#4 Sebab

126 13 6
                                    

(Airi POV)

Aku mempersiapkan segala rencana untuk hari ini, ya, untuk ulang tahunnya Mizuki-kun. Orang yang kusukai. Aku sudah menabung selama satu tahun untuk membeli sepatu yang cukup mahal untuknya. Kuharap ia menyukai kadoku.

Aku memakai hoodie berwarna pink dengan overall sepaha. Aku juga men-curly sedikit rambutku dan tak lupa dengan topi berwarna putih.

Aku harap dengan penampilanku ini bisa menarik hati Mizuki-kun. Hari ini juga...aku akan menembaknya. Kumohon terimalah perasaanku ini, Mizuki-kun.

****

Di bawah tangga inilah kuakan mengungkapkan perasaanku ini.

"Jadi, apa yang mau diomongin disini?"

"Hm. Aku ingin memberi ini untukmu. Otanjoubi omedetou, Mizuki-kun. Kadonya menurutku biasa aja. Tapi, kuharap kamu suka dengan kadoku."

"Dan satu lagi....aku...aku...aku menyukaimu, Mizuki-kun. Tolong terimalah perasaanku." Ucapku. Aku gugup sekali, tolonglah aku.

.

.

Hening. Hening. Ia tak mengucapkan satu kata pun. Aku tak salah omong, kan?

"Hm. Maaf, Airi-san. Aku tak bisa menerima perasaanmu dan tak bisa pacaran denganmu." Jelasnya sambil mengusap tengkupnya.

"Ke-Ke-Kenapa?"

.

.

"Aku belum memikirkan gimana nanti kalau aku pacaran, aku juga harus fokus dengan sekolah dan show yang makin memadat. Lagipula...aku juga sudah menyukai seseorang. Dan itu bukan kamu, Airi-san. Maaf karena tak bisa pacaran denganmu. Makasih juga sudah menyukaiku."

"Aku juga menghargai perasaanmu. Tapi, kamu harus tahu, ada seseorang yang sudah lama menyukaimu, mungkin kamu tak menyadarinya. Tapi, kuharap kamu menyadarinya dengan cepat. Maaf membuat harimu menjadi hancur karena aku tak bisa pacaran denganmu. Makasih kadonya. Arigatou gozaimasu. Aku duluan ya, Airi-san." Jelasnya yang kemudian perlahan mulai meninggalkanku.

Yang kurasakan saat ini...shock. Aku tak tahu harus berbuat apa. Rasanya apa yang kulakukan saat ini hanyalah sia-sia aja.

"MIZUKI-KUN!"

Untungnya aku masih sempat meneriakinya. "Ada apa?"

"Siapa seseorang yang kamu sukai? Bolehkah aku mengetahuinya?"

.

.

.

"Temanmu dan teman Hiromi-san juga." Ia meninggalkanku.

Mizuki-kun suka sama Miyu-chan? Demi apa? Aku shock. Air mataku mulai mengalir, tapi aku tak boleh larut terus dalam kesedihan ini. Hanya karena aku ditolak, aku tak boleh terpuruk. Aku harus move on. Siapa tahu dengan move on ini, aku bisa menemukan cowok yang lebih baik daripada Mizuki-kun. Aku juga tak boleh merusak persahabatanku dengan Miyu-chan. Akulah dulu yang pertama kali menerimanya dengan apa adanya, meskipun ia terlihat culun, tapi ia sangat pandai. Aku harus tetap menjaga persahabatan ini.

Aku harus mulai sedikit demi sedikit untuk move on. Tapi, yang dikatakan Mizuki-kun itu bohong atau bukan? Dia bilang ada seseorang yang sudah lama menyukaiku, tapi...siapa? Apa dia...takdirku?

****

Hari senin dan di istirahat pertama...kenapa aku lemas sekali...tak mungkin seperti ini hanya gara-gara patah hati. Nggak. AKU NGGAK BOLEH BEGITU.

YumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang