Pagi selanjutnya datang terasa sangat lama bagi Naruto yang tidak dapat tertidur semalaman. Hari ini ia harus menemui managernya dikantor, pasti orang itu akan mengomel karna ia tidak segera menyerahkan hasil tulisannya dalam jangka deadline yang diberikan.
Lagi pula ia sudah tidak tidur semalaman untuk mengejar deadlinenya, dan untuk melupakan sejenak masalalunya yang terungkit kembali. Dipikir enak, ketika orang yang punya masalalu buruk dipaksa mengenangnya lagi? Naruto tidak se-masocist itu.
Meninggalkan Sora yang masih terlelap diatas kasurnya, Naruto dengan tas punggung yang terlihat berat berjalan keluar dari gedung apartement.
***
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Amma Cherry present
"FLOWERS BOYS: Next Door (versi SasuNaru)"
Rating: T+
Warning:
AU, OOC, TYPO(S), MISS TYPO, GARING, SHO-AI, HAREM!NARU MAYBE, EYD tidak digunakan.
***
"Apa saja yang kau lakukan akhir pekan tadi?" seorang lelaki dengan wajah penuh tindikan, menatap setiap tulisan yang tercetak di kertas yang telah di sampul menyerupai buku. Ia menatap pada orang yang hanya diam saja ketika ditanya olehnya. Alisnya terangkat melihat pemuda pirang yang duduk di depannya justru melamun.
"Eh... Berhenti melamun!" lelaki bertindik itu melambaikan tangannya kedepan wajah Naruto yang memandang kosong kedepan.
Naruto tersentak. Ia segera memperbaiki posisi duduknya lalu memandang sang manager yang menatapnya datar.
"Maaf, Yahiko-senpai... Kau bicara sesuatu tadi?" Naruto dengan ekpresi tidak enak perasaannya membuat lelaki yang disebut Yahiko itu menghela nafas.
"Apa akhir pekanmu buruk?", Yahiko mengubah pertanyaan, sesuai dengan keadaan Naruto yang kurang semangat. "Dengar! Apapun yang kau alami, itu berpengaruh pada apa yang kau tulis disini, cerita disini menjadi sangat melow drama," ujarnya telak memberikan kritik. Jika biasanya sudah nampak suram, sekarang Naruto semakin suram. Siapa tau pemuda pirang itu mau bercerita, 'kan? Yahiko memberikan kritik agar Naruto tidak hanya ada pada dunianya saja.
"Mungkin aku terlalu terbawa suasana saja. Aku bisa memperbaiki ceritanya lagi, senpai!" Naruto sekarang merasa bersalah pada managernya yang terlihat lelah dengan lingkaran hitam dibawah matanya, surai jingga Yahiko juga terlihat lebih berantakan. Managernya pasti tidak pulang sudah berhari-hari dan hanya ada di kantor ini bersama editor lain tanpa mandi. Masih sempat Naruto memikirkan keadaan sampai kesana.
"Mana bisa begitu?!" Yahiko hampir menjerit dengan keadaannya yang semakin buruk. "Ini sudah tenggat waktu dan aku harus segera mengeditnya untuk siap terbit. Kau mau memperbaiki bagaimana?" ia putus asa. Tidak kah, Naruto harusnya kasian dengan keadaannya yang sangat berantakan ini. "Aku harus mengerjakan ini karna sudah bagus semua isi drafnya. Aku hanya harus menginap satu malam lagi untuk menikmati waktu minum kopi di caffe kesukaanku. Jadi kau silahkan pergi saja! Bersenang-senanglah?!", jelas maksud Yahiko bukan mengusir. Naruto memahami hal itu. Ia hanya ingin waktu istirahat yang sepertinya harus susah payah ia dapatkan.
Menghela nafas, Naruto berdiri lalu undur diri dengan ucapan maaf pada managernya. Ia memang sudah menerbitkan beberapa novel yang cukup laku dipasaran. Dan ceritanya sekarang ia justru terjebak di dalam drama yang ia tulis sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWER BOYS: Next Door(Versi SasuNaru)
FanfictionNaruto sudah hidup tenang dan tentram diapartemen kecilnya. Ia akan keluar jika perlu sesuatu dan berdiam dikamarnya sebagai editor. Tapi, seorang tetangga baru memaksanya kembali ke masa lalu. Sialnya Naruto tidak bisa menolak. Republish