Be Mine - 2

823 29 12
                                    

Yang di MulMed gambarnya Natasaha, happy reading guys!!

Hawa dingin menerpa tubuh mungilku yang terkulai lemah, sorotan cahaya mulai masuk disela mataku. Ku pandang sudut sudut ruangan ini dengan jeli, terlihat beberapa kotak P3K di atas lemari yang dicat putih. Bisa kusimpulkan, sekarang aku berada di UKS, ya, UKS. "Bentar, tadi ada apaan ya? Kok gue bisa ada disini?". Aku berusaha meingat ingat kembali apa yang barusan terjadi. Namun percuma saja, hasilnya nihil.

"Eh, gue dah sadar gini ga ada yang nyamperin gitu? Siapa kek? Paling kurang sih pengurus UKS ini, dunia emang kejam! Huhh, jonees hei jones, kapan ya adegan cocwuit cocwuit dimana cowok setia nunggu ceweknya ampe sadar, yang endingnya dipeluk kejadian ama gue?".

"Natashaaaaaaaaaaaaa!!" Lagi lagi suara cempreng itu.

Felly tidak sendiri, ia juga diiringi oleh Kezi, Jill dan Airin.

"Hmm," jawabku singkat.

"Widihh, pingsan nih mba, SADISS!!" Ucap Kezi.

"Tapi kan yang nolongin special Zi," sambar Jill dengan senyum menggoda sambil menaik turunkan alisnya.

Melihat tingkah Jill yang mencurigakan membuatku bingung.

"Spesial? Maksud lo?" Tanyaku.

"Ih, sok amnesia deh lo, padahal nikmatin banget masa masa indah itu, gue kira sih lo Modus, tapi pingsan beneran ternyata". Timpal Airin tak kalah heboh.

"Apaan sih? Gue ga ngerti." Tanyaku bingung

"Yaampun, Nacanseh (Natasha Cantik dan sekseh) gue mana?? Dia gapapakan?"

Suara itu berhasil menarik semua pandangan.

Ke empat Wasubidu ( Wanita Surga Bidadari Dunia ) itu langsung menoleh ke sumber suara. Berbeda denganku yang langsung memutarkan bola mata karna mual mendengar celotehan menjijikkan dari orang yang sangat ku kenal.

Dengan langkah gontai, ia pun langsung mendekat kearahku, menghalau ke empat bidadari itu membuat mereka terdorong hingga terbentuklah celah dimana ia bisa menyelip.

"Kebiasaan lu Nyet!" Timpal Felly.

"Biarin!" Balasnya singkat.

Matanya menatap ku datar namun terselip kekhawatiran disana, hal itu terlihat jelas dari keringatnya dan napasnya yang terengah engah.

Ia langsung meraba keningku memastikan keadaanku.

"Ih, gausah pegang pegang! Moduus!!" Ucapku sambil menyingkirkan tangannya kasar.

"Untung deh, calon pacar gue gapapa, lo sakit gini di ranjang tambah seksi aja, bikin gairah gue naik pengen cepet cepet praktek sama lo". Jelasnya lancar tanpa jeda.

"Briaannnn!!" Teriakku sambil melemparnya dengan bantal.

Brian adalah temanku sejak kecil, yang selalu menemaniku kemanapun aku mau. Memang otaknya sedikit miring, namun kenakalannya itu yang membuatku dekat dengannya dan membuatku tertawa setiap hari.

"Aduh, sakit sayang." Balasnya lagi.

"Iyuhh, sayang sayang bapak lo!!" Balasku jutek.

"Ih, lo galak banget sih, kayak gorila" godanya lagi.

Aku hanya membalasnya dengan tatapan tajam.

"Ih, Bri, lo ngga mandi ya? Bau banget sumpah!". Kata Jill sambil mengangkat jari telunjuk dan tengah hingga membentuk huruf V guna meyakinkan Brian kalau dia tidak bohong.

"Tauu.. malah keringetan lagi, iiiiiiiii..." lanjut Kezi sambil menutup hidungnya.

"Sana pergi," ucap Felly sambil mengibaskan dua tangannya.

Be MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang