Pertemuan Kedua

39 6 1
                                    

Siang itu saat jam istirahat terakhir tiba Rea langsung menuju ke kelas XI MIA 1 untuk mencari Raffa yang akan memberinya hukuman atas kesalahannya di kelas tadi pagi.

Saat sampai di depan kelas XI MIA 1 dia mencari-cari dimanakah sang empu yang sedang dicarinya, lalu setelah beberapa saat celingak-celinguk akhirnya dia memberanikan dirinya untuk bertanya pada seorang lelaki -Temannya Raffa-.

"Emh... Permisi kak?" Katanya membuka pembicaraan.

"Iya? Ada apa ya?"

"Temen sekelasnya Kak Raffa ya?"

"Iya, kenapa?"

"Kak Raffa kemana ya?"

"Mau ada apa?"

"Nggak, tadi soalnya aku mau ketemuan sama Kak Raffa"

"Lo..... Apanya Raffa?"

"Ph bukan apa-apanya kok kak, emang Kak Raffa kemana ya?"

"Di ruang OSIS paling"

"Oh gitu ya? Kalo gitu makasih ya kak?"

"Iya, iya"

Setalah itu Rea langsung menuju ke arah ruang OSIS, entah apa yang dia pikirkan hingga mau repot-repot mencari keberadaan manusia tengil satu yang bernama Raffa itu.

---000---

Setelah sampai didepan ruang OSIS Rea mencari keberadaan sang waketos yang sedari tadi ia cari.

"Kemana sih itu waketos, katanya gue harus nemuin dia sebelum jam pulang sekolah lha ini istirahat tinggal 15 menit TU orang belum kelihatan" keluhnya.

Setelah lama menunggu didepan ruang OSIS Rea melihat Azka dan Dea keluar dari ruang OSIS, dna langsung saja bertanya dimanakah Raffa saat ini.

"Kak Azka, Kak Dea?" Sapanya.

"Emh... Iya, siapa ya?" balas Dea.

"Emh... Rea kak"

"Oh oh oh, Rea, iya ada apa ya Rea?"

"Mau ketemu Raffa ya?" Tanya Azka.

"Iya kak, Kak Raffa nya didalam kan?"

"Iya tuh Raffa didalem, mau di panggilin?"

"Nggak usah Kak, makasih"

"Iya, gue sama Dea kesana dulu yaa?"

"Iya Kak"

Lalu Rea memberanikan dirinya untuk masuk kedalam ruang OSIS.

"Permisi... Kak?" Sapanya saat masuk ke ruang OSIS.

"Iya, ada apa ya?" Tanya Rena selaku Sekretaris.

"Mau ketemu sama Kak Raffa" Jawab Rea.

"Fa, ada yang nyari lo nih" Panggil Rena.

"Eh lo, siapa nama lo tadi? Gue lupa" Balas Raffa.

"Rea Kak"

"Oh iya Rea, sini dulu duduk"

Lalu Rea duduk di kursi dengan didepannya ada seorang Raffa, siswa yang dikenal sebagai playboy kelas kakap *emang penjahat?* duduk menatapnya.

"Ganteng juga dia..."  Batin Rea.

"Apa'an sih ini setan masuk segala ke pikiran, dia itu nyebelin, bawel, playboy pula, lo nggak boleh suka sama dia, Rea. Inget lo nggak boleh suka dia." Batinyya lagi kali ini dengan disertai gelengan kepalanya.

"Nggak... Nggak boleh...!" Katanya.

"Lo kenapa? Waras kan?" Tanya Raffa yang merasa aneh dengan sikap Rea.

"Emh... Iya gue waras kok, terus kakak mau ngasih aku hukuman apa?"

"Ntar malem lo harus jalan sama gue"

"Jalan sama lo?!"

"Iya, lo harus jalan sama gue"

"Nggak!!! Nggak bisa gue sibuk!!!"

"Lo milih jalan sama gue apa nyanyi di tengah lapangan?"

"Nyanyi" Jawab Rea santai, yang langsung membuat Raffa membelalakkan matanya.

"Hah??"

"Iya gue lebih milih nyanyi, ok? Kapan gue nyanyi? Dan gue harus nyanyi lagu apa?"

"Ok, kalo itu pilihan lo, lo harus nyanyi besok waktu apel pagi dan nyanyiin salah satu lagunya Ed Sheeran"

"Ok, gue terima, makasih atas waktunya Kak, bye....."

Setelah kepergian Rea semua yang mendengar percakapan mereka tadi langsung tertawa terbahak-bahak....

"Huwahahahahaha........ Seorang Raffa ditolak adik kelas..... Huwahahahahaha" Ledek Reno.

"Diem lo Ren!!! Nggak lucu!!!"

"Lucu tuh buat kita" Balas Dara.

"Anjing lo semua!!" Umpat Raffa.

"Huwahahahahaha" tawa mereka semua pecah seketika.

"Lo temen apa musuh sih? Temen ganteng gini habis ditolak mentah-mentah malah diketawain"

"Karma buat lo, soalnya terlalu banyak mainin hati cewek" Ceplos Nanda.

"Gue cakep, wakil Ketos, pinter, kaya pula, ditolak ama adek kelas, bahkan gue ditolak sebelum gue ngibarin bendera PDKT"

"Lha kalo gitu gue setingkat lebih tinggi dari lo dong?" Tanya Reno.

"Kok bisa?" Tanya Raffa bingung dengan pertanyaan Reno.

"Lha gue Ketos, lo waketos, gue cuakep banget, lo cakep, gue puinter banget, lo pinter. See?"

"Anjing lo Ren" Bukannya marah pada Raffa karena telah mengatainya Anjing justru Reno malah tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Raffa.

"Gue beneran akan jadiin dia masuk ke dalam kisah gue selanjutnya" Lanjut Raffa.

"Gila lo Fa!! Lo nggak takut kena karma?" Tanya Devo yang sejak tadi hanya menjadi pendengar saja.

"Dia akan jadi cinta terakhir gue"

"Nggak yakin sama ucapan lo"

"Gue beneran akan jadiin dia yang ada di urutan terakhir gue, dia akan jadi My future wife"

Ternyata dibalik perkataan Raffa yang dilontarkannya ada orang dalam ruang OSIS yang sangat tersakiti oleh ucapannya barusan yang mengatakan kalau Rea akan jadi istri Raffa. Sakit hati, dan tidak ingin manjadi pengkhianat mungkin itulah yang dirasakan orang itu saat ini.

×××

WARNING!!! TYPO BERTEBARAN

EYD YANG KURANG BENER MOHON DIMAAFKAN.

TBC

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang