Terulangnya masa lalu

30 5 0
                                    

Entah kenapa aku langsung menjadi benci dengan seorang Rea, aku menyukainya tapi dilain sisi aku takut dia akan menyelewengkan jabatannya sebagai Ketos baru. Bukannya apa-apa tapi aku memiliki firasat buruk padanya, aku memiliki firasat kalau dia hanya memanfaatkan jabatannya untuk membalas dendam padaku.

"Fa!!" Sapaan itu menghilangkan segala lamunanku barusan.

"Apaan Ren?" Reno ternyata.

"Lo marah gak kalo misalnya gue juga jadiin inceran lo sebagai inceran gue?"

"Maksud lo?" Tanyaku tidak mengerti dengan apa yang ditanyakan oleh Reno.

"Yah.... Seperti yang ada dipikiran lo, Raff" aku langsung terdiam saat mengerti apa yang dimaksudkan oleh Reno.

"Lo.... Suka Rea?" Tanyaku, yang sebenarnya menjadi bom tersendiri bagiku.

"Maybe..." jawabnya aku hanya tersenyum miris mendengar Reno. Lagi-lagi seperti ini, mungkin kita akan selalu berada di satu hati yang sama, Ren. Begitu pikirku.

"Kaya gini lagi ya Ren?" tanyaku, yang aku yakin langsung dimengerti maksudnya oleh Reno.

"Sorry... Raff, gue selalu jadi penghalang disetiap hubungan serius yang lo jalani" katanya, aku hanya mendesah kesal kepadanya. Kalo aja lo bukan sahabat gue dari kecil, udah gue habisin lo, Ren. Kataku dalam hati.

"Itu perasaan lo, Ren. Dan... Gue gak berhak buat ngelarang lo, apapun yang terjadi gue akan terima, dia sama lo ataupun dia sama gue, gue akan terima. Tapi kelihatannya di lebih suka lo dari pada gue" balasku, entah kenapa aku merasa sangat sesak seakan ada yang meremas tulang rusukku hingga aku susah bernafas.

"Gue benci Raff" katanya lalu ia mendesah.

"Kenapa?"

"Gue benci saat gue harus rebut sesuatu yang lo miliki dan yang pastinya lo sayang banget sama sesuatu itu"

"Lo selalu seperti itu Ren"

"Sorry and thank's Raff"

"Buat?"

"Semua... Semuanya yang udah lo relain buat gue"

"Dia masih hidup Ren, dan sampai saat ini gue masih sayang dia, walaupun rasa dia buat gue cuma sebatas sahabat, gue sayang dia lebih dari dia sayang gue"

"Lo tau dia dimana Raff?"

"Di masih di New York Ren"

"Kapan dia balik?"

"Entahlah, gue masih dititik yang sama seperti 7 tahun lalu, gue gak pernah berubah. Gue brengsek Ren" Kataku, kini aku sadar suaraku mulai terdengar parau.

"Lo nangis Raff?"

"Hem?" aku belum sadar kalau aku meneteskan air mata, yang aku sadari hanya rasa bersalah yang sudah tertanam sejak 4 tahun tepat saat dia pergi dari hidupku dan Reno.

"Gue balik kekelas dulu Raff, mungkin lo butuh waktu, see you Raff" katanya lalu melangkah menjauh dari tempatku. Aku tau dia menyadari kalau aku butuh waktu untuk sendiri. Aku benci saat seperti ini.

Saat seperti ini biasanya muncul satu-persatu kebohongan baru, aku benci saat sahabatku berbohong padaku hanya demi seorang wanita. Bahkan Reno tidak mememinta pendapat ataupun memberitahuku rencananya untuk memberikan jabatan Ketos pada Rea.

Aku tidak marah, hanya saja tidak bisakah dia menghargaiku sebagai wakilnya? Tidak bisakah dia mengambil keputusan yang juga wakilnya setujui? Kenapa hanya mengambil keputusan hanya dengan satu pihak yang setuju? Kenapa?.

Saat aku berdiri ada seorang berlari yang langsung menabrakku, jelas seorang wanita tapi tenaganya sangat amazing kuatnya, aku langsung tersungkur dan dia jatuh tepat di atasku dan cupp.... Sialnya aku tidak sengaja mencium dahinya. Untung cuma dahi....

"Rea??"

"Lo??"

Setelah itu kami hanya diam saling menatap satu sama lain, cantik, tapi judes. Ini yang buat gue tertarik. Gue gak peduli semua siswa yang lihat, gue seperti benar-benar ingin deket sama Rea. Wajah merah padam dan ekspresi yang sangat menakutkan dia tunjukkan dan aku yakin sebentar lagi dia akan meledakkan amarahnya padaku karena mencium dahinya.

"Raffaaaaaa........." biasa dia manggil gue tanpa embel-embel kakak.

×××

Aduh.... EYD gue banyak yang salah.... Huhuhu maafkan daku readers....

Makasih buat yang udah ngasih vote dan gue lihat sejauh ini banyak yang menjadi silent riders. Thank's ya walaupun kalian nggak nge-vot ceritaku, seenggaknya kalian masih punya waktu buat baca sekilas ceritaku. Thank's juga buat para riders yang nge-vote tanpa kalian daku bukan apa-apa.

TBC

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang