Sweet moment

4.6K 149 17
                                    

Entah sadar atau tidak,alanna hanyut dalam pelukannrevan yang memabukkan dan malah makin memeluk revan erat seakan takrela membagi pelukan itu pada siapapun.ah ini semua terasa benar.

"Kau merindukanku juga?" Revan membuka suara masih tetap memelukku,rona merah pun muncul dipipiku dan kumohon jangan lihat ini.

Aku mengangguk,rasanya tuh kayak bener-bener kangen gitu deh om mesum sama kamu HAHA oh no,ternyata benar kata sahabat bodohku itu aku sudah jatuh cinta sama om-om ini.

"Sangat,aku sangat merindukanmu" balasku jujur,enggg tunggu ALANNA? masa bodoh aku hanyut dalam sikon ini tau.dia melepaskan pelukannya dan menatapku dalam diam sambil menunjukkan senyum manisnya.

Aku menatapnya tanpa malu-malu "apa?emangnya aku salah?" Kataku lagi,dia hanya menggeleng kecil dan kembali memelukku dengan sayang "jangan melakukan hal bodoh lagi gadis kecil,kau benar-benar membuatku gila" balasnya sambil mengelus dan menghirup aroma rambutku" katanya dengan nada yang lucu,aku tertawa.

"Aku gakpernah ingat kalo kamu waras" balas alanna tertawa dalam pelukannya.

Gaktau udah berapa lama aku sama revan dalam posisi saling memeluk gini,terdengar teriakkan ibu-ku dari bawah menyuruh kami berdua untuk turun karna sudah waktunya makan siang.

"Revan kenapa kamu gaajak mama kamu kesini?ibu jadi sendiri deh kalian mah sibuk mesra-mesraan kan" celoteh ibu kepada revan,revan menanggapi dengan senyuman "nanti saya ajak mama kesini ya bu,soalnya hari ini khusus buat nemenin alanna saja" balasnya sambil terkekeh.aku melotot kepadanya.

"Pasti alanna centil ya sama kamu van?" Tanya ibuku lagi,duh ibu pertanyaan macem apa sih.bukannya belain malah malu-maluin anaknya sendiri.

Lagi-lagi revan tertawa kecil,astaga senyumannya ganteng banget sih kamu revan,gimana aku gak makin cinta kalo begini.

"Dia bilang tadi kalo dia kangen banget sama saya bu" balasannya yang langsung mendapat pukulan dibahunya,enak aja!kan tadi dia yang bilang kalo dia sendiri yang kangen aku!walaupun akunya juga sih hehe.

"Tuh kan tuhkan!kalian persis sama kaya ibu dan ayah waktu dulu deh" histeris ibuku,aish apasih ibu. "Yaudah yuk kita makan" ajak ibuku dan kita bertiga makan dengan celotehan ibu dimeja makan.

"Bu abis ini saya mau ajak alanna keluar,apa boleh?" Tanya revan sehabis meneguk habis air mineral "silahkan aja dari pada dirumah ngerepotin" jawab ibu sambil tertawa,tuh liat ibuku emang super lebay banget.

"Ih ibu,ntar kalo aku gaada aja suka nyariin huh" balas alanna,revan hanya tersenyum mengahadapi dua insan yang tingkahnya hampir sama ini.

Setelah alanna rapih dan taklupa mereka pamit kepada ibu alanna sebelum pergi "bu saya pergi dulu ya" kata revan sopan sembari salam keibuku "iya van jangan malem-malem ya kalian!" Jawab si ibu.

"Kita kerumahku dulu,aku tidak mungkin jalan dengan baju seperti ini" katanya sambil fokus menyetir,padahal didalam hati alanna mau gimanapun bentuknya revan mau pake baju compang camping kek apakek tetap aja dia selalu terlihat tampan.

Bahkan aku tak berhenti memujinya,sial. "Ah bilang aja om mau tebar pesona" tetapi jawaban alanna malah berbanding terbalik sm apa yang ada dipikirannya.revan tidak menatapnya

"I'm not tapi kuakui aku memang tampan,kaupun mengakuinya anna" balasnya mengerlingkan matanya kepadaku,huh.

