"What's you're name?"
"Hmm... Kimberly Mack?"
"But, you can call me Kim." lanjutnya. Aku memperhatikan gadis ini dari atas sampai bawah.
"Hm, what happened?" tanya Kim. Aku tersadar dan segera mengalihkan pandanganku.
"Nothing."
"So, what's your name?"
"Crystal Rose."
"Hei, nama itu cocok untukmu. Matamu biru seperti kristal, dan bibirmu merah seperti bunga mawar." kata Kim.
"Oh, yeah. Semua orang yang berjumpa denganku bilang gitu." kataku sambil tertawa.
"Kamu pindahan dari mana?" tanya Kim.
"Australia, tepatnya Sydney." kataku. Tiba tiba, seseorang menggebrak mejaku kasar.
"Hei! Ada apa?" tanyaku. Aku mendongak dan kudapati pria blonde, bermata biru, dan, lumayan tampan sih.. Dibelakangnya ada 4 orang lagi. Salah satu dari mereka menatapku tak berkedip. Tapi aku abaikan saja dan fokus kepada orang gila di depanku ini.
"Ini mejaku." katanya kasar. Dia menarik tanganku. Kim langsung diam.
"Tapi aku duluan yang sampai sini!" teriakku. Kim sudah menarik narik tanganku. Seluruh kelas sekarang hening. Memandangiku dan kelima cowok ini.
"Kau itu siapa sih?" tanyanya keras.
Aku baru akan membuka mulut ketika Kim berkata."Stop! Stop! Niall, dia anak baru. Dia belum tahu siapa kalian." kata Kim. Niall memperhatikanku sebentar, lalu pergi. Sebelum dia pergi, aku menunjukan jari tengahku padanya. Aku yakin dia melihatnya.
"Crystal, please. Sudahlah." kata Kim. Aku duduk di kursiku dan memandang Kim. Dia juga menatapku dengan tatapan khawatir. Ada apa sih? Dia siapa memangnya? Kim baru akan membuka mulut ketika seorang dosen masuk. Dia menutup mulutnya lagi.
Niall's POV
Astaga, siapa dia? Mengapa berani beraninya dia membentakku? Aku mengajak Harry, Liam, Louis, dan Zayn ke kantin. Yah, aku bolos. Guru guru pasti tidak akan menanyakan dimana kami. Mereka pasti sudah tahu.
"Hei, Niall! Berani sekali gadis itu ya" kata Harry sambil mengacak rambutku.
"Ohh, shut up Styles!"
"Tadi dia sempat memberi jari tengahnya untukmu, Horan. Apakah kau tidak sadar?" tanya Zayn nyengir.
"Ohh, aku sadar. Hanya saja, lebih baik aku diam. Sekali lihat saja aku tahu, dia itu wataknya keras dan tidak mau mengalah. Jadi, kalau aku adu mulut dengannya, sampai tahun depan juga mungkin belum selesai." kataku.
"Tapi, Horan. Cewek itu sangat cantik, kau tahu?" kata Louis. Memang sih, dia sangat cantik. Aku jadi penasaran siapa namanya.
"Wow, Niall. Mengapa kau diam? Kepikiran ya, ucapan Lou tadi?" tanya Liam.
"Tidak, ah sudahlah." kataku akhirnya.
=================================
Aku sedang berjalan ke ruang loker ketika aku melihat gadis itu lagi. Dia sedang bersama Kim, rupanya. Gadis itu tersenyum, lalu tertawa lepas. Jujur, saat ini dia terlihat sangat cantik. Ah, tapi aku tidak boleh terpikat. Dia kan musuhku. Tiba tiba, dia menoleh ke arah belakang. Untungnya, aku segera bersembunyi. Saat Kim dan gadis itu pergi, aku melihat lokernya. Ada namanya pasti, kan?
"Crystal Rose. Cocok untuk dirinya." gumamku. Tiba tiba, ada yang menepuk pundakku dari belakang.
"Hei, Niall. Apakah kau tidak mau makan siang di kantin?" tanya Zayn.
"Ah? Oh, ehm.. Baiklah. Ayo." kataku. Zayn menatapku sebentar.
"Ada apa denganmu?" tanya Zayn.
"Nothing. Sudahlah, ayo kita ke kantin saja." ajakku. Zayn hanya mengangguk pelan. Sampai di kantin, aku celingak celinguk, dan kudapati Crystal dan Kim sedang duduk di pojok. Saat kami datang, Crystal mendongak dan menatapku sinis, lalu fokus kembali pada makannnya. Apa yang dikatakan Kim tentangku?
Crystal's POV
"Lalu, adik sepupuku jatuh dari ketinggian sekitar 5 meter, dan langsung masuk ke kolam renang dengan kedalaman 1 setengah meter! Untungnya, dia bisa berenang." cerita Kim. Aku tertawa mendengarnya. Tapi, kayaknya dari tadi, ada yang memperhatikanku. Aku menoleh kebelakang. Tidak ada siapa siapa. Aku meletakan buku bukuku dan pergi ke kantin bersama Kim.
"Duduk sana saja yuk, sepertinya nyaman." ajakku sambil menunjuk meja di pojokan. Kim mengangguk dan membawa makanannya ke meja.
"So, siapa itu, Niall Horan?" tanyaku.
"Niall? Oh, dia itu penguasa sekolah. Dia, dan teman temannya. Yang keriting itu Harry Styles. Yang rada botak, Liam Payne, yang berjambul itu, Zayn Malik. Dan, sisanya, yang paling tua diantara mereka. Louis Tomlinson." cerita Kim. Kebetulan, posisi dudukku menghadap pintu masuk. Dan, kelima orang tadi masuk ke kantin. Mata Niall yang biru sempat beradu demganku. Aku menatapnya sinis dan melanjutkan makan. Berarti, yang tadi menatapku itu, si.. Louis?
"One Direction." sambung Kim.
"What? One Direction? Apa lagi tuh?"
"One Direction. Itu nama geng mereka."
"Apa? One Direction? Satu arah? Apa maksudnya?" tanyaku.
"Entahlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days Of Love
FanfictionAku tahu ini sebuah kebohongan. Aku tahu ini sebuah paksaan. Aku tahu cinta itu tidak bisa terpaksa. Tapi aku terpaksa, aku terpaksa untuk menuruti kemauannya demi sahabatku. Aku tidak mencintainya. Aku tidak boleh mencintainya dalam kurun waktu 30...