TAKDIR 3

16.9K 1K 5
                                    

Pertemuannya dengan Arthur berjalan lancar. Tapi ia tidak bertemu dengan perempuannya, Kanit. Arthur bilang Kanit sedang ada urusan mendadak, karena itu Kanit tidak bisa hadir dalam pertemuan ini.

" Baiklah kita bertemu saat peresmian dan peletakkan batu pertama di lokasi konstruksi.." ucap Arthur saat Alex pamit.

Alex sangat membenci Arthur. Ia benci sepupu Kanit ini. Pria ini dulu berani mengatakan akan merebut kanit dari dirinya.

" Ya. Senang bekerja sama denganmu.." ucap Alex, kemudian langsung melenggang keluar dari ruang pertemuan.

Setibanya di rumah. Ia mendapati Kakeknya sedang asyik menikmati acara minum tehnya. " Selamat sore kek.." sapanya.

Kakeknya langsung mendongak dan meletakkan cangkir tehnya. " Sore. duduklah.." pinta Kakeknya. "Bagaimana kondisimu?" tanya Kakeknya saat Alex sudah duduk dihadapannya.

" Aku baik - baik saja. Hanya pagi hari aku merasa mual kek.."

" Kudengar kau bermitra dengan perusahaan Bexton?"

Alex menyeringai, " Dari mana kakek tahu?"

Kakeknya tertawa. " Apa yang tidak kuketahui tentang cucuku. Mata - mataku ada dimana - mana.."

Alex hanya tersenyum. " Hanya itu satu - satunya cara, agar aku bisa dekat dengan Kanit lagi, kek. Aku betul - betul mencintainya."

" Kalau kau tidak mendapatkan Kanit lagi. Aku akan menjodohkanmu.lagi. Ingat itu Alex."

" Kau membuatku takut, kek.." Alex berdiri dan mulai melangkah memasukki rumah.

Alex segera naik ke kamarnya dan membersihkan diri. Ia akan makan malam dengan kliennya.

" Kau mau kemana? tidak menemani kakek makan malam?" tanya kakeknya saat Alex muncul diruang makan.

" Aku ada janji temu bersama klien kakek. Maaf.."

" Perempuan atau laki - laki?" selidik kakeknya.

" Sekarang aku serasa anak remaja 17 tahun yang akan pergi kencan. Kakek aku sudah 31 tahun. Aku tahu mana yang baik dan yang buruk.."

" Benarkah? kakek ingat kau melakukan kesalahan dengan menceraikan Kanit."

Alex menghela nafas. " Aku berusaha memperbaiki kesalahanku." Alex melirik jam tangannya. " Aku harus pergi.." Alex langsung melesat menuju garasi.

$$$

Kanit memasang wajah masam sedari tadi. 

" Ayolah Kanit. Dimakan ya?" ucap Irena sambil membawa makanan dan menyodorkan sendok yang penuh dengan nasi dan lauknya.

" Aku tidak mau. Aku mau makan ice cream 3 tingkat lagi.. " ucap Kanit manja.

Irena menghela nafas. " Kau kenapa sih? kau manja sekali akhir - akhir ini, minta ini itu. Seperti perempuan ngidam saja.."

Terbesit dalam pikiran Irena. Mungkinkah? Tidak mungkin? mereka sudah bercerai. dan..

"Apa kau sedang hamil?" tanya Irena tiba - tiba, menyeruakkan pikirannya. Sebagai seorang dokter kandungan dia punya insting kuat kalau Kanit sedang hamil.

Kanit memicingkan mata dan tertawa. " Tidak Irena. Bagaimana mungkin aku hamil? aku tidak punya suami.." Kanit masih tertawa dan Irena mulai memandang Kanit dengan menyelidik. Dari postur tubuh Kanit. Ia sedikit berisi, walau akhir - akhir ini selera makannya menurun.

" Tapi pernah memiliki suami. beberapa bulan lalu.." 

Tawa Kanit langsung lenyap. " Tidak mungkin Irena. Aku dan Alex-" tiba - tiba saja Kanit diam.

Baby Wedding [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang