2nd Day

16 4 0
                                    

"Hallo? Crystal?"

"Ya? Ada apa, Niall?"

"Hari ini ada acara? Kalau tidak, ke taman bermain yuk." ajak Niall.

"Itu taman untuk anak anak, Niall." tawaku. Aku bisa mendengar suara Niall di sana.

"It's okay. Aku sering kesana bersama teman temanku."

"Ya ampun. Ga nyangka. Seorang Niall Horan. Trouble maker di sekolah? Pergi ke taman bermain? Tunggu sampai aku sebarkan berita ini di sekolah." kataku.

"Awas saja kalau kau berani. Sudahlah. Aku jemput kau setengah jam lagi." kata Niall. Aku hanya mendengus lalu menutup telepon. Beberapa detik kemudian, teleponku berdering lagi. Tanpa melihat namanya, aku angkat dan teriak teriak.

"Ada apa sih, Ni? Aku lagi ganti..."

"Hello? Crystal? Are you okay?"

Oh God, itu Kim!

"Eh? Oh, ini Kim. Kukira Niall."

"Apa? Niall? Ada apa kau dengannya?"

"Er.. Ti.. Tidak apa apa. Besok saja kujelaskan. Bye..." sergahku cepat. Aku langsung menutup teleponnya. Aku mengambil handuk dan langsung masuk ke bathub yang berisi air hangat.

"Crystal!! Crystal!" seru Zack sambil menggedor gedor pintu kamar mandiku. Aku membuka mataku.

"What?" tanyaku.

"Buka pintunya!! Cepat!"

"Aku lagi mandi. Memangnya tidak ada kamar mandi lain ya?" seruku. Zack mendengus dan berjalan keluar kamar. Aku keluar dari bathub dan berganti baju. Saat aku keluar dari kamar, Zack berteriak teriak lagi.

"Ohh, shut up!!" teriakku balik.

"Hei, ada pacarmu di ruang tamu. Dia menunggumu." kata Zack. Aku melotot kepadanya dan turun dari tangga. Aku melihat Niall sedang duduk di ruang tamu sambil memakan chips.

"Tukang makan." kataku sambil memutar mata. Niall hanya nyengir.

"It's me." katanya. Aku mendengus dan Niall memberi isyarat agar aku naik ke mobil.

"Aku tidak menyangka dan tidak pernah berpikir truble maker sepertimu datang ke tempat ini. Dasar childish!" kataku saat kami sudah sampai. Niall hanya tertawa.

"Baiklah baiklah. Lalu kau maunya apa? Makan malam romantis? Bukan ku jagonya. Kalau kau mau seperti itu, pergi ke Liam!" kata Niall.

"No. Aku tidak suka seperti itu. Aku lebih suka seperti ini. Tertawa lepas dan bukan suasana awkward meja makan." kataku.

"Lagipula, kalau aku makan malam bersamamu, pasti kau yang akan menghabiskan makananku." kataku lagi.

"Ohh, shut up! Kukira kau suka suasana seperti itu." balas Niall. Aku mencibir.

"Heii! Roller coaster!! Ayo kita naik, Ni..." ajakku. Muka Niall langsung pucat.

"Kenapa? Kau takut, hah? Pengecut!" seruku. Aku berlari dan duduk di tempat duduk paling depan. Niall tiba tiba sudah duduk di sampingku.

"Aku bukan pengecut." katanya sambil tersenyum. Mukanya pucat. Aku tertawa melihatnya.

"Here we go." katanya pelan. Kereta ini jalannya cepat sekali.

"I'M GONNA DIE!I'M GONNA DIE! I'M GONNA DIE!!" teriak Niall ketika kami mulai menanjak. Hampir 180°.

"WAAA...." Teriakku dan Niall bersamaan. Aku tertawa tawa sedangkan Niall mukanya pucat sekali.

"Sudah selesai. Ayo kita turun." ajakku. Niall diam di tempat duduknya. Mukanya tak berwarna dan matanya memandang lurus ke depan.

