRR DORR!!!!

Tiba tiba saja kami terkejut dengan suara keras itu dari jalan besar. Tak lama kami melihat ada seorang yang terluka sambil berlari. Kami juga tak tahu ada apa ini. Aku bingung, panik, entah apa yang harus aku lakukan. Eldo melihat seorang yang terluka itu dengan melotot.

"Cepat kalian pergi! Ada seorang yang menggunakan pistol akan membunuh orang di sekitarnya!" Kata laki laki yang terluka itu pada kami dengan berbahasa Korea.

"Tapi saya tidak bisa meninggalkan Bapa dengan keadaan terluka seperti ini." Kata Eldo panik

"Cepat nak cepat! Sebelum kalian menjadi korban selanjutnya! Biarkan saja Bapak mati."

"Elise, kamu cepetan masuk ke restoran! Aku bakal urus ini." Perintah Eldo padaku.

"Tapi kalo kamu ada apa apa gimana? Aku gak mau kamu kenapa kenapa"

"Cepetan El! Aku gak akan kenapa kenapa kok. Cepetan! Pecaya sama aku oke?" Tegas Eldo sambil memegang kedua pundakku

Dengan muka cemas aku mengangguk dan ketika aku baru saja melangkah satu kali, tiba tiba di depan jalan kecil sudah ada pria yang tidak terlalu tua, dengan muka yang sembab sedang mengarahkan pistol nya pada kami. Aku tersentak lalu diam kaku tak bisa apa apa.

"Cepat lari! Biarkan Bapa di sini! Selamatkan nyawa kalian!" Kata Bapa tua itu pada kami.

Dengan sigap, Eldo menarik tanganku lalu kami berbalik dari pria berpistol itu. Kami berlari melewati jalan jalan kecil di situ. Aku terus melihat kebelakang, aku melihat pria berpistol itu terus mengejar kita. Aku bingung, ada salah apa kami ini sampai sampai kami di kejar kejar. Saat aku kembali melihat ke depan, aku teringat untuk menelepon polisi. Ya polisi.

"Eldo, aku mau telpon polisi." Kataku sambil terus berpegangan tangan dengan Eldo dan terus berlari kencang.

"Hati hati. Kamu bisa kan nelpon sambil lari?"

"Harus bisa." Kataku singkat. Sambil berlari aku memasukkan tangan kiriku ke kantong rok mencari handphone ku karna tangan kanan ku terus bergenggaman keras dengan Eldo.

Akhirnya dapat! Aku langsung menghidupkan layarnya, dengan perlahan aku menekan nomor telepon polisi. Lalu meneleponnya. Sambil berlari aku terus melapor pada polisi, dan memberi tahu lokasi kami. Seusai menelepon, aku terus melihat handphone lalu menghidupkan GPS agar, polisi bisa melihat posisiku dan mengejar pria berpistol itu.

"Siap siap loncat El!" Kata Eldo ketika melihat kursi di depan

"1 ... 2 ... 3 ..." kami menghitung dan loncat bersama. Berhasil! Kami herhasil melompati kursi itu lalu kembali berlari

Aku melihat ke kana ternyata Eldo sedang melihat ke belakang untuk memastikan posisi pria berpistol itu. Dan tiba tiba,

BRUKK

Suara keras itu terdengar dari belakang. Tangan Eldo menahan aku untuk tidak berlari lagi. Ternyata pria berpistol itu tabrakan.

"Hah.. hah.. haha.. hah.." tawa Eldo sambil ngos ngos-an dan menopang tangannya di lututnya

"Ihh Eldo!! Cepetan kita cari tempat persembunyian!!" Kataku sambil menarik narik lengannya.

Ketika Eldo kembali berdiri tegak, tiba tiba saja Eldo kembali melotot, lalu menarikku ke dalam rangkulannya. Aku terkejut ketika aku di peluknya, lalu dia memutar tubuhnya untuk membelakangi si pria berpistol itu.

Love In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang