4. Ajakan

121 9 1
                                    

Vanilla menjatuhkan tubuhnya di kasur king size nya yang empuk.

Seragam yang ia pakai masih melekat ditubuhnya dan sepatu yang masih menempel di kakinya.

Saat ia ingin menutup matanya tiba-tiba suara ketukan pintu menginterupsinya.

Toktoktok

"Van" kak Vika memanggilnya. "Van buruan mandi kita makan gue tunggu di bawah" seru kak Vika.

Vanilla menghela nafasnya pelan.

"IYA KAK BENTAR LO TUNGGU AJA DI BAWAH" seru Vanilla berteriak.

Vanilla segera beranjak dari tempat tidur dan mengambil handuknya masuk ke kamar mandi.

"Hai kak" sapa Vanilla kepada kakak"nya saat sudah duduk di meja makan.

"Hai Van" jawab kakak Vanilla serentak.

"Lo kenapa baru pulang dari mana aja?" tanya kak Viko kepada Vanilla.

"Gak dari mana" cuma dari rumah Sania" ucap Vanilla sambil menyendok nasi ke piringnya.

Kak Viko hanya ber-oh-ria.

***

Vanilla berjalan melalui koridor kelas XII menuju kelasnya.

"Hai Vanilla"

"Halo Vanilla"

"Hai Vanilla sendirian aja nih mau abang temenin ga"

"Hai Vanilla mau ke mana? Mau ke kelas ya mau abang anterin gaj?"

Sapaan serta godaan dari anak kelas XII tersebut terdengar di telinganya yang hanya di hiraukan olehnya.

Vanilla sudah duduk di bangkunya dan ia segera memasukkan earphonenya ke telinga dan segera memutar lagu yang ada di handphone nya.

Saat sedang mendengarkan lagu di earphone Vanilla merasakan ada yang duduk di bangku sebelahnya, ia menoleh  dan mendapati Lili yang duduk di bangku sebelahnya.

"Heh gue cariin dari tadi ternyata lo malah di sini" kata Lili. "Anak" udah pada di kantin ayo ke kantin" ucap Lili sambil menarik lengan Vanilla.
"Ck, sabar bisa pelan gak si" ucap Vanilla sambil berdecak.
"Maap maap" ucap Lili sambil cengengesan.
"Ayo buruan" ajak Vanilla.

"Itu Vanilla" tunjuk Cikka ke arah Vanilla saat ia memasuki area kantin.
"Hai" sapa Vanilla kepada teman" nya.
"HAI VANILLA" ucap semua serentak.
"Hai bebeb kok baru dateng" seru Gabby.
"Kenapa kangen ya?" tanya Vanilla.
"IYA GUE KANGEN SAMA LO" seru Gabby kencang membuat suasana kantin heboh.

Pletak

Clara menjitak kepala Gabby.
"Heh ga usah teriak" pengang kuping gue" ucap Clara.

"SAKIT BEGO!" ucap Gabby.

"Et udah" bacot amat" sela Vanilla.

"Eh Van gue mau bilang sesuatu nih penting banget" ucap Sania serius.

"Ah masa penting" amat" canda Vanilla.

"Gue serius" ucap Sania kesal sambil memasang muka datar.

"Iya iya mau ngomong apaan?" tanya Vanilla.

"Gue semalem dapet sms dari si Gaga katanya dia ngajak lo ketemu di cafe yang kemaren dan katanya mau ada hal penting yang di omongin" jelas Sania.

"Ngajak ketemu di cafe yang kemaren kita ketemu dia?"

"Ada hal penting yang mau diomongin?"

"Hal penting apaan?"

"Iya hal penting apaan San?"

Seribu pertanyaan di lontarkan Vanilla dkk kepada Sania.

Sania mendecak kesal. "Ck, gue juga gak tau hal penting apaan" ucap Sania kesal.

"Paling cuma hal yang gak penting, udah gak usah dateng ngapain juga buang" waktu" ucap Vanilla.

"Tapi katanya "kalo temen lo itu gak dateng berarti dia takut sama gue" ucap Sania.

"Dih jijik banget, takut sama dia ngapain juga Vanilla takut sama dia dasar kepedean" ucap Lili memutar bola matanya malas.

"Dasar cowo gak jelas mau ngomongin apaan coba sok"an penting" ucap Clara.

"Eh itu orangnya nongol" ucap Gabby membuat Vanilla dkk menoleh ke arah yang di tunjuk Gabby.
Dan Gaga dkk berjalan menuju ke arah di mana Vanilla dkk duduk.

"Hai" sapa Gaga sok ramah.

"Ngapain lo ke sini" ucap Lili ketus.

"Wess belom apa" udah galak aja" seru Daffa.

"Gue ke sini buat ngajakin lo ketemu di cafe yang kemaren ada hal penting yang mau gue omongin" ucap Gaga ke Vanilla.

"Gak usah sok penting" ucap Vanilla. "Gue ga bakal dateng lagian paling lo cuma mau ngomong hal yang gak penting" sambung Vanilla tanpa melihat Gaga dkk.

"Oh jadi ternyata lo takut sama gue" ucap Gaga dengan nada meremehkan.

"Gue gak takut sama lo" ucap Vanilla lagi.

"Kalo lo gak takut lo dateng ke cafe yang kemaren gue tunggu pulang sekolah"

"Lo gak usah basa basi mendingan lo ngomong di sini, gue males harus ketemu lo buang" waktu gue"

"Sayangnya gue gak mau ngomong di sini, kita ngomong di cafe kalo emang lo gak takut sama gue"

"Lo pengen banget ketemu gue di cafe" ucap Vanilla sambil tersenyum miring.

"Kalo iya gimana?" tanya Gaga.

"Gue gaj perduli, dan gue gak bakal dateng" jawab Vanilla sambil bangkit dari tempat duduknya, tetapi di cekal oleh Gaga.

"Dasar pengecut, kalo lo takut sama gue bilang gak usah sok" ngelak" ucap Gaga tepat di telinga Vanilla.

"Lepasin" ucap Vanilla sambil mencoba melepas tangan Gaga, tetapi Gaga malah makin mencengkramnya.

"Gue tunggu di cafe kemaren" bisik Gaga sambil melepas tangannya dan beranjak pergi diikuti dengan Daffa dan Fernando.

Vanilla menarik nafasnya dan membuangnya kasar.

***

Hai....
Thanks buat para readers yang udah baca cerita gue dan yang udah vote and comment.
.
.
.

Vanilla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang