Mata Orlando membelalak lebar, dadanya bergemuruh, ada perasaan takut dan juga lega, takut Angelica mungkin akan membencinya dan lega karena Angelica sudah mengingat semuanya. Tapi tunggu sepertinya ada yang salah, membenci? Kalau memang ya, tapi kenapa Angelica malah bersikap sangat manis padanya?
"Sayang kamu gak bercanda kan?" Tanya Orlando dengan tatapan menuntut penjelasan dan dalam sorot mata Orlando, Angelica bisa melihat berbagai macam perasaan kini sedang berkecamuk dalam hati Orlando.
Gadis cantik itu tersenyum dengan sangat menawan dan tanpa peringatan Angelica meraih tengkuk Orlando lalu menariknya hingga akhirnya ia mencium bibir Orlando dengan lembut.
Seketika keduanya tersenyum, Angelica membelai bibir Orlando.
"Jadi aku tidak perlu takut kamu membenciku kan?" Tanya Orlando memastikan lalu mengecup sekilas bibir dan juga hidung Angelica.
Gadis itu kembali tersenyum, bagaimana mungkin ia membenci Orlando?
"Kenapa kamu tanya seperti itu? Aku tidak mungkin membencimu"
"Tapi aku yang sudah..."
"Sssstttt... Itu bukan salahmu dan aku tau itu, jadi jangan merasa bersalah, aku tau semuanya dan aku mengingat semuanya dengan sangat jelas... Hikssss" Angelica menangis dan menghambur kedalam pelukan Orlando.
Gadis itu mengingat perlakuannya pada Orlando dan itu membuat air matanya luruh begitu saja.
"Maaf... Maafkan aku" Ucap Angelica disela isak tangisnya.
Orlando mengusap punggung Angelica dan semakin mengeratkan pelukannya. "Sayang aku yang minta maaf. Aku sudah banyak menyakitimu dan aku juga sudah sangat jahat padamu"
Ucapan Orlando membuat Angelica mendongak menatap Orlando lalu tangannya terulur menangkup wajah Orlando.
"Apa kejujuran yang kamu maksud adalah kejujuran soal hilangnya ingatanku?" selidik Angelica dengan tatapan memicing tajam.
Orlando mengangguk. Ia menyatukan dahinya dengan dahi Angelica. "Hm.. Apa kamu marah?"
"Tidak Lando, aku tau itu bukan salahmu, saat itu kamu banting setir karena menghindari seorang nenek dan cucunya yang menyebrang jalan tanpa melihat kekanan dan kekiri hingga akhirnya kamu malah menabrakku yang ternyata melintas tidak jauh dari situ" jelas Angelica dengan berlinang air mata.
Angelica sangat ingat wajah shock dan ketakutan Orlando begitu Orlando tau siapa yang ditabraknya.
"Tapi aku tetap bersalah"
"Dan kamu sudah mendapat hukumannya"
"Tapi aku juga menghukummu yang sebenarnya tidak bersalah"
"Lando stop! Kita mulai dari awal dan jangan kecewakan aku lagi" Tukas Angelica.
Orlando mengangguk. Ia mengecup kening Angelica.
"Kalau begitu sekarang tidurlah, aku tidak mau kamu terus menangis" Orlando menghapus air mata Angelica kemudian kembali berbaring sambil memeluk Angelica. "Jangan pernah tinggalkan aku!" bisik Orlando.
"Kamu yang jangan pernah tinggalkan aku, bukankah disini kamu yang labil!" sahut Angelica.
"Apa kamu bilang? Ayo katakan lagi?"
"Kamu labil"
"Apa? Jelas-jelas kamu yang labil"
"Itu karena aku tidak ingat"
"Ngeles!"
"LANDO!"
"Baiklah maaf sayang, lebih baik sekarang kita tidur, ini sudah malam" Ucap Orlando yang akhirnya mengalah pada Angelica.