Taklama kita sampai dirumah revan,dan dia segera naik kekamarnya untuk mandi dan ganti baju aku menunggunya diruang tamu,rumahnya sepi sekal.mamahnya pun tidak ada dirumah,hanya pelayan yang berlalu lalang disini dan itu membuatku ngantuk.

Dan akhirnyapun aku tertidur.

*Revan POV*

Aku selesai mandi dan mengganti semua pakaianku,dan segera turun untuk melihat bocah kecil yang sudah membuat hatiku terombang ambing itu sedang tertidur pulas dibangku ruang tamu.

Sial bahkan wajahnya bertambah cantik saat dia diam tertidur seperti ini,kurapihkan helai-helai rambut yang menutupi wajahnya dan mengecup dahi,hidung,dan bibir mungilnya itu,menggemaskan.

Bahkan aku sendiripun tak tahu sejak kapan aku mulai mencintainya,yang aku tahu adalah bahwa dia milikku.

Alanna mengerjapkan matanya,loh aku kok udah dimobil ya?perasaan tadi lagi tiduran diruang tamu revan deh,dia menatap kesampingnya dan melihat revan sudah mengganti bajunya.

Dia terlihat santai dengan jeans dan kaos polos,lihat badannya yang atletis duh.
"Hey pemalas bangunlah,aku kesepian menyetir seperti ini" katanya sambil tersenyum kearahku,aku menatapnya malas "kok aku tiba-tiba disini sih om?" Tanyaku.

"Aku tidak tega membangunkanmu,jadi kau kugendong ke mobil" jawabnya aku hanya membentuk mulutku menjadi huruf O. "Kita mau kemana sih?tumben banget ngajak aku keluar" tanyaku lagi,jangan salahkan aku salahkan mulutku yang takbisa berhenti bertanya.

Revan terkekeh "kau bawel sekali" heh tadi katanya dia kesepian gara gara aku tidur,giliran ngomong dibilang bawel,dasar udah om-om tapi masih labil aja!

"Kemarilah sini" aku menuruti peringahnya,dan dia mengecup dahiku.lihat wajahku sekarang,jangan bilang yea ini memang memalukan wajahku merah merona! "Aku suka menggodamu" katanya "kau memerah" katanya lagi,oh shut up revan.

Dan sekarang disinilah aku,bermain pasir dipinggir pantai yang sangat sepi dan indah,hanya ada suara ombak beradu,cerah birunya langit yang makin memperindah pantai.

Revan menghampiriku dan ikut duduk disampingku yang lagi mengubur kakiku dipasir. "Kau benar-benar bocah" katanya tanpa menatapku.

"Dan kau benar benar tua?" Balasku tanpa menatapnya juga,dia menoleh kearahku "kurasa usia kita hanya terpaut 10 tahun" jawabnya sambil tertawa,dan itu membuatku memunculkan senyumku juga.

Aku mengepakngepakkan pasir yang ada dikakiku sambil menikmati semilir angin yang sangat memabukkan. "Belajarlah mencintaiku karna aku tidak berniat melepaskanmu pada siapapun" katanya sambil menatap lurus kearah birunya air pantai.

Aku tersenyum mendengar perkataannya,berusaha memahami apa yang ia baru saja katakan.aku mengangguk pelan dengan senyuman dibibirku

"Kau terdengar seperti temanku yang terkena virus cinta" jawabku sambil tertawa "you are the one who make me like this baby" balasnya,dengan berani aku mengecup rahang kokohnya.dan mendaratkan kepalaku di dada bidangnya.what a beautiful day...

Tidak ada pertengkaran,hanya ada suasana romantis yang diciptakan oleh mereka sendiri.









HAI MAU MINTA SARAN DONG GIMANA MENURUT KALIAN CERITA INI?MEMBOSANKAN ATAU NGGASIH?JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT NYA YA HEHE😘

Always Been YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang