Playlist: Bruno mars - count on me
Tiga tahun telah berlalu. Sekarang aku bukanlah Mikaela yang cengeng, yang manja, dan lemah. Sekarang aku sudah besar. Umurku sudah 18 tahun. Sudah menyelesaikan perjalananku di SMA.
Agak susah awalnya untuk beradaptasi disini. Masuk ke sekolah baru, bertemu teman-teman yang baru dan masih sangat asing. Aku jadi 'sedikit' pendiam. Tiba-tiba saja, suara kakakku menginterupsi kegiatan -melamunku.
"Mika! Mikaela! Turun napa sih dek! Ada Diva nih! Jangan ngelamun mulu kerjaannya!"
Suaranya yang menggelegar memenuhi seluruh sudut rumah ini. Aku segera turun dengan tergesa-gesa ke bawah. Kulihat kakakku sedang mengobrol dengan Diva. Sepupu sebayaku.
"Tuh udah ditungguin sama Diva. Untung ada gue, jadi Diva nggak mati kebosenan nungguin lo," Astaga, kenapa kakakku ini sangat cerewet melebihi mama?
"Geli banget bang, sumpah. Bawel banget lo, kek cewek," Aku langsung melenggang cantik melewati kakakku dan menghampiri Diva yang memandang kearah kami bosan.
"Selalu kayak gitu, kalo ada lo, kakak gue heboh sendiri," Ucapku sambil menghempaskan tubuhku ke sofa di samping Diva.
"Haha, tapi kakak lo asik juga kok, gue jadi nggak bosen kelamaan nunggu lo," eits, dia berpihak pada kak Mike?
"Yaudah lah terserah lo, anyway, ada apa nih lo ke rumah gue?" Tanyaku memutar tubuh menghadap padanya.
"Nggak apa-apa sih, cuma bosen aja di rumah. Lagian, rumah kita sebelahan, kesandung juga nyampe," ya, memang rumahku dan rumahnya bersebelahan. Bentuk luar dan dalamnya juga sama. Karena rumah kami se-type. Kenapa jadi ngomongin rumah?
"Mik, kita jalan-jalan yuk! Lo nggak ada kerjaan juga 'kan?"
"Eh, ada, gue ada kerjaan kok,"
"Kerjaan apaan? Palingan cuma diem, sambil ngelamunin 'dia' nya lo itu. 'Dia' yang ada di Jakarta itu tuh, tiap hari lo ngelamunin itu terus tuh semenjak tiga tahun lalu lo dateng kesini, ngenes dasar!"
Skakmat! Nyatanya yang diucapkan Diva barusan memang benar. Semenjak tiga tahun lalu kedatanganku, pikiranku tak pernah lepas dari sosok itu. Sosok yang mati-matian berusaha aku lupakan. Tapi nyatanya? Bahkan i can't remember to forget him.
"Tuh kan, malah ngelamun lagi, dasar ngenes! Sebenernya siapa sih 'dia' yang lo maksud it--
"Just wait! I'll be back at ten minutes. Tentuin dulu kita mau kemana! Gue nggak mau luntang-lantung kek kemaren lagi!" Ucapku datar dan aku langsung pergi ke kamarku untuk mengganti pakaian. Daripada omongan tentang 'dia' terus berlanjut dan aku semakin tak bisa melupakannya.
-000-
Author pov
Di lain tempat...
"Zka! Cepetan siniin makanannya! Mau gue masukkin koper nih!" Teriak Rachel ke Azka. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergo berlibur sesudah pengumuman kelulusan kemarin.
"Sabar kenapa sih! Cat kuku gue belum kering tau! Nanti kalo rusak gimana!?" Perempuan bernama Azka ini menyahut dengan sebal, dia meniup-niup kuku jarinya dengan harapan cat kukunya kering.
"Nih Chel, jangan ganggu cewek gue dulu, lagi PMS soalnya," Ujar Afri sambil melempar makanan ringan ke arah Rachel.
"Cuy, nggak apa-apa nih kalo gue ikut? Ya, i mean, you all knows, gue sama Mikaela 'kan nggak terlalu kenal," Ucap lelaki itu tanpa mengalihkan pandangan pada ponselnya.
"Yaelah Ar, santai aja sama Mikaela, dia orangnya open and friendly kok," Kata lelaki yang satu lagi, Afri.
"Iya Ar, biasa aja. Lo tinggal berbaur aja, pasti lo bakal seneng kenal sama dia, dia tuh easy going," Rachel ikut menimpali perkataan Afri tadi.
"Then, fine. Daripada kebosenan disini," Ucap Arkan seperti oh-kelewat-santai tetap terpaku menatap benda tipis bernama 'iPhone' itu.
"I just can't wait to see her again, it's been 3 years and i miss Mikaela oh-so-so-bad, don't you Chel?" Tanya Azka sambil melanjutkan kegiatan 'meniup kuku jari tangan'
"Ofcourse i do, imagine how Mikaela's face saat dia ngeliat kita setelah lama nggak ketemu," Jawab Rachel tak kalah hebohnya.
"Then, let see tomorrow girls," Afri ikut menimpali percakapan dua gadis dihadapannya dan dia langsung merangkul Azka.
Ps.
hi again! So wdyt? U know how it feel 'ngetik dikelas' yg udh pasti sangat sangat sangat rame, berisik, crowded and asdffgkdlsjahj i can't describe it.
Sooo, jgn protes dulu yak, pleaseeee. Gue tau cerita ini emg patut 'diprotesin' tp untuk part ini gue bener2 sucks, gue gabisa menghindari untuk gk ikut ngegosip sama tmn2 gue tauukk.. maafkan saya yg kelewat imut ini yaakk🙏🙏
so, see u soon at next part! Big hug, love and kisses😘😘😘
U can find me on:
Instagram: farradisk
Ask.fm: farradisk
Line: farradisk. (With dot . )
Mari berteman!😊😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
Fiksi RemajaSemuanya dimulai saat teman-teman lama Mikaela datang berlibur ke kotanya. Siapa sangka ternyata teman-temannya juga mengajak Arkan, cinta pertama Mikaela ikut berlibur. Kejadian tak terduga yang membuat jantung Mikaela terlonjak seketika saat meli...