Bab 10 (End)

7K 530 14
                                    

Dalam seperkian detik, Orlando dan Dimas merasakan jantungnya seakan berhenti berdetak dan mereka seperti dihantam badai yang begitu saja menghempaskan tubuh mereka hingga tak berdaya.

Orlando berteriak histeris, pria itu berlari dan berniat menerobos masuk untuk mencari keberadaan Angelica.

Namun secepat itu pula Orlando ditahan oleh orang-orang yang mencoba memadamkan api.

"Lepaskan saya!"

"Tidak, mas jangan nekat"

"Tapi, saya harus masuk!" Teriak Orlando, dan kini Dimas pun ikut memegangi Orlando. Hingga akhirnya mobil pemadam kebarakan datang dan menyuruh mereka semua mundur.

Dengan kasar Dimas menarik lengan Orlando.

Orlando terus berteriak agar Dimas melepaskannya dan membiarkannya masuk untuk mencari Angelica.

"Tenanglah Lando! Gue tau lo khawatir, gue juga! Tapi kita harus berpikir dengan jernih, jadi gue minta lo tenang" ucap Dimas geram.

Orlando menatap tajam Dimas. "Tenang? Bagaimana gue bisa tenang sementara gue nggak tau bagaimana keadaan Lica di dalam sana!! Dan apa lo akan diam saja sementara mereka masih di dalam sana?" Orlando tak kalah geramnya dengan Dimas.

Lalu detik berikutnya Orlando melihat kedua gadis cantik baru saja keluar dari mobil dan tanpa babibu dengan panik, Orlando langsung berlari mendekati salah satu gadis itu dan membawanya kedalam pelukannya.

"Kamu benar-benar membuatku gila!" Ucap Orlando yang semakin mengeratkan pelukannya pada Angelica.

Sementara Angelica yang kebingungan mendapat pelukan mendadak, mengerjapkan matanya berkali-kali lalu menarik tubuhnya sedikit menjauh dari Orlando agar ia bisa memandangi wajah Orlando yang terlihat kacau.

"Kenapa kamu ada disini?" Oh Tuhan... Demi apa? Inikah pertanyaan yang harus terlontar dari bibir Angelica setelah melihat bagaimana keadaan Orlando yang begitu kacau?

"Kenapa aku ada disini?" Orlando membeo dengan kilatan kemarahan yang menyorot mata Angelica hingga Angelica menghela nafas lalu menoleh pada Lian yang sekarang terdiam dan saling pandang dengan Dimas.

"Kenapa kamu marah? Memang apa salahku?" Tanya Angelica kesal. Sungguh ia tidak tahan mendapat tatapan intimidasi dari Orlando.

"Apa kamu tidak melihat bagaimana cemas dan takutnya aku? Ya Tuhan..." Orlando mengusap kasar wajahnya. Ia berkacak pinggang dan mendengus kesal, pria itu merasa dadanya akan meledak saat ini juga.

"Kalau kalian berpikir yang terbakar itu adalah villaku, maka kalian salah" Ucap Lian akhirnya, gadis itu menangkap bagaimana cemasnya Orlando dan Dimas.

"Tapi tadi penjaga villanya bilang kalau anak majikannya bernama Lian" Timpal Dimas bingung.

"Iya, tapi itu Lilian, panggilannya memang Lian dan itu bukan aku. Nah berhubung kita tidak sengaja bertemu disini, sekarang lebih baik kalian ikut kami ke villa kami" Lagian aku tau kok kalian kesini mau apa. Lanjut Lian dalam hati.

Setelahnya Lian menggiring Orlando, Angelica dan Dimas menuju mobil. Namun sayangnya Angelica dan Orlando justru saling diam dan Angelica pun terlihat enggan untuk membuka pembicaraan dengan Orlando. Begitupun dengan Dimas yang juga ikut diam.

Tak mau membuat Orlando semakin marah, Angelica lebih memilih masuk kemobil Lian.

Melihat itu Orlando menghela nafas. Dan akhirnya ia bersama Dimas. Sebenarnya Dimas sempat meminta Angelica untuk bersama Orlando, tapi Angelica tak memperdulikan ucapan Dimas.

Setelah sampai di villa milik Lian, mereka berempat masih saling diam, sampai akhirnya Lian pun mengantar Orlando dan Dimas masuk kedalam kamar mereka masing-masing.

AngelicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang