My Senior

421 25 0
                                    

Murid pindahan itu adalah pria pertama yang terlihat menarik di mataku.

Senyumnya indah, tatapan matanya teduh, tawanya menyejukkan, dan tutur katanya begitu lembut. Semua itu terasa begitu menghipnotisku, membuat mata dan hatiku hanya terpaku untuknya. Aku merelakan jam tidurku berkurang hanya untuk datang lebih pagi, mengintipnya melewati kelasku dengan jantung berdebar - debar.

Ketika dia memergokiku menatapinya di kantin, dia tersenyum. Ketika dia memergokiku menatapinya di perpustakaan, dia tertawa renyah. Ketika dia melihatku salah tingkah melewatinya, dia terkekeh geli. Ketika aku melewati kelasnya dia menatapku dari jendelanya. Ketika dia melihatku menahan napas saat dia keluar dari ruang klub sore harinya, dia tertawa dan seolah bergumam, "Kau seperti ikan!"

Apa yang ada dalam dirinya selalu membuatku tersenyum senang, termasuk sepasang tangannya yang tampak lebar dan menenangkan itu.

Tangan itulah yang membuatku merasa sangat menyukainya--entah mengapa.

Aku selalu berkhayal bagaimana tangannya yang besar itu mengusap rambutku.

Aku selalu berkhayal bagaimana tangannya yang lebar itu mengelus pipiku.

Aku selalu berkhayal bagaimana tangannya yang besar itu memeluk pinggangku.

Aku selalu berkhayal bagaimana tangannya yang lebar itu mendekapku.

Aku selalu berkhayal bagaimana nyamannya berada dalam rangkulan tangannya itu.

Aku selalu berkhayal tentangnya, tapi aku tak pernah berkhayal tangannya yang besar, lebar, dan tampak menenangkan itu akan mencekikku seperti saat ini.

"Dengan begini, kau takkan membuntutiku lagi."

..::..

Ide absurd yang sayang dilewatkan ._.

Creepy Pasta, Urban Legend, and Short Horror StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang