Aku masih tidak bisa menyangka, tamparan yang kulakukan ke Marco. Dia kurang ajar banget dan gak bisa dimaafkan. Baru kali ini aku menangis, perlakuan Marco sangat keterlaluan.
Aku melempar tas ku ke arah manapun dan menenggelamkan diri ke kasur. Ruanganku sangat sepi. Hanya terdengar detik jam di dinding dan sesekali isakan ku bunyi.
Aku berfikir bahwa menangis keras pun tak akan ada yang mendengar. Rumahku kosong. Aku sendirian dan itu terjadi setiap hari. Ibu dan Ayahku sangat sibuk bekerja setiap hari dan tidak pernah sempat melihatku.
Mereka akan pulang saat aku tertidur dan berangkat saat aku belum bangun. Akhir pekan akan dilakukan dengan sibuk pula dan aku merasa itu sangat cepat. Aku melangkahkan kakiku menuju dapur dan mengambil satu plastik besar marshmallow dan membawanya kembali ke kamar.
Aku mengunyah marshmallow, merasakan lidahku menikmati setiap gigitan permen yang lembut ini. Aku selalu suka marshmallow lebih dari apapun. Lebih dari coklat, lebih dari aku menyukai hidupku sendiri. Aku tertawa mengingat hidupku. "Suck lifes" aku bergumam pelan.
Saat memakan marshmallow aku merasa bahwa bumi berpusat padaku. Memperhatikanku sedang berbahagia, mereka menyadari kehadiranku, merasakan bahwa aku berharga.
Aku sangat kesepian
Jam berlalu, detik berganti, barisan tahun dikalender berubah.
Setiap orang berubah dan aku selalu stagnan
Cerita cerita diwattpad tentang cinta, kehidupan, dan persahabatan
Membuatku ingin memiliki kisah akhir yang indah pula
Tapi aku terlalu sendiri
Sejak pertama kali dalam hidupku, aku ingin kehadiranku disadari setidaknya dengan orang disekitarku.
Aku men-scroll info di grup whatsapp dan mencari nama 'Putri' . bukan. Bukan namaku sendiri, tetapi Intan Putri.
Setelah menemukan namanya, aku memencet tombol dial.
"Halo.." terdengar suara sautan diujung telefon
"Intan Putri, aku pengen ketemu kamu"
*
Aku menatap layar handphone ku dan menyadari bahwa ternyata didepanku sudah ada Intan Putri. Ia mulai memanggil waiters dan memesan jus alpukat."Kamu lagi ada masalah put?" tanya Intan Putri,
"Jadi put aku tadi pulang sekolah lihat kamu tengkar sama Marco"
"Gausah aku kamu an, lo gue aja kali Put" kata Intan Putri.
Aku mulai menceritakan semua kejadian tadi termasuk saat Marco mengatakan hal yang sangat kurang ajar bagiku
"Haha biasa aja kali, Marco bercanda itu. Lo kayak gatau Marco aja" kata Intan Putri.
Aku diam sejenak. Aku mulai berfikir bahwa aku emang terlalu bawa perasaan.
"Ohya put, elu juga udah tau kan kalo gue juga udah putus sama Marco. Dia bajingan banget sumpah" kata Intan Putri.
Kurasakan tubuhku tiba tiba menghangat, aku merasa punya teman. Tiba tiba Intan Putri memegang tanganku. "Eh Put, lo bisa kan stay disini, gua mau cuhat" kata Intan Putri.
Aku tersenyum dan mengangguk tanda mengiyakan
"Gue ada masalah dirumah dari dulu put. Gue kesepian. Dan rasanya main sama temen hangout sama pacar itu bisa ngobatin itu ke gue"
Dia melanjutkan sesi curhatnya. "Gue paham yang gue lakuin cuma bikin gue rugi, gue sadar yang gue lakuin cuma ngerusak gue sendiri. Kebanyakan temen gue fake put. Gue ngerasa hidup gue hancur untuk beberapa saat" kata dia.
Aku sama sekali belum mengeluarkan tanggapan apapun dan ia tetap meneruskan ceritanya "Gue sadar sekarang kalo temen gak butuh kata hitz atau terkenal. Walaupun masalah gue dimata guru udah clear, dan itu berkat lo put, gosip itu ga selesai dan lo tau? Semua temen temen gue ngejauhin gue" kali ini kulihat mata Intan Putri berkaca kaca.
"Gue harap lo gak ngejauhin gue put, meskipun apa yang gue lakuin bodoh banget dan hina, apalagi buat cewek yang polos kaya lo. Gue pengen berubah put. Dan ini proses" katanya lagi.
Aku tersenyum paham dengan maksud putri. Aku merasakan kini gimana rasanya punya teman. Meskipun hidupku rasanya jauh dari kata asik, aku bersyukur bahwa paling tidak aku hanya melampiaskan kesepianku dengan mengunyah marshmallow banyak banyak. Aku menyelesaikan lamunanku dan mulai memberi pelukan untuk menenangkan Intan Putri.
Tak terasa hari semakin gelap, dan kami memutuskan untuk pulang.
Aku tersenyum merasa bahagia. Aku tidak sabar mempunyai fakta bahwa aku sekarang memiliki teman disekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undetected Girl
RomanceJangan meremehkan orang yang menarik diri. Karena terkadang dia memiliki banyak cerita menarik untuk diceritakan. Aku Putri Safina, 17 tahun, jodoh belum terlihat dan entah apamungkin kelihatan? NB: beberapa cerita akan diprivate. Jadi hanya pengik...