Ohanami

92 35 12
                                    

Aku dan Alisa sudah sampai di kamar. Hal yang kami lakukan pertama kali adalah melihat jam, jam dinding yang sudah menunjukkan jam 10PM membuatku terburu-buru untuk segera tidur dan beristirahat.
Mengingat besok hari pertamaku melihat Sakura, aku kembali membayangkan keindahan Sakura. Melihatnya dari jarak dekat, memandangnya, duduk dan menikmati suasana musim semi dibawah pohon sakura. Ah! Indah sekali.

Seperti biasa, sebelum benar-benar tidur aku dan Alisa mencuci muka dulu.
Setelah itu kami menjatuhkan badan ke kasur empuk milik Park Hotel Tokyo.
Baru saja ingin ku pejamkan mata, aku teringat dengan Akio.

"Apakah aku bisa bertemu dia lagi besok?" pikirku dalam hati. "Ah! Kenapa aku jadi memikirkan Akio?" bantahku.

Aku langsung menutup mata dan segera tidur.

***

Tidak terasa sudah pagi. Pagi yang tidak begitu cerah tapi tetap hangat. Aku dan Alisa turun dari tempat tidur dan segera bersiap-siap untuk memanjakan mata melihat bunga sakura.
Aku dan Alisa segera bersiap-siap pergi ke Kyoto. Kami akan ber - ohanami disana. Ohanami / hanami adalah istilah yang diberikan penduduk Jepang untuk piknik dibawah pohon sakura. Tapi tidak semudah itu, untuk sampai di Kyoto aku dan Alisa harus menempuh perjalanan bus selama 5 jam. Jika sekarang sudah jam 6.30AM maka kami akan sampai ke Kyoto sekitar jam 10.30AM. Tidak begitu buruk.

"Ayo sa, cepet sedikit." kataku pada Alisa sambil menggesek telapak tangan. Ya meskipun disini sedang musim semi. Tapi tetap saja, aku merasa sangat kedinginan. Disini saja aku menggunakan baju hangat.

Alisa sudah siap, aku sudah siap, seluruh barang sudah siap. Makanan, kamera, buku, pulpen, dan notebook sudah kusiapkan. Seperti rencana pertama, aku ingin hanami untuk mendapatkan inspirasi buku ku nantinya. Kami keluar hotel dan mencari bus untuk ke Kyoto. Ajaibnya, cepat sekali kami menemukan bus. "Ah ini jodoh namanya" gumamku sambil masuk kedalam bus. Sepanjang jalan aku dan Alisa melihat bunga-bunga Sakura yang indah. Makin tidak sabar rasanya.
Disebuah jalan, aku seperti melihat Akio sedang berdiri dipinggir jalan. Dengan reflek aku langsung melihatnya sampai kepalaku berputar kebelakang. Akio pun seperti melihatku, karena kaca bus ini adalah kaca bening.
Aku langsung berpikir apakah itu Akio atau hanya mirip saja. Lamunan pikiranku ini cukup lama. Hingga seperti biasa, aku tidak sadar bahwa kami sudah sampai di Kyoto.
Pikiranku tentang Akio langsung hilang saat aku melihat bunga Sakura yang indah ini tepat didepan mataku.

"Wahh keren banget Syah. Subhanallah" kata Alisa sambil menggenggam erat tanganku. Ya memang benar kata Alisa, disini sangat indah.
Setelah sedikit-lama berjalan dan akhirnya kami berhenti di spot Hanami di Maruyama Park. Maruyama Park ini adalah Spot Hanami paling ramai, makanya kami memutuskan untuk ber - hanami di Maruyama Park ini. Aku dan Alisa langsung mengeluarkan semua peralatan piknik kami. Mulai dari membentang tikar kecil hingga menata makanan. Setelah selesai, aku langsung mencari posisi yang nyaman untuk menikmati Sakura dan mencari inspirasi.

Langsung ku keluarkan Notebook-ku dan mulai mengetik. Tak lupa, aku keluarkan handphone dan memasang earphone kemudian menyetel lagu favoritku. Sungguh nyaman sekali. Disini juga tidak begitu berisik, membuat semua idea-idea ku mengalir dengan mudahnya. Ah sempurna sekali. Sesekali ku penjamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam. Ku lakukan beberapa kali. Hingga tiba saat aku memejamkan mata dan kemudian kubuka. Akio sudah didepan ku. Entah mengapa, orang yang satu ini selalu saja begitu.

"Haiiiii Aisyah." sapa Akio sambil melambaikan tangannya.

"Astaga! Akio. Kamu ngagetin aku aja. Tiba-tiba muncul depan mukaku gini." sahutku kaget tanpa menjawab sapaan Akio.

"Hehe, kamu lagi ngapain? Alisa mana?" Akio langsung menolehkan kepalanya kekanan-kiri sambil menanyakan keberadaan Alisa.

Aku pun juga bingung, kemana perginya Alisa. Padahal tadi dia ada disini. Ah anak yang satu ini selalu saja tidak pernah bilang jika ingin pergi.

"Alisa? Oh ya Alisa mana ya? Tadi dia ada disini. Duh Alisa" dengan gelisah aku malah balik bertanya pada Akio yang tadi bertanya padaku tentang Alisa.

"Doorrrr!!!" kejut Alisa sambil menepuk pundakku. "Hahahahah" Alisa menertawakan ekspresiku saat terkejut.

"Kamu kemana aja, ini negara orang. Kamu gabisa seenaknya aja pergi ga bilang-bilang sama aku. Nanti kalo kamu ngilang gimana?" aku langsung menghilangkan wajah terkejutku dan langsung memarahi Alisa.

"Iya iya engga lagi deh. Maaf ya" jawab Alisa sambil memelukku.

Alisa memang seperti ini, dia sebenarnya memiliki hati yang lembut. Hanya saja, gayanya yang sedikit nyeleneh membuat orang marah padanya.
Akio yang berada di depanku malah senyum-senyum melihat aku dan Alisa berpelukan.

"Kamu kenapa Akio malah senyum-senyum" tanyaku jutek pada Akio.

"Tidak, aku hanya salut pada persahabatan kalian. Pertahankan ya." jawab Akio menasehati ku sambil menepuk kecil pundakku.

Aku melihat tanganya masih dipundakku, dia menatapku tajam dan aku pun kembali menatapnya. Jantungku berdebar kencang. Belum sempat kujawab nasehatnya, sudah panas dingin tubuhku.

"Ah tulisanku." ku alihkan tatapannya. Dan langsung aku ambil Notebook untuk melanjutkan tulisanku. Akio malah ikut duduk disampingku, sambil melihat aku mengetik. Makin berdebar jantungku. Akio tampak serius kali ini. Aku mati kutu sekarang. Jangankan bergerak, berbicara pun rasanya tak berani. Alisa malah asik dengan sandwich yang aku buat. Akhirnya yang aku lakukan adalah menunggu Akio untuk memulai pembicaraan. Lama sekali, dia hanya diam. Sama seperti ku.

"Apa yang harus aku lakukan? Apa?" bicaraku dalam hati sambil memikirkan kalimat apa yang harus aku ucapkan sekarang.

To be continued....

Kira-kira ada apa dengan Akio dan Aisyah?
Baca kelanjutannya di "Ohanami 2" ya.

SAKURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang