Three

22 1 0
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian Bella bertemu dengan Ghifari di mall tetap saja membuat Bella masih mengingat kejadian itu.. memang terlihat biasa saja tetapi perkataan Ghifari membuat Bella terus kepikiran. Bella terus berpikir apakah Ghifari serius dengan perkataannya atau tidak, tapi itu tidak penting karena besok pagi ada yang lebih penting daripada itu. Semester 2 di sekolah sudah dimulai.

~~~~~~~
Suara alarm dari HP Bella berdering keras, entah mengapa dia mengatur alarm nya pada jam 05.00 padahal jarak dari rumahnya ke sekolah cukup dekat.
Dengan malas, Bella beranjak dari tempat tidurnya yang empuk dan sangat nyaman.

"Ngapain sih harus udah sekolah segala, mager banget ah." ucap Bella pada diri sendiri. Bella mengambil handuk dan segera mandi. Setelah mandi ia bergegas menuju lantai bawah untuk menemui keluarganya yang mungkin sudah bersiap-siap lebih dahulu daripada nya.

Ternyata benar, keluarga nya sedang sarapan. Ada papa,mama, dan kak Aldo.

"Loh, kak Aldo kapan pulang?" tanya Bella kepada kakaknya yang sedang menikmati susu coklat buatan mama nya itu. "Tadi malem, Bella ga denger suara knalpot motor kakak yang berisik itu?".

"Ngga tuh, ngga denger apa-apa." Bella menggelengkan kepalanya. Semalam Bella tidak mendengar bunyi apapun dari luar. "Ohh, berarti Bella udah tidur ya?" tanya kak Aldo. "Mungkin." jawab Bella dengan singkat.

Reynaldo Fajar Pradipta, atau biasa dipanggil Aldo. Adalah kakak dari Salsabilla Ferina Pradipta atau Bella, ia baru saja pulang dari reuni SMA nya yang bertempat kan di Bandung. Padahal kak Aldo baru saja lulus SMA baru baru ini.

Bella melihat jam di HP nya, jam sudah menunjukkan jam 5.55 yang artinya Bella harus segera berangkat karena bel sekolah berbunyi pada pukul setengah 7 pagi. Walaupun jarak sekolahnya dekat tetapi jalanan yang padat terkadang membuat ia hampir telat.

"Bella berangkat dulu yah," ucap Bella sambil mencepol rambut nya menggunakan jepit ngetrend dikalangan perempuan yaitu jedai.

"Ga berangkat sama Papa aja bel?" tanya Papa bella yang sudah selesai memakan roti isi selai nanas. "Ngga pa, takut telat kalo naik mobil." jawab Bella dengan tersenyum. "Terus kamu berangkat sama siapa?" Mama Bella ikut bertanya kepada anak perempuannya itu.

"Bella naik ojek online aja Pa,Ma. Kebetulan udah sampe tuh didepan padahal Bella udah pesen 15 menit yang lalu." kata Bella. Mama dan Papa nya hanya tersenyum dan mengangguk, "Ya sudah hati-hati di jalan ya nak," pesan Mama dan Papa Bella.

Mama Bella menyikut kak Aldo yang asik main HP, "Al, itu adek mu mau berangkat!". Kak Aldo hanya tersenyum malu, "E-eh iya, hati-hati di jalan cil!".

-----
Selama perjalanan, Bella tetap saja memikirkan Ghifari. Bukan Ghifari nya sih, tetapi omongan Ghifari waktu di Grand Town minggu lalu.

"Mungkin kak Ghifari cuma iseng... biasa lah cowok ganteng kan bebas.." batin Bella dalam hati. Tiba-tiba bapak ojek itu menepikan motornya di pinggir jalan.

"Loh kenapa pak?" tanya Bella. Bapak ojek itu menggaruk-garuk kepala, "Ini dek,ban nya kempes. Kalo dilanjutin sih bisa tapi takut pecah terus kepleset gitu kan bahaya." kata bapak ojek itu .
Keringat jatuh di dahi Bella, ia takut telat. Tak mungkin bagi nya untuk naik kendaraan seperti angkot karena trauma pernah dicopet.

"Yaah, terus gimana dong pak?" Bella semakin panik, ia melihat ke jam tangannya. Waktu menunjukkan pukul 6 lewat 10 menit, bel masuk artinya tinggal 20 menit lagi.
