Jarum jam terdengar dengan ritme monoton di persimpangan koridor rumah sakit, bangku-bangku panjang di sepanjang dinding kosong dan tidak ada satu orang pun yang duduk di sana. Lampu-lampu yang berbaris di atas koridor panjang padam, hanya satu dari sekian banyak lampu yang menyala. Semakin menambah suasana malam yang dingin, sunyi dan hampa di Rumah sakit. Pengunjung yang beberapa jam yang lalu masih ramai memenuhi koridor mulai pergi perlahan, suster-suster yang berjaga di shift malam kebanyakan berada di ruang perawat. Hanya satu dua yang berjalan mengecek ke kamar setiap pasien.
Salah seorang suster dengan wajah setengah mengantuk membuka pintu kamar nomor 702, suara mesin perekam detak jantung menyambutnya. Selain suara itu tidak ada lagi suara kehidupan dari kamar ini, semuanya sama saja seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada perkembangan apapun dari pasien, tidak ada pergerakan baik dari fisik maupun organ dalam si pasien. Sama seperti biasanya, suster mengecek sesaat hanya untuk memastikan perekam detak jantung masih berfungsi, lalu ia dengan cepat keluar dan menutup pintu kamar itu rapat.
Suster itu menguap beberapa kali, mengucek kedua matanya. Lalu setelah meletakkan buku data pasien di atas meja resepsionis, ia segera berlalu menuju ruang perawat di ujung koridor. Berharap sebentar saja bisa terlelap dan mengistirahatkan tubuhnya.
Suasana di lantai 4 itu kembali sunyi, tidak ada suara kehidupan apapun yang bisa terdengar. Lagi-lagi hanya suara mesin yang menjadi latar suara setiap malam di rumah sakit ini. Begitu juga dengan kamar 702, setiap malam dan setiap harinya hampir tidak pernah terjadi apa-apa. Hanya seorang gadis yang tergeletak lemah di ranjang, tidak ada yang menemani gadis itu setiap malam melainkan hanya suara monoton mesin dan berbagai selang di setiap lobang tubuhnya.
Percayalah, tidak ada yang terjadi. Setiap harinya, setiap minggunya, bahkan setiap bulannya. Gadis itu tetap koma, gadis itu tetap sendirian. Gadis itu seakan menikmati setiap mimpi dalam tidurnya.
���������
YOU ARE READING
Don't Let Me Go
RomanceKesendirian ini mencekik dan hampir membunuhku Menabur garam di luka yang tak kunjung pulih Merobek paksa lubang menganga di dada Tik,tik,tik... hanya nada jarum jam berharmonisasi Tik, tik, tik... memanggil seseorang untuk kembali Tak ada...