Chapter Three

350 25 6
                                    

BLUE

"BANGUN WOY! UDAH SIANG!" Suara seorang lelaki memekakan telingaku diikuti suara gaduh spatula yang digesekan dengan wajan.

"The fuck!" Umpatku sambil terus menutup kedua telingaku dengan bantal.

"Blue,angkat bokong besarmu dari kasur ini dan cepatlah mandi! Kami tidak mau telat di hari pertama sekolah,"Paparan Nike membuat mataku membulat seketika. Aku seperti di tampar ke dunia nyata oleh ucapan kakakku.

"The Fuck!" Kembali aku mengumpat lalu berlari menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan menggosok gigiku.

"Blue, kami tunggu di Garasi. Jangan lama-lama! Kau tidak mau kan sampai Mum kemari?"ujar Nike sebelum ia lenyap.

Aku terus mendengus sambil menyemprotkan parfum ke tubuhku. Tubuhku sangat bau,aku tidak sempat mandi karna Nike dan Orland sialan. Aku tak mengerti mengapa aku harus pergi ke sekolah bersama Orland, lima belas menit bersamanya saja rasanya sudah seperti lima belas bulan di Neraka.

"Berhentilah menyemprotkan wangi bunga kamboja ke seluruh mobil! Aku tidak suka wanginya,"Kritik Orland, kuputar mataku sebagai balasan.

"Ini Melati bukan Kamboja. Bedakan keduanya. Kalau kau belum bisa membedakannya lebih baik diam saja,"Balasku.

Nike lah yang menyetir mobil. Ia tampak sibuk memperhatikan jalan di sekitar. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk tidak ikut nimbrung pembicaraanku dengan Orland.

Sesampainya di sekolah, sudah banyak sekali gadis-gadis yang menanti kami di pintu depan. Aku berani taruhan bila Adam, Ansel, Jacob, dan yang lainnya juga disambut dengan cara yang seperti ini.

"Welcome to our school!" Seru seorang gadis. Rambutnya coklat, ia cantik. Sepertinya ia salah satu bitch di sekolah baru kami.

Para gadis mulai memberikan kami bunga dan beberapa bekal. Diantara kami bertiga, hanya aku yang tidak mendapatkan apapun. Tentu saja Nike mendapat banyak hadiah dari para gadis.

"Kami masuk dulu,ya. See you!" Nike melambaikan tangan kepada gadis berambut coklat itu kemudian memimpin jalan untukku dan Orland.

"Aku berani taruhan bahwa gadis-gadis Los Angeles sangat menantang!" Seru Nike seraya menaruh beberapa pemberian dari gadis-gadis tadi kedalam loker barunya.

Aku memutar mataku kemudian memutuskan untuk membuka lokerku yang terletak di samping loker milik Bethany. Bethany Lerman.

"Aku setuju, mungkin mereka cocok untuk blow job. Lagipula, mereka menggoda,"Tambah Orland.

Aku kembali memutar mataku ketika mendengar ucapan keduanya. Kukunci lokerku kemudian kuputuskan untuk berjalan terlebih dahulu dari Orland dan Nike.

"Heh mau kemana?! Kau perlu mendengar cerita kami dulu!" Seru Orland sambil mencengkram pergelangan tanganku agar tidak pergi.

Setelah mendengarkan obrolan tidak jelas mereka, Nike dan Orland memutuskan untuk menggantarkanku ke kelas terlebih dahulu, sedangkan mereka masih sibuk dengan beberapa bunga dan coklat yang diberikan gadis-gadis lainnya ketika kami tengah berdiri di depan loker. Soal bunga dan coklat yang gadis-gadis berikan di pintu masuk tadi, semuanya sudah mereka masukan kedalam loker.

"Jam istirahat kau harus pergi ke kantin! Kita akan berkumpul dengan yang lainnya,"Pesan Nike.

Aku memutar mataku sambil membenarkan posisi Ranselku. "Aku tidak mau menjadi sok berkuasa disini. Bagaimana ka--"

"Kami kakak kelasmu, kalau ada yang berani macam-macam kami akan langsung membunuh mereka."Potong Nike cepat."Kami mau ke kelas dulu. Bye Blueshit!"

Beside HoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang