Chapter 2 : Meet Izy

33.9K 1.9K 51
                                    

~Revisi~



Aku membuka mataku perlahan. Mengatur cahaya yang masuk kedalam retina mataku. Semuanya masih terlihat samar dan berputar.
Aku mengerjapkan mataku berkali kali, sampai akhirnya penglihatanku kembali normal.

Terdengar suara pintu yang terbuka, aku segera menoleh dan tubuhku menegang. Nafasku kembali tercekat. Keringat dingin mulai membanjiri tubuhku.

"bagaimana keadaanmu ? Kau sangat menyusahkanku. Tidak pernah ada persembahan yang pingsan setelah darahnya di minum. Dasar ! Aku harus menggendongmu sampai ke sini. Kau kira aku seorang pembantu ?" Pangeran segera berseru marah

"jadi, aku tidak bermimpi menjadi persembahan Vampire ?" aku berbisik

"tidak dasar payah. Satu jam lagi, aku akan kembali dan aku haus. Kali ini, aku ingin minum dari lehermu bukan dari tanganmu" Pangeran meninggalkan ruangan

Aku terdiam. Menatap seisi ruangan dengan perasaan takut. Takut akan ada benda aneh yang dapat membunuhku di sini.

Aku berusaha berdiri sampai akhirnya tanganku berdenyut. Aku menoleh menatap tanganku.

Diperban. Aku menghela nafas dan menatap keluar jendela. Matahari sudah bersinar dengan terang. Membuat suasana menjadi panas.

"menghabiskan waktu hidupku menjadi persembahan. Mati kehabisan darah"

Aku berbisik pelan. Sekarang ini, suaraku bagaikan suara cicitan seekor tikus yang sedang ketakutan.
Mengingat aku akan segera mati tidak lama lagi.

#BRAK

Aku segera menoleh ke arah sumber suara. Terlihat seorang gadis dengan rambut perak tergerai indah sampai ke pinggangnya. Ia menatapku dengan mata merahnya.

"kau pasti Catelyn bukan ? Seorang gadis dari desa yang berada tidak jauh dari sini. Oh astaga, wajahmu mirip sekali dengan wajah gadis itu"

Gadis itu segera melompat masuk ke ruanganku dengan girang. Membuat rambutnya melambai lambai dengan indah.
Aku akui, aku menginginkan rambut yang indah seperti itu. Tapi, dia adalah vampire bukan ? Itu artinya dia berbahaya.

"u-um" aku berseru canggung

"oh, dimana sopan santunku ? Aku adalah Izy. Aku adalah adik dari Pangeran Tom. Senang bertemu denganmu"

Gadis itu membungkuk hormat. Sementara aku tersentak. Aku segera membungkuk hormat kepada Izy. Kalau tidak, dia bisa menggigitku bukan ?

"hei, tidak apa apa. Tidak perlu formal. Kau pasti sedang kesakitan bukan ? Gigitan vampire sangat sakit. Aku pernah merasakannya. Akhirnya tubuhku melemah dan sama sekali tidak bisa kemanapun. Ngomong ngomong, siapa namamu ? Kau memiliki bau darah yang sangat menggoda. Tidak heran Tomy memilihmu. Bagaimana keluargamu ? Aku yakin mereka sangat kaget karena Tomy memilihmu. Bukan begitu ? Hei, aku suka rambutmu. Aku harap aku punya rambut sepertimu. Wah, aku juga suka jari jarimu. Mereka sangat lentik dan anggun--"

Aku terdiam. Sebenarnya tidak mau mendengar perkataannya. Dia terlihat sangat ramah dan baik hati. Kurasa dia sangat berbeda dari kakaknya, Pangeran Thomas, Tomas, Tomy, siapapun namanya.

"Izy !"

Aku dan Izy tersentak. Bulu kudukku seketika berdiri. Memberikan rasa takut dan cemas ke seluruh tubuhku.
Rasanya lututku lemas. Aku tidak tau kenapa aku bisa begitu lemah sekarang. Apa aku begitu takut dengan sosok pangeran itu ?

"iya ?" Izy menjawab dengan lugu

Di saat yang bersamaan, tubuh pangeran tiba tiba saja ada di ambang pintu. Menatap Izy dengan tatapan membunuh.

"sudah berapa kali aku katakan ? Saat aku mempunyai persembahan, kau tidak boleh menemuinya !" Pangeran berseru jengkel

"kenapa ? Apa karena dia sangat mirip dengan Lylian ?"

Pangeran terlihat tersentak kaget karena perkataan adiknya. Tatapan matanya berubah. Tubuhnya kini tegak dan terlihat kaku untuk bergerak. Nafasnya tercekat dan matanya menunjukkan segala emosi.
Marah, sedih, bersalah. Apa sebenarnya arti dari segala emosi dan ekspresi itu ?

"oh astaga ! Aku minta maaf kakak. Aku benar benar tidak bermaksud. Aku minta maaf, sangat minta maaf" Izy berseru ketakutan dan cemas

Pangeran masih terdiam seribu bahasa. Tangannya mengepal dan bergetar hebat. Seakan akan dia bisa menghancurkan sebuah gunung hanya dengan kepalan tangannya.

"a-aku. A-akan b-b-berburu"

Pangeran berbalik. Menggenggam kenop pintu sebelum akhirnya hilang bagaikan baru saja berteleportasi.
Meninggalkan pintu yang terbuka lebar. Izy terlihat menghela nafas pelan.

"wah, aku benar benar tidak sengaja mengatakan hal itu. Sungguh. Aku harus mengejarnya, sebelum dia melakukan hal buruk. Aku akan bertemu lagi denganmu, tapi rahasiakan pertemuan kita dari kakak"

Izy tersenyum ramah sebelum akhirnya menghilang bagai berteleportasi. Hanya terasa angin kencang saat dia hilang. Juga dengan pintu yang tertutup rapi.

"vampire" aku berbisik

Aku menghela nafas dan kembali duduk di ranjang. Menatap ke lantai yang berbalutkan karpet berwarna coklat dengan tanda kerajaan berwarna emas di bagian tengahnya.

Banyak sekali pertanyaan yang kini bersarang di pikiranku. Tapi yang paling terpenting dari semua itu, adalah bagaimana caraku keluar dari tempat ini tanpa perlu bertatapan dengan para penjaga dan akhirnya selamat sampai ke rumah.

AUTHOR'S POV

Pangeran vampire terlihat melesat cepat di antara pohon pohon hutan yang tersebar luas di sekeliling kerajaan.
Matanya kini tidak dapat membendung air yang memaksa keluar.

Ia kini di ingatkan kembali oleh sosok gadis yang pernah ia cintai. Sampai akhirnya tidak ada yang tersisa untuknya. Tidak ada rasa cinta dan juga tidak ada rasa sayang.

Tubuhnya bergetar hebat saat ia mengingat apa yang terjadi saat itu. Membuat emosinya memuncak setiap kali mengingat wajah dari sang pembunuh.

"kakak !"

Pangeran Tom terhenti. Menegakkan tubuhnya dan menoleh ke sumber suara dengan tatapan tajam.
Dilihatnya seorang gadis dengan tergesa gesa menghampirinya. Rambutnya terlihat berantakan terkena angin yang cukup kencang saat itu.

"maafkan aku, aku benar benar minta maaf. Aku tau kau masih mengingat dia, tapi aku mohon maafkan aku"

Gadis itu berseru dengan wajah sedih. Sementara pangeran Tom hanya menatap gadis itu dengan ekspresi datar.

"wah wah, coba lihat siapa yang berkunjung"

Tom dan Izy berbalik. Mencari sumber suara dan mengendus udara. Samar samar tercium bau tanah lembab. Tom menyipitkan matanya dan segera bersiap untuk hal yang akan datang. Tentu saja, tidak lain dan tidak bukan










Werewolf

Fall In Love With Vampire <Revisi>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang