Mr. Psikolog

5.4K 411 31
                                    

"Yoon Jeonghan-sshi" Jeonghan yang sedari tadi duduk di bangku tunggu segera berdiri saat namanya dipanggil. Dia merapikan pakaiannya kemudian mengekori seorang wanita yang tadi memanggilnya.

Jeonghan tidak bisa memungkiri, wanita yang kalau tidak salah ber-name tag Eunwoo Jung itu mempunyai paras yang cukup cantik, dia mengangkat alisnya dan senyum kecil tercetak dibibir mungilnya. Sayangnya dia gay, kalau tidak mungkin dia sudah tertarik dengan wanita didepannya, karena menurutnya, Eunwoo itu tipe orang yang mudah menarik lawan jenis dengan wajah lembut keibuan miliknya. Senyumnya juga lumayan manis.

Err, berhenti membahas Eunwoo.

Saat ini Jeonghan  sedang berada di tempat praktek  seorang Psikolog yang katanya cukup terkenal di Seoul. Akhir-akhir ini kehidupan Jeonghan dengan pasangannya sedang dalam keadaan tidak baik, dan ia rasa ia butuh bantuan seorang psikolog untuk membantu masalahnya, mungkin dengan sedikit curhat bisa membuatnya lega.

Masalah Jeonghan bukanlah masalah yang bisa dia curhatkan pada semua orang, jadi dia memilih seorang Psikolog profesional karena dia yakin selain masalahnya akan terjamin kerahasiannya, Jeonghan juga yakin Psikolog pasti akan memberi nasehat-nasehat yang bermanfaat bagi dirinya. Alasan yang bagus bukan.

Tangan lentik Eunwoo mengetuk pintu bertuliskan kata-kata bijak sebelum membukanya dan menyuruh Jeonghan untuk segera masuk. Tak lupa wanita tersebut memberikan senyuman manisnya pada Jeonghan dan pergi dari ruangan tersebut.

'Choi Seung Cheol'

Jeonghan membaca nama pada papan diatas meja kayu tak jauh dari tempatnya berdiri. Lalu mata cantik Jeonghan memperhatikan seorang lelaki muda duduk di seberang meja sedang membaca berkas miliknya yang diberikan Eunwoo tadi. Tsk, psikolog muda yang tampan. Jeonghan tersenyum miring.

"Jadi... Yoon Jeonghan-sshi, kita lihat apa yang bisa saya lakukan untuk membantu masalah anda" mata bulat berbingkai kacamata psikolog itu menyorot penuh pada Jeonghan, tapi senyum kecil tersungging dari bibir tebalnya. Tampan! Sungguh.

Jeonghan membalas lurus tatapan psikolog muda itu, dengan pelan dia berucap "Aku Gay"

.

Jeonghan kembali menatap Choi Seungcheol, sekarang mereka duduk di sofa yang lebih nyaman di sudut ruangan tersebut. Kali ini Choi Seungcheol sudah melepas kacamatanya hingga Jeonghan lebih bebas memandang mata jernih si psikolog yang jujur saja hampir membuat lelaki cantik itu tenggelam ke dalamnya.

Sadarlah Jeonghan, kau kesini untuk menyampaikan keluh kesahmu!

"Bisa kita mulai sekarang?" Tanya Jeonghan pelan.

"Saya sudah siap mendengarkan anda kapanpun Jeonghan-sshi" Sahut Seungcheol.

"Seperti yang anda dengar tadi, Aku Gay"

"Lalu?"

"Aku sedang ada masalah dengan kekasihku" ucapnya datar.

"Tidak direstui orang tua?" Jeonghan mengangkat satu alisnya mendengar pertanyaan Seungcheol. "Maaf kalau lancang, sebelumnya ada seorang gay juga yang kesini. Dia bilang dia depresi dan ingin bunuh diri karena orang tuanya yang marah besar dan tidak mau menganggapnya anak, saat tahu anak kesayangan mereka seorang penyuka sesama jenis" jelas Seungcheol.

"Kami baik-baik saja dengan orang tua masing-masing, mereka sudah menyetujui hubungan kami"

"Lalu apa yang membuatmu datang kemari?" tanya. psikolog muda itu pelan.

"Aku frustasi"

"Kekasih anda selingkuh?" Jeonghan memutar bola matanya.

"Kalau aku tahu pacarku selingkuh, aku akan langsung memutuskan dia bukan datang kemari" Jeonghan mencebikan bibirnya.

JEONGCHEOL LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang