Good Bye (LAST CHAPT)

699 50 6
                                    


"Aku menyukaimu"

Semilir angin yang berhembus kencang meniup rambutku. Menerbangkannya sehingga membuat rambutku berantakan. Aku membeku mendengar perkataan Karry. Aku serasa disambar kilat mendengar perkataannya. Mulutku bungkam tidak mampu menjawab perkataannya. Bahkan, untuk menggerakkan tanganku saja susah. Aku benar benar tidak percaya dengan apa yang dia ucapkan barusan
"Aku menyukaimu, Karoyj Wayi" Karry mengulanginya lagi. Aku tetap terdiam mendengar ucapannya. Entah kenapa saat mendengarnya, rasanya... campur aduk.
"Sebenarnya sudah lama. Bahkan sebelum kau menanda tangani kontrak bekerja sama menjadi kekasih 'pura-puraku', Saat kau bermain musik bersama temanmu. Permainan violinmu sangat bagus dan... membuatku terpikat kepadamu" Jelas Karry. Ia memandangku sambil tersenyum kecil. . Aku tak berani menatapnya langsung. Aku memandang kearah lain --menghindari tatapannya.

"Aku tahu aku mengatakannya terlalu blak-blakkan, jadinya kau merasa aneh" Ucap Karry tertawa canggung. Ia menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Aku masih tetap terdiam. Rasanya ingin sekali menjawab perkataannya, tetapi... aku tak bisa membuka mulutku untuk sekedar berbicara. Aku memutuskan untuk membereskan peralatan dan memasukkannya kedalam kotak p3k.

"Maaf, kurasa Roy dan Jackson sudah menunggumu. Aku akan pergi" Ucapku datar. Aku berlalu dari hadapannya dan meninggalkannya.
.
.
.
.
.
.
.
AUTHOR PART OF VIEW

Karoyj melempar tas kesembarang arah. Ia menutup mukanya menahan rasa malu saat ia dan Karry berada di rooftop sekolah tadi.

"Ah! Bodoh! Kenapa kau tak menjawab perkataannya?!" Karoyj memarahi dirinya sendiri. Ia menghempaskan badannya kekasur. Ia menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya menerawang jauh."Apa... yang diucapkannya itu benar? Dia sudah mengenalku sebelum dia memintaku menanda tangani kontrak" Karoyj bergelut dengan pikirannya. "Itu mustahil."
"Aku kira itu hanya kebetulan... tapi...." Karoyj memenggal kata-katanya. Ia kemudian menutup mukanya dengan bantal.
"Kenapa perkataannya masih dipikirkan? Dia pasti sedang bercanda" Karoyj berusaha untuk tidak memikirkan kejadian itu. Ia kemudian bangkit.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Karry berjalan masuk memasuki ruangan latihannya. Ia melihat sekeliling ruangan. Ruangan masih kosong. Yang ada hanyalah dia, Roy dan Jackson.
"Zhao jie belum datang?" Tanya Karry menoleh kearah kedua rekannya. Jackson hanya mengangkat bahunya sambil tetap fokus kepada game kingdom war yang ada dihandphonenya.
"Entah, kurasa dia terlambat" Roy menoleh kearah Karry. Ia mengambil microphone yang terletak didekat piano.
"Ck, bukankah dia yang akan melatih vokal kita? Kalau begini waktu istirahat kita akan terganggu" Karry mengeluh. Ia menghempaskan dirinya kesofa yang diduduki Jackson. Karry mendekat kearah Jackson.
"Tak bisakah kau berhenti bermain game?" Karry kesal.
"Tak bisakah kau diam? Aku sedang melawan kerajaan Chien" Ujar Jackson membalas. Ia terus memainkan handphonenya. Karry berdecak kesal. Setelah selesai, Jackson memperlihatkan tabel kemenangannya kepada Karry. Karry terkejut.
"K-kau berhasil melawan kerajaan Koka? Aku saja yang sudah diatas tingkatanmu saja tidak bisa melawannya!" Ucap Karry tidak percaya. Ia menatap Jackson selidik. "Kau memakai cheat, ya?" Jackson segera menidakkan.
"Enak saja!" Ucap Jackson datar.
"Eh... ngomong-ngomong, kau habis bertengkar ya?" Tanya Jackson memperhatikan Karry dengan selidik. Roy yang sedang asik bermain dengan tali microphone pun pergi menyusul Jackson dan Karry.
"Benarkah?" Tanya Roy. Mereka berdua melihat kearah Karry dengan tatapan selidik."Kenapa melihatku begitu?" Tanya Karry risih. Jackson menunjuk luka yang berada disudut bibir Karry.
"Oh... ya" Ujar Karry dengan kalimat terakhir dipercepat. Roy seperti terkejut.
"Benarkah? Dengan siapa?" Tanya Roy.
"Aku tak percaya kau pandai bertarung juga" Ujar Jackson. Karry memberikannya tatapan tajam."Huang Yinwen" Jawab Karry santai.
"A-apa?" Roy dan Jackson tampak tak percaya.
"Kau melawan sang troublemaker sekolah?" Karry mengangguk."Apa salahnya? Dia hampir melakukan pelecehan"
"Dengan siapa?"
"Karoyj. Sebagai teman rekan, aku harus menolongnya, kan?" Ucap Karry.
"Nona Karoyj?" Tanya Roy. Karry mengangguk.
"Kurasa, kau akan mengalami masalah besar, Karry" Tukas Jackson.
"Aku tak pedulii~" Ujar Karry santai. Ia merentangkan tangannya karena pegal.
"Haruskah kita mengatakan ini kepada Mr. Tian?" Tanya Roy.
"Kurasa begitu" Ucap Jackson. "Tenang, Kau masih memiliki dua most handsome hero disampingmu!" Ujar Roy bersemangat. Yah, dia memang begitu. Bisa bahasa inggris walaupun bahasa inggrisnya kacau.
"Aku datang. Maafkan aku. Aku datang terlambat karena tadi urusan" Ucap Zhao jie sambil berlari kecil melewati lorong demi menggapai sebuah pintu. Mereka bertiga menoleh kearah gema-an suara.
"Anda terlambat 7 menit, jie" Ujar Jackson datar. Zhao jie hanya tertawa canggung kemudian meraih kursi piano.
"Baiklah, kita mulai dari nada rendah sampai nada tinggi" Ujar Zhao jie mempraktekkannya. Mereka bertiga pun mengikuti instruksi Zhao jie.

R. With Unknown Artist [TFBOYS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang