Aku langsung mengajak Alisa pergi ke kamar. Akio pun melangkahkan kaki keluar hotel dan pulang kerumahnya.
Alisa masih sibuk menggosok-gosokkan telapak tangannya.
Pikiranku dipenuhi oleh bayang-bayang Akio. Kenapa ini? Tidak seperti biasanya. Aku dan Alisa mempercepat langkah kaki dan segera masuk dalam lift. Tiba-tiba.... *brruuggg* aku terjatuh, aku merasa tidak sadarkan diri. Tapi aku merasakan tangan seorang laki-laki sedanv menggendong tubuhku yang lemah ini.
-Flashback on-
Akio Point Of View
Aku berjalan pelan menuju pintu keluar hotel. Tapi pikiranku dipenuhi oleh bayang-bayang Aisyah. Firasatku berkata akan terjadi sesuatu pada Aisyah. Aku berusaha acuh pada firasat ini. Karena mungkin ini hanya sekedar firasat. Maklum, aku menghabiskan waktu seharian bersamanya.
Namun firasat tak enak ini makin menguasaiku. Aku langsung memutarkan badan dan berlari menyusul Aisyah. Aku tak peduli betapa kuyupnya aku sekarang. Yang aku pikirkan adalah aku harus menyusul Aisyah.
Aku langsung menghampiri receptionist untuk bertanya kamar nomor berapa yang ditempati Aisyah dan Alisa. Belum sempat aku bertanya, aku melihat Aisyah berjalan sempoyongan dibelakang Alisa yang sedang membuka pintu lift. Aku langsung berlari cepat menyusul mereka.
"Ayo cepat Akio sebelum pintunya ketutup!!!" Batinku sambil berlari kencang.
Dan akhirnya aku berhasil masuk kedalam lift yang mereka naiki. Aisyah sempat menatapku, namun dia langsung terjatuh. Aku segera menangkap dan menggendongnya.
-Flashback off-
"Yaampun Alisa. Lo apain ini temen lo sampe pingsan begini. Bukannya dijagain, malah lo santai kaya bos jalan di depannya!" Spontan aku langsung membentak Alisa. Alisa hanya diam dan sedikit menahan tangis.
"Aisyah maafin gue yah. Gue tadi tuh kedinginan banget makanya jalan cepet-cepet. Sekarang lo pingsan gara-gara gue Syah. Maaf." Alisa mengguncang tubuh Aisyah yang ada dalam dekapanku.
"Ini pasti gara-gara dia habis ujan-ujanan sama lo tadi. Aisyah itu ga bisa kena air hujan Kio." Lanjut Alisa sambil melototkan matanya dihadapanku
"Lho.. Kok jadi gue?" balasku.
"Pokoknya elo harus gendong Aisyah sampe kamar dan temenin dia sampe sadar!!!!" bentak Alisa padaku. Aku hanya menganggukan kepalaku. Ya, memang sepertinya ini salahku. Seharusnya aku tadi tidak memaksakan Aisyah untuk menerobos hujan.
Aku pun sudah sampai di kamar mereka. Alisa langsung membukakan pintunya dan aku dipersilahkan masuk untuk mengantar Aisyah ke kasurnya.
"Huhh! Berat juga ni cewek." gumamku sambil meregangkan otot tanganku.
"Sa. Gue pulang ya, tugas gue udah selesai kan?" lanjut ku meminta izin pada Alisa untuk segera pulang. Karena menurutku, aku sudah mengantar Aisyah sampai dalam kamar bahkan sampai meletakannya di atas kasur. Waktunya aku pulang dong? Untuk apa lagi?
"Eitss.. Enak aja lo. Tadi kan perjanjiannya. Elo harus nemenin Aisyah sampe dia sadar dan elo udah iya-in itu! Jangan sok lupa." Alisa yang sedang memegang telfon langsung membentakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKURA
RomanceBunga yang mekar pada bulan Maret sampai April ini melambangkan suatu keindahan. Setiap kali bunga Sakura bermekaran, akan selalu ada pertanda senyuman dan kebahagiaan yang menghiasi dunia ini. Namun saat daun-daunnya berguguran, akan datang saat ke...