Erika tumbuh di keluarga yang sangat berkecukupan, apapun yang erika inginkan selalu dia dapatkan. Tapi dengan kekayaan ini membuat erika sangat tidak bahagia, bukan kekayaan yang erika butuhkan tapi kasih sayang yang tidak pernah dia dapatkan sedari kecil. Erika mungkin saat itu masih kecil dan lugu hanya bisa menunggu janji kedua orang tuanya yang hanya omongan kosong saja.
Erika pergi menembus kemacetan kota jakarta menuju kota bandung tempat neneknya tinggal, cukup lama erika tidak mengunjungi neneknya tersebut membuat erika merasakan kerinduan yang mendalam.
Erika sampai di sebuah rumah dengan desain yang sangat tradisional meninggalkan kesan unik bagi setiap orang yang melihatnya. Erika pergi menuju rumah tersebut, mengetuk pintunya dengan pelan hingga pemilik rumah tersebut keluar.
"Erika?"ucap seorang wanita tua yang usianya mungkin sudah 60 an ke atas "nenek, i miss you"ucap erika sembari memeluk erat neneknya tersebut
"Kamu kesini sendiri? Naik apa?"tanya nenek erika yang masih memeluk erika "iya sendiri nek, naik mobil hehe"jawab erika
"Iya sudah nanti kamu menginap disini saja iya sayang? Biar nenek ada temen untuk ngobrol"
"Oke nek, siiap hehe"
Erika pun dibawa masuk oleh neneknya menuju ke kamar yang biasanya erika gunakan jika ke rumah neneknya.
"Nenek siapin makanan dulu iya, kamu istirahat aja nenek tau kamu pasti lelah"ucap nenek erika sembari mengecup kening erika "makasih nek, erika sayang nenek"ucap erika
Nenek erika pun segera keluar dari kamar erika meninggalkan erika yang saat ini mungkin dalam keadaan tidak baik. Sepeninggal neneknya, erika membuka jendela kamarnya menghirup sebanyak mungkin oksigen yang ada. Mata erika kemudian terfokus pada pria yang tengah berdiri di samping mobil merahnya "kok dia bisa kesini?"batin erika
Erika segera keluar menemui pria tersebut "eh kok lo bisa ada disini? Jangan bilang lo ngikutin gue kesini?"tanya erika kesal "eh jangan salah paham deh ka, aku kesini ada perlu sama nenek aku. Gak jauh kok rumahnya dari sini, terus gak sengaja lihat mobil kamu ini"jawab pria yang tak lain adalah viktor
Erika sangat bingung dengan pria bernama viktor yang akhir-akhir ini sering mengganggu erika, dia selalu berada dimanapun erika berada seperti penguntit saja.
"Erika kok ada disini? Bukannya besok masih sekolah ya?"tanya pria tersebut "bukan urusan lo"jawab erika
Erika kembali meninggalkan viktor yang masih berdiri di samping mobilnya "erika"teriak viktor membuat erika kembali menoleh pada pria tersebut
"Jangan buat hidup kamu menderita sendiri, ungkapkan semua yang kamu rasain jangan kamu pendam sendiri. Kamu harus ingat banyak orang yang sayang dan cinta sama kamu, berbagilah pada mereka setidaknya itu akan mengurangi penderitaan kamu"ucap viktor panjang dan membuat erika sedikit terusik karenanya "lo gak kenal gue, dan gak usah sok kenal sama gue"ucap erika yang kembali meningalkan viktor
"Aku kenal kamu erika dan sangat mengenalmu"bisik viktor pada dirinya sendiri
Erika menjatuhkan tubuhnya pada sofa empuk di ruang tamu neneknya kepalanya pusing mendengarkan perkataan viktor "siapa sih dia, sok kenal banget"ucap erika kesal
"Erika, kamu dari mana sayang? Nenek dari tadi mencari kamu"ucap nenek erika yang datang dari arah dapur "aaah tadi erika ketemu cowok sinting nek"jawab erika
"Cowok? Setau nenek disini gak ada cowok ka"
"Eh katanya dia baru aja nyampek disini nek, ke rumah neneknya yang ada di sekitar sini katanya"jawab erika yang membuat neneknya bingung dengan ucapan erika "udah ah lebih baik kita makan aja yuk nek, erika udaah laaaapeer banget nih"bujuk erika
"Iya udah yuk bangun, kita ke meja makan sekarang"ajak sang nenek dan erika langsung mengikuti sang nenek dari belakang
***
Pagi ini udara sejuk menyapa erika, bau tanah karena hujan semalam masih terasa di hidung erika membuatnya sedikit menarik urat mulutnya ke atas. Handphone erika berdering menandakan ada pesan yang masuk di ponselnya tersebutBrian : erika ada yang harus kita omongin hari ini
Erika mendesah membaca pesan dari sahabatnya tersebut
Erika : sorry gue sibuk dan gak masuk sekolah
Erika melempar ponselnya di atas tempat tidurnya, membiarkannya berbunyi terus-menerus tanpa mau menjawabnya. Erika lebih memilih untuk berolah raga di sekitar rumah neneknya.
Hamparan sawah nan hijau membuat mata erika berseri-seri, jarang sekali dia mendapatkan pemandangan yang asri ini di jakarta. Menikmatinya adalah hal yang bisa erika lakukan saat ini, sebelum dia kembali ke kota.
"Hai, kita kayaknya jodoh deh. Tiap hari ketemu terus"ucap pria yang tak lain adalah viktor, erika enggan untuk menanggapi perkataan viktor dan memilih untuk melanjutkan olahraganya
"Eh kok aku ditinggal sih? Oh iya ka, kamu kapan balik ke jakarta?"tanya viktor yang ikut berlari dan mensejajarkan langkahnya bersama erika,yang ditanya malah cuek bebek.
"Erika jawab dong kan aku lagi tanya sama kamu"ucap viktor kembali yang mau tak mau membuat erika membuka mulutnya "nanti"balas erika
"Ooh oke kalo gitu, oh iya kamu udah tau kan kalo aku sekolah di tempat kamu? Dan sepertinya kita akan selalu bertemu hehe. Iya udah aku duluan iya erika"viktor pun pergi meninggalkan erika yang terdiam karena ucapan viktor
"Dasar orang aneh"desis erika dan kembali melanjutkan olahraganya.
******
Kok berasa ceritaku ngambang banget iyaa -__- huah gaada feelnya nih, tapi semoga kalian tetap suka dengan cerita ini.So...tetep stay disini iyaa :) thank you