12. Hari misterius

56 3 1
                                    

Aira berjalan keluar menuju meja kecil di taman rumah Bryan.

Bryan mengikutinya di belakang. Membawa beberapa snack yang dibawanya untuk Aira.

"Makasih udah dateng" ucap Bryan meletakkan snack itu di meja. Sambil melihat wajah Aira yang tampak mempesona malam itu.

"Sama-sama..." jawab Aira pelan memperhatikan Bryan yang masih berdiri di hadapannya. "Kenapa masih diri? Duduk, jangan diri aja.. gaenak gue"

Bryan tertawa kecil dan duduk berhadapan dengan Aira.

Canggung.
Mungkin...

Jantung mohon, jangan berdegup kencang untuk saat ini, ucap Aira dalam batinnya.

Keheningan benar benar terjadi saat itu.
Bukan karena Bryan yang malu, namun sebaliknya. Pipi Aira tampak merona, layaknya warna tomat. Merah.

"Eh, pipi nya udah merah tuh, kok sampe merah gitu? Emang... gue seganteng apasih?"

Aira tertawa kencang.

Tawanya terhenti saat Bryan menutup mulut Aira saat ia tertawa puas.

Kan, jantung... mohon tahan ya... kali ini aja..., ucap Aira dalam batin sekali lagi.

"Wihh... jantungnya udah ngga kuat ya?" tanya Bryan mengerjai Aira

Bukan gitu, tapi tolong jangan bersikap sesuatu yang bakal bikin gue salah tingkah gini..., batin Aira berkata lagi.

"Ini snack nya dimakan" Bryan memberikan piring penuh dengan snack yang Aira sangat amat suka.

"Engga ah, entar gend-"

Perkataan Aira terpotong saat seseorang dengan suara lantang datang menghampiri mereka berdua.

"Wisss, berduaan ajaa ya disini!"

Ah... dia lagi...

Jason menghampiri mereka berdua di taman itu.

"Eh, Kenapa Jas? punya lo mana nih?" ucap Bryan meledek

"Gue lagi nunggu, manis orangnya, manja lagi" jawab Jason melirik Aira sekilas

Kedua mata Aira dan Jason bertemu di satu titik. Bryan menghiraukan kontak mata yang mereka berdua buat.

Tatapan itu penuh makna, dan gue tau sekarang.

"Jadi, lo mau gabung sama kita atau sama yang lain?" tawar Bryan to the point

Jason melihat situasi pada saat itu. Memang kurang tepat, tetapi karena dia tidak dekat dengan semua tamu yang datang, jadi dia memilih untuk bergabung. Jason mengambil dan meletakann sebuah kursi di samping Bryan.

Tujuannya?
Biar bisa melihat Aira juga. Sama seperti Bryan.

Dua makhluk tampan di depan Aira saat ini sedang melihatnya tajam. "Bisa ngga sih liatnya tuh ngga usah serem gitu.."

Bryan dan Jason melihat satu sama lain.

"Gue?" tanya Jason menunjuk dirinya.

Aira berdeham.

"Siapa yang liatin lo sih, ngga usah geer gitu deh..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fallin Love in 2 HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang