Rahasia Memory Lama

43 5 0
                                    

"Mama pergi sayang...."

"Mamaaaaaa........... Mamaaaaaa..... Mamaaaaaa!!!"

-------------

"Mama...!!!" Teriaknya.

Kenapa?? Kenapa masa lalu itu kini datang lagi? Apa yang harus kulakukan? Aku merindukannya. Aku merindukan sosoknya, sosok yang selalu ada untukku. Dulu.

Kenapa Mama pergi? Kenapa Mama sama Papa pisah? Bukan kalian yang sakit, tapi aku. Kalian memang sudah tidak saling cinta tapi seharusnya nggak boleh berakhir seperti ini. Aku rindu sosok ibu. Ibu yang selalu membangunkan aku setiap pagi, ibu yang selalu meyiapkan sarapan untukku, ibu yang mengantarku kesekolah, ibu yang menyanyikan lagu dan menceritakan suatu kisah pengantar tidur.

Tapi.... Kenapa Mama pergi? Bahkan sampai saat ini aku tidak bisa menemukan Mama, aku ingin bertemu Mama walau hanya sekali saja, Papa selalu melarangku mencari Mama. Mungkin Papa tau itu hanya akan membuatku sakit hati dan pada akhirnya aku yang akan menderita dan Papa juga pasti akan menderita.

Aku ingat saat bertemu Mama di Mall beberapa tahun lalu tak lama setelah Mama meninggalkanku dengan Papa Mama terlihat bahagia dengan keluarga barunya. Bahkan Mama lebih terlihat bahagia dengan anak laki-laki yang duduk tepat disampingnya. Itu adalah terakhir kali aku bertemu dengan Mama, itupun karena tidak sengaja bertemu saat akan makan.

---000---

Aku terbangun karena mimpi itu lagi, aku menatap figura yang berisi foto Mama, Papa dan aku. Kami terlihat sangat bahagia tapi semua itu berubah saat Mama bertemu dengan Om Alan, semua berubah saat mereka menjalani hubungan gelap. Mama mulai sering pulang malam bahkan tak jarang tidak pulang, Mama juga jarang menyiapkan sarapan untuk Papa dan aku. Alhasil aku dan Papa harus bangun pagi untuk menyiapkan makanan sendiri.

Kini semua itu sudah berakhir, aku dan Papa sudah tidak menderita karena sikap Mama, tapi dilain sisi aku ingin mereka bersama lagi, aku ingin Mama dan Papa kembali seperti dulu. Seperti saat sebelum Mama mengenal Om Alan.

Aku membenci lelaki itu. Lelaki yang telah merusak keluargaku, keluarga yang menjadi sumber kebahagiaan kami bertiga telah hancur karena satu lelaki. Alan.

---000---

Pagi itu kulihat Papa tampak memanaskan salah satu koleksi moge miliknya. Papa memenag sangat menyukai moge. Terkadang Papa juga masih touring, walaupun usianya sudah memasuki angka 44 dia masih sangat terlihat muda, berwibawa, tampan, dan sangat pintar. Mungkin aku mewarisi sifat wibawa darinya, Papa bekerja didalam militer bukan sebagai tentara tetapi sebagai dokter bedah.

"Pagi, Papa..." Sapaku.

"Pagi peri kecilnya Papa..." Balasnya dengan penuh kelembutan, menggantikan peran seorang ibu.

"Ihhh..... Papa kok manggil Melia kaya gitu sih?" Tanyaku.

"Karena bagi Papa kamu tetap menjadi Melia kecil Papa bukan Rea remaja" Balas Papa sambil mengecup dahiku. Lalu aku membalas kecupan nya dengan pelukan hangat.

"Rea akan selalu jadi peri kecil Papa, Rea akan selalu menjadi Melia kecil Papa, yang bawel, manis, cantik, baik, dan imut" Kataku sambil melepaskan pelukanku dan menunjukkan senyum paling manis. Kurasa.

"Dan Papa akan selalu jadi Papa Melia kecil yang bawel, dan nggak akan ninggalin Melia, yang akan selalu jagain Melia"

"Papa harus janji itu sama Melia!"

"Papa janji, promise buat Melia"

"Mandi gih, bau badannya tuh...." ledek Papa, lalu aku memanyunkan bibirku, dan bukannya minta maaf Papa malah mentertawakanku.

Laluku tinggal saja Papa pergi ke kamar mandi, memang benar aku belum mandi pagi ini, kebetulan hari ini hari Minggu jadi nanti aku dan papa akan pergi jalan-jalan bersama.

---000---

Tak terasa hari Minggu sudah berlalu sangat cepat, saat ini sudah pukul 3 sore, Papa dan aku memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke mall. Aku dan Papa akan berbelanja bulanan dan berbelanja beberapa barang yang aku dan Papa inginkan.

"Pa?"

"Apa Mel?"

"Ke bagian buku dulu yuk......" Rengekku pada Papa.

"Kesana sendiri gih" Jawab Papa yang masih sibuk membeli bahan makanan.

"Papa...." Rengekku sekali lagi.

"Rea...??" Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku.

×××

Penasaran?? Tunggu lanjutannya, kalo bagus mohon Vomment ya...

Kalo typo bertebaran maklumi aja.

Judul sama ceritanya kalo nggak nyambung maafin Hayati ya.... Jangan timpukin Hayati....

TBC.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang