[John POV]
Huh? 125? Sial aku terlalu malas mencari kamar itu. Maksudku,ayolah,125?! Pasti kamar itu berada di sisi lain bumi.
Setelah Jack meninggalkanku di lorong ini. Aku pun dengan malas berjalan menyusuri lorong sambil mencari kamar bernomor 125.
"Permisi,apa kalian tau kamar nomor 125?",tanyaku pada 2 orang yang sedang mengobrol di depan sebuah pintu kamar bertuliskan "116".
"Ah,anak baru ya? Salam kenal,aku Sakamoto Takumi,panggil aku Sakamoto",ucap seorang pemuda berumur sekitar 20 atau 22 tahun memakai jaket berwarna dasar abu-abu,memakai celana jeans panjang,dan membawa 2 buah combat knife di pinggangnya.
"Aku Benito Alberico,salam kenal",satu orang lagi memperkenalkan dirinya. Benito memiliki rambut berwarna coklat,memakai jaket kulit berwarna dasar hitam dengan pola garis besar putih vertikal di kedua sisi pinggangnya,memakai celana jeans,dan membawa dua buah pistol Desert Eagle berwarna perak dan emas di pinggangnya.
Sekarang giliranku memperkenalkan diriku,"Umm,salam kenal juga,panggil saja aku John".
"Uh tadi kau bertanya dimana kamar 125 ya? Kamar itu ada di sana,2 kamar sebelum tangga itu,disitulah kamar 125",kata Benito sambil menunjuk ke arah kamar itu berada.
"Ummm,teri-"
"Tapi kau harus berhati-hati,karena partnermu di kamar itu adalah mantan psikopat kelas kakap,kau harus selalu berjaga-jaga",ucap Sakamoto memotong perkataanku.
Aku tidak terlalu terkejut dengan perkataan Sakamoto,bahkan tinggal bersama paman palsu ku itu lebih menyeramkan daripada dengan tinggal sekamar dengan psikopat.
"Baik lah terima kasih,aku akan selalu ingat perkataanmu",ucapku lalu berlalu meninggalkan mereka.
Aku terus berjalan hingga sampai di depan kamar bertuliskan nomor "125".
Oke disinilah tempatnya. Aku pun mengetuk pintu beberapa kali. Tidak ada jawaban. Aku kembali mengetuk beberapa kali. Tetap tidak ada jawaban.
Aku melihat sebuah kunci tergantung di gagang pintu. Sial,bagaimana aku bisa tidak melihat kunci yang tergantung di gagang pintu ini? Aku pun mengambil kunci itu,lalu membuka pintu kamar itu.
Sial,kamar ini terlalu gelap untuk bisa melihat. Aku pun mencari-cari saklar lampu untuk menyalakan lampunya.
Ctek...
Lampu pun menyala,memperlihatkan kamar yang penuh dengan... Aku tidak tau bercak merah itu darah atau hanya spidol warna merah,tapi bercak itu tampak seperti terciprat di dinding. Aku kembali mengamati kamar ini. Di pojok ruangan aku melihat seorang pemuda berambut hitam pekat memakai jaket berhoodie sedang melipat kedua kakinya di depan dadanya dan membenamkan kepalanya diantara kedua kakinya.
Aku berniat menyapanya tapi setelah melihat keadaannya aku mengurungkan niatku itu,dan langsung berjalan ke arah tempat tidur usang di sebelah kiri ruangan.
Tiba-tiba dia berkata berulang-ulang,"Dia datang.."
Aku berhenti melangkah,aku berbalik memperhatikan dia. Dia? Dia siapa? Aku pin mendekatinya.
"Anoo,maaf aku tidak menyapamu,aku ini orang baru disini,panggil saja aku John. Salam kenal",ucapku sambil berniat untuk berjabat tangan dengannya.
Orang itu berhenti bergumam,lalu mengangkat kepalanya menatapku. Wajahnya tidak terlalu buruk,bahkan terbilang tampan. Dia memiliki rambut yang agak panjang berwarna pirang kecoklatan.
Dia hanya menatapku beberapa lama lalu kembali membenamkan wajahnya diantara kedua kakinya. Namun kali ini,dia memegang tanganku lalu berjabat tangan denganku beberapa waktu lalu melepaskan tanganku.
YOU ARE READING
Psychopath [BOOK ONE]
AcciónSerial pertama dari Psychopath series. Sinopsis : Kehidupan tak terduga dialami seorang anak bernama John. Pada suatu hari,dia bertemu dengan seorang psikopat dan iblis yang memberitahukannya sebuah rahasia besar yang telah lama disembunyikan dariny...