"Ya ga bisa dilanjutin dek, adek cari ojek lain aja gapapa kok. Ini gausah dibayar." kata bapak ojek itu, karena merasa tidak enak Bella tetap membayar ojek itu sesuai dengan harga yang sudah ditentukan.

Kepanikan Bella makin menjadi-jadi karena Hp nya tidak ada sinyal yang artinya ia tidak dapat memesan ojek online. Tiba-tiba, seseorang cowok dengan helm fullface mengendarai motor ninja berwarna merah berhenti menepi di tempat Bella menunggu.

Cowok itu membuka kaca helm nya,

itu...

Ghifari.

"Bella, ngapain lo di pinggir jalan? Bel sekolah bentar lagi lo malah ngetem disini, angkot mah gabakal lewat sini" ucap Ghifari. Kegrogian Bella muncul lagi, selalu muncul setiap ada Ghifari.

"Eh itu.. ojek gue ban nya kempes terus hp gue gaada sinyal buat mesen ojek online, dan sekarang gue nunggu ojek biasa lewat." jawab Bella dengan nervous. Ghifari tertawa kecil.
"Buset dah, orang lagi ada musibah dia malah ketawa, dasar cowok aneh." ucap Bella dalam hati.

"Yaudah, lo berangkat sama gue aja. Yuk cepetan entar telat Bell." kata Ghifari sambil menutup kaca helm nya, Bella kaget mendengarnya. Baru kali inj dia dibonceng oleh cowok selain kakaknya sendiri. Bella masih terpaku di posisi nya.

"Ngapain diem aja Bell? ayo cepetan!" kata Ghifari. Bella pun langsung naik ke atas motor, agak aneh bagi nya menaiki motor seperti itu walaupun ia sering dibonceng kak Aldo dengan motor yang jenis nya sama.

Ghifari mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi, jantung Bella berdebar kencang. Bukan karena kecepatan motor Ghifari, tetapi karena ia pergi sekolah bersama Ghifari yang bukan siapa-siapa Bella. Apa yang akan dikatakan oleh senior-senior cewek Bella dan para fans Ghifari ketika melihat ia pergi sekolah bersama Ghifari.

Sekitar 10 menit, mereka sudah sampai di depan gerbang SMA Harapan Nusantara. Tak sedikit mata-mata sinis menatap Bella, ia pun makin nervous.

"Udah kali Bell gausah dipikirin, mereka cuma sirik aja sama lo." ucap Ghifari seakan dapat membaca pikiran Bella. Bella semakin bingung, ia tidak terlalu kenal dengan Ghifari tetapi sudah diantar sekolah oleh nya. Sebenarnya tidak salah menerima bantuan dari orang lain, tetapi Bella merasa kurang nyaman ketika ada kehadiran Ghifari.

"Yaudah, makasih ya kak udah nganterin. Sebenernya ga usah repot-repot." Bella tidak lupa berterima kasih kepada Ghifari. Cowok berambut klimis itu hanya mengangguk dan tersenyum.

Bella mengangguk dan berlari kecil menuju kelasnya, kelas 10 IPA 5.

BRUK!

"Aduuh, jalannya hati-hati dong!" Bella mendumel kepada orang yang baru saja menabrak nya. Ketika Bella mendongakkan kepala nya, ternyata orang yang menabraknya adalah Deva. Mantannya Bella.

"Dev, kalo jalan hati-hati napa?! sakit tau ditabrak tabrak,cukup hati gue aja yang lo sakitin!" Bella mendengus. "Ya sorry Bell, gue lagi lari juga ga ngeliat lo lari. Maaf ya Bell! apa perlu gue anterin ke uks?" Deva meminta maaf kepada Bella dan berusaha memegang tangan Bella.

Dengan tanggap, cewek berambut coklat itu menepis tangan Deva. "Ga usah modus, dasar alay." ucap Bella dengan sinis.

"WIDIIHH SUIT SUITT, CLBK NIH YE!" suara cempreng yang familiar itu terdengar dari belakang, tak lain dan tak bukan itu adalah Namira. "Apa-apaansih Nam," kata Bella dengan galak.

"Aduh galak banget si neng geulis, tumben telat deh" kata Namira. Bella mendengus sebal, "Iya nanti gue ceritain di kelas, gue males kalo ada si kampret ini" kata Bella menunjuk ke arah Deva. "Lah apa salah gue?" Deva memasang muka sok tidak bersalah.

"Diem aja deh lo Dev." Bella kemudian menarik tangan Namira untuk segera pergi ke kelas.

Danger ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang