(4) Work Work Work

239 13 0
                                    

"But I promise I'm worth it if you just open up your eyes."

-How You Love Me (feat. Bright Lights), 3LAU-

Happy reading!!!
.............................

Vivian POV

Hari ini, hari pertama aku bekerja di RL Group. Aku sudah mengurus resign kepada manajer Victoria's Secret di mall tempatku bekerja. Pagi - pagi aku sudah men-roll rambutku dan menyiapkan sarapan. Aku akan memberi kejutan untuk ibu. Ibu belum tau aku bekerja di RL Group dan aku akan memberi taunya hari ini.

Sebenarnya aku tidak terlalu mahir memasak, tapi bisa. Aku membuat sarapan french toast untukku dan membuat oatmeal with dried berries untuk ibu. Makanan yang sangat mudah dibuat. Setelah selesai membuat sarapan, aku melepas roll-an di rambutku. Tak lama ibu keluar dari kamarnya. Matanya berbinar ketika melihat sudah ada sarapan di atas meja makan. Setelah itu aku sarapan bersama ibu.

"Bu, jangan lupa minum obatnya ya," kataku setelah selesai sarapan.

"Iya, eh anak ibu kok cantik banget hari ini, mau kemana sih?" tanya ibu sambil menggenggam kedua lenganku lembut.

"Vivian mau kerjalah, bu." Seneng juga bikin ibu penasaran.

"Tumben rapih banget, ada yang kamu taksir ya." Mulai deh ibu godain aku.

"Ibu kira aku remaja yang baru ngerasain cinta monyet, aku mau ganti baju terus berangkat ke kantor." Ibu menatapku bingung.

"Kantor?" tanya ibu.

"He'eh, Kantor RL Group," jawabku.

Ibu langsung memperlihatkan wajah 'kaget, terharu, senang' lalu memelukku. Ia menyuruhku cepat siap - siap, dan jangan sampai telat dihari pertama masuk kerja di kantor baru. Aku menuju kamarku lalu mengganti baju ala kantor yang cukup sederhana. Tank top, celana bahan, cape blazer dan sepasang high heels. Mengaplikasikan makeup se-natural mungkin. Lebih tepatnya hanya mengaplikasikan bedak, lipstick dan mascara. Tidak perlu pensil alis karena aku sudah dianugerahkan alis tebal.

Setelah berpamitan dengan ibu yang masih senangnya 'setengah mati', aku berjalan menuju stasiun kereta bawah tanah terdekat dari rumah. Setiap pagi kereta memang sangat ramai, ada anak kuliahan, anak sekolah dan orang kantoran. Tidak sampai satu jam, aku sudah sampai di depan Gedung RL Group. Aku menghembuskan nafas 'tanda siap' untuk bekerja di kantor ini, Aku menggenggam tasku lalu memasuki lobby.

Aku melewati para receptionist waktu itu, mereka menatapku tidak suka. Aku sedang menunggu lift khusus, karena aku bekerja sebagai sekretaris Dave, jadi aku menggunakan lift khusus juga. Tiba - tiba Daario sudah berdiri di sebelahku. Sepertinya setiap pagi ia selalu memperlihatkan resting bitch face yang menambah ketampanannya. Ia mendekat ke arahku, otomatis aku mundur tapi tak bisa karena belakangku tembok.

Ia menggapai rambutku yang tergerai lalu menyanggulnya asal tapi bisa tersanggul tanpa harus ada stik atau karet rambut. Semua mata pegawai yang berada di lobby tertuju pada kami berdua. Para pegawai perempuan membuka mulut mereka dan membelalakan matanya ke arahku. Hey, it's not my fault.

"Jangan lupa menguncir rambutmu yang indah itu," kata Daario sangat pelan seperti bisikkan.

"Maaf saya lupa." Aku menundukkan kepala dan menatap lantai marmer yang sedang ku pijak.

Ting! Pintu lift terbuka. Aku dan Daario memasuki lift bersama, lebih tepatnya aku mempersilahkan ia masuk dulu. Ia memencet tombol angka 48. Di dalam lift kami berdiri sejajar. Ruangan Dave berada di lantai 47, berarti satu lantai di bawah ruangan Daario. Saat aku ingin memencet tombol angka 47, pergelangan tanganku digenggam lembut oleh Daario. Ada rasa menggelenyar ke seluruh tubuhku. Ia tidak melepas genggamannya dari pergelanganku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catch HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang