Keadaan di sini sungguh sangat berantakan. Dengan meja dan kursi yang berserakan dimana-mana serta beberapa makanan dan minuman yang tergeletak di lantai. Horden-horden yang mahal itupun juga bernasib sama, terkoyak-koyak tak tentu dan sekarang terlihat seperti barang murahan yang terdapat di tong-tong sampah pinggir jalan. Sungguh terlihat mengenaskan gedung yang mewah ini, awalnya.
Kemudian terlihat beberapa pelayan yang sedang sibuk merapikan tempat yang hancur ini. Mereka berlalu lalang ke sana ke mari tak tentu arah untuk merapikan kekacauan ini, begitu pula dengan seorang gadis aneh berambut pirang yang bahkan tak memakai seragam seperti pelayan yang lainnya.
Dia, Sakura Haruno yang sedang menyamar.
🌸 SAKURA POV 🌸
Setelah semua kekacauan yang kubuat, aku malah berakhir dengan merapikannya dan menolong para pelayan. Bukankah aku juga seorang tamu di sini? Jadi wajar jika melakukan SEDIKIT kesalahan. Ah, yang benar saja.
Aku mulai menolehkan pandanganku ke arah Shikamaru yang malah duduk dengan tenangnya di atas kursi didampingi seorang gadis berambut indigo dengan mata ametys-nya itu. Padahal semua kejadian ini karena perintah darinya, tapi apa sekarang? Dia hanya duduk santai tanpa memikirkanku di sini yang tengah mengepel lantai. Aku mulai mendekatinya perlahan sambil terus mengepel lantai.
"Maaf kakinya Tuan, bisa tolong diangkat," kataku kepadanya dengan wajah kesal, "Yang di sini juga," ucapku lagi untuk membuatnya kesal karena kelakuanku. Siapa suruh dia tak membantuku atau sekedar menolongku dari amukan kaasan-nya.
"Hn," gumannya tak jelas.
Haaah... Benar-benar. Amarahku telah di ujung tanduk, aku melempar alat pel yang kupegang ke arah Shikamaru.
"Aku berhenti sekarang!" teriakku kepadanya lalu melangkah pergi.
Setiap mata telah tertuju kepada kami berdua. Mereka seakan tertarik dengan pembicaraan yang kami lakukan. Aku melewati kaasan dan tousan Shikamaru yang seakan senang dengan situasi ini, senyum kemenangan telah mereka tampakkan. Membuatku sedikit jengkel karenanya. Lihat saja, kalian berdua akan tahu siapa sebenarnya itu Sakura Haruno.
Aku berbalik, mataku menatap Shikamaru yang telah berdiri dari kursinya. Mungkin dia sedikit syok dengan tindakanku tadi. Seringai mulai kutampakkan sekarang, dengan percaya diri aku berbicara.
"Maksudku, aku ingin berhenti tentang hubungan kami saat ini," aku menoleh ke arah tousan dan kaasan Shikamaru, "Dan menjadi bagian dari keluarga besar Nara," kulihat senyum orang tua Shikamaru telah memudar digantikan dengan sebuah ekspresi kesal.
Saat ini, beberapa orang yang kagum melihatku bertepuk tangan, membuat semua orang yang berada di sini mengikuti mereka.
"Jadi jangan perlakukan aku dengan tidak adil. Mohon bantuannya," aku menunduk hormat sembari tersenyum membuat mereka semakin bersorak-sorak menyetujui.
Setelah keadaan kembali normal dengan ruangan ini yang telah rapi, Hinata perlahan mendekatiku.
"Gomennasai, ini pasti karena aku," ucapnya sedikit menunduk meminta maaf kepadaku. Tapi aku malah tak mengerti dengan kelakuan Hinata yang tiba-tiba seperti ini, memangnya ada masalah apa aku dengannya?
"Eh, ini bukan salahmu," walau aku masih terlihat bingung, tapi tetap saja aku harus menanggapi kata-katanya.
"Dia yang kuceritakan kepadamu. Hyuuga Hinata, tunanganku," tiba-tiba Shikamaru telah berada di sampingku, membuatku sedikit terkejut. Tapi tunggu, apa katanya? HAH? Tunangan? Aaah, aku mengerti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say No!
FanficKehidupan seorang Sakura Haruno yang terjebak dengan beberapa lelaki yang menurut dia menyebalkan. Kehidupannya jadi super duper merepotkan dengan berbagai permintaan "MANIS" yang mengekangnya. Akankah Sakura berakhir dengan salah satu lelaki itu at...