"Niall..."

"Ni, aku traktir nandos deh.." kataku akhirnya. Baru saat itu Niall meloncat keluar sambil memandangku girang.

"Itu bayarannya, Princess." kata Niall. Aku hanya mendengua sambil berjalan ke arah restoran itu yang ada di depan wahana roller coaster.

"Apa kau yakin akan menghabiskan semua itu?" tanyaku ketika mendengar pesanan yang disebutkan Niall. Dia hanya nyengir.

"Aku mac and cheese aja sama jus jeruk." kataku. Pelayan itu mencatat pesananku dan pergi.

"Jangan lama lama ya." kata Niall.Aku hanya geleng geleng kepala.

"Kapok deh, traktirin Niall, mah." gumamku. Dia hanya terkikik senang walau mukanya masih pucat.

Tiba tiba, dia memperhatikanku lama. Aku yang sedang bertopang dagu menghadap jendela jadi risih.

"Ada yang salah?" tanyaku. Niall kaget dan menggeleng pelan.

Niall's POV

"Mau es krim?" tanyaku. Crystal mengangguk semangat. Aku mengajaknya ke salah satu kedai es krim langgananku.

"Hei, Horan!" panggil Tom, pelayan di kedai itu. Dia sudah kenal denganku.

"Hei, Tom." balasku.

"Siapa ini? Pacarmu?" tanya Tom. Aku hanya tersenyum sambil memesan es krim.

"Kau mau apa?" tanyaku.

"Es krim vanilla dengan choco chips aja." balasnya. Tom mengangguk. Aku dan Crystal duduk di pojok, dekat jendela. Tak lama, Tom datang membawa es krim.

"Thanks Tom." kataku. Tom mengangguk lalu pergi.

"Hei, itu Harry, kan?" tanya Crystal sambil menuding ke arah jendela. Perhatianku teralih. Aku memandang Harry yang sedang berjalan sendirian. Dia menuju kafe ini. Tapi pandanganku segera menuju kepada orang di belakangnya. Itu.. Itu...

Barbara Palvin.

Aku langsung menunduk ketika Barbara menoleh ke arah medai ini. Ada suara pintu terbuka dan Crystal memanggil Harry.

"Harry!" panggilnya. Harry menoleh dengan bingung dan senyumnya merekah ketika melihatku dan Crystal. Harry duduk di sebelahku.

"Hei, Niall. Tahu tidak? Tadi aku bertemu dengan Bar... Aww..." jerit Harry. Aku menginjak kakinya keras. Bisa bisanya dia menyebut nama Barbara di depan Crystal. Crystal menatapku dan Harry bingung sedangkan aku menatap Harry sambil melirik ke arah Crystal. Harry langsung mengerti. Untungnya Crystal tidak menanggapi soal itu. Dia malah memakan es krimnya dengan lahap.

"Ohh, jadi first date nih?" tanya Harry. Seketika wajah Crystal memerah dan dia langsung mencubiti Harry.

"Okay, okay, stop!!" seru Harry. Crystal memandang Harry dengan tatapan puas lalu dia kembali ke es krimnya yang hampir meleleh.

"Kau sendiri, Hazz?" tanyaku.

"Mhm. Tadinya aku habis menjenguk keponakanku. Tapi aku tidak bawa mobil. Aku langsung kesini saja. Eh, Horan, antar aku pulang ya." kata Harry. Niall menatap Harry dengan tatapan kaget.

Crystal's POV

"Bye Niall, Bye Harry.. Terima kasih ya, hati hati kalian berdua!" kataku. Mereka menangguk. Aku membuka pintu rumah dan berhadapan dengan Zack.

"Siapa itu?" tanyanya lagi.

"Setahuku, saat kau pdkt dengan Grace, aku tidak seingin tahumu deh" kataku. Aku segera naik ke kamarku dan beristirahat.

30 Days Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang