19

1.1K 40 0
                                    

J : tadi aku liat kamu sama merel. Apa aku salah liat ya? Ah ga mungkin. Kamu habis pergi sama merel kan?

Gerald tersentak. Merasa gagal menutupi kebohongannya

J : diem aja? Gamo jelasin sejelas-jelasnya sebelum aku benar-benar marah? Skarang aku marah sih.. Tapi kalo kamu gamo jelasin, aku bisa berkali-kali lipat lebih marah. Jadi, jelasin. Tak tunggu. Tak dengerin

G : kamu yakin liat aku? Bukan dapet info dari orang lain?

J : poinnya bukan disitu Gerald. Poinnya adalah.. Iya apa nggak kalo kamu baru aja ketemu sama merel, pergi berdua sama merel, beli cincau langganan merel?

Ada rasa sesak ketika Jasmine mengucapkannya. Ia berusaha tegar. Selalu. Selalu seperti itu. Siapapun tak boleh menganggapnya lemah.

G : Ok. Iya. Aku abis ketemu merel. Merel minta aku nemenin dia beli cincau. Cuma itu

J : yaudahh. GPP. Tuh kamu aja udah ngelanggar janji yang kamu buat sendiri. Waktu itu kamu udah milih aku loh. Bukan merel (kata Jasmine penuh penekanan)

G : iya aku salah. Tapi aku punya alasan untuk itu

J : ohya? Apa coba?

G : kamu tau kan aku lagi skripsi? Kamu tau kan aku bingung perusahaan mana yang bisa bantu aku kerjain skripsiku ini. Buat bahan skripsiku ini. Aku minta tolong kamu, kamu gabisa, kamu malah ambekin aku. Yaudahh aku minta tolong merel aja. Karena merel punya perusahaan walaupun kecil, dan dia punya banyak relasi. Aku ngedeketin dia karna skripsi

Apa-apaan itu? Menyalahkan Jasmine atas janji yang dia langgar sendiri? Mengkambing hitamkan Jasmine karna Jasmine tidak mau membantu skripsinya?

J : dulu kamu bilang kamu ngedeketin tere karna tugas kampus. Sekarang kamu bilang ngedeketin merel lagi karena skripsi juga. Apa jangan-jangan, justru tujuan utama-mu itu ngedeketin mereka, dan tugas kampusnya-lah alibinya? (Jasmine tersenyum getir)

Bukan rahasia umum lagi jika Gerald pernah menjadikan tere gebetannya. Tapi entah mengapa, mereka tidak berlanjut hingga ke tahap pacaran.

G : itu bukan alibi. Aku beneran

J : bisa dipercaya? Padahal baru aja kamu mengakui kebohonganmu sendiri. Barusan kamu bilang udah ga jalan sama siapa-siapa dan ga ketemu tere, eh barusan juga kamu ngakui itu semua. Aku capek

Jasmine benar-benar lelah. Hanya saja ia harus kuat menghadapi Gerald. Gerald tidