FAKTA

12.3K 721 14
                                    

Kanit tersadar diatas tempat tidur. Ia berusaha duduk diatas tempat tidur, namun sakit dikepalanya membuat Kanit meringis. Ia menatap sekeliling, rumah sakit. Dan matanya menangkap sosok Alex yang duduk bersandar di sofa dengan mata terpejam.

" Alex!" panggil Kanit, suaranya terdengar lemah dan Alex tidak mendengarnya.

Pintu ruang rawatnya tiiba – tiba terbuka. John masuk dengan langkah pelan dan melihat Alex sekilas.

" Dia terlalu lelah. Biarkan saja dia tidur.." John berkata pada Kanit.

Kanit melihat sekilas Alex lalu kembali melihat John, matanya menatap perban di lengan kanan John. " Apa kau baik-baik saja?" tanya Kanit ragu.

John melihat sekilas perban dilengannya. " Aku baik- baik saja. Hanya luka kecil.."

Suasana menjadi canggung.

Kanit berusaha memecahkan kecanggungan mereka. " Duduklah. Jangan berdiri terus!"

John mengangguk dan duduk disamping tempat tidur Kanit. " Bagaimana kondisimu?"

" Aku terbangun beberapa saat yang lalu. Kepalaku sedikit pusing.."

" Begitu ya. Maafkan aku.."

" Untuk apa?"

" Aku tahu kau pasti bingung dengan kejadian itu.."

Kanit mengangguk dan berkata. " Ya. Dan bisakah kau menjelaskannya.."

John menatap mata Kanit langsung. " Akan kujelaskan.Tapi kondisimu.."

" Kumohon sekarang. Jelaskan kenapa kau ada disana dan apa hubunganmu dengan Arthur?"

" Aku sudah lama mengawasimu."

Kanit terkejut. " Mengawasi.."

" Kau ingat Arthur mengatakan apa saat kita berdebat?"

Kanit mengerutkan kening dan berusaha berpikir walau kepalanya masih sangat sakit. Dan ia menemukannya, mengingatnya. " Kakak adik?"

" Ya. Kau adalah adikku.."

Kanit menggeleng cepat, " Tidak mungkin. . bagaimana mungkin kita bisa menjadi saudara, jika aku bertemu denganmu saat pernikahanku dengan Alex

Dan baru mengenalmu saat itu juga.."

" Kita memiliki ibu kandung yang sama..

FLASHBACK

" John, maafkan Ibu.." ucap seorang perempuan sambil merangkul seorang anak laki – laki berusia 7 tahun. Putranya.

" Ibu ingin meninggalkanku disini?" tanya Putranya.

Pelukan perempuan itu mengendor. " Maafkan Ibu.." ucapnya sambil menatap Putranya. " Aku menyesal karena menyuruhmu tinggal dipanti asuhan." Perempuan itu mendongak dan melihat rumah megah dibelakang putranya. "Kau, tinggallah disini, bersama Ayahmu.."

" Tidak mau. Kenapa kita tidak tinggal bersama?"

" Kau harus tinggal disini bersama Ayahmu. Jika ibu membawamu, Kakekmu akan marah sayang.."

" Apa kakek sangat membenciku?"

Perempuan itu menahan tangis. " Sudah. Tinggallah disini bersama Ayahmu.."

Sebuah pintu terbuka dibelakang tubuh putranya, perempuan itu langsung berdiri dan dilihatnya, Pria yang sudah menjadi cinta pertamanya.

" Robby.." ucap Perempuan itu.

Anak laki – laki itu berbalik dan mendekap tubuh Ibunya.

" Kau lebih memilih mereka dan meninggalkan kami?" ucap Pria yang dipanggil Robby.

Baby Wedding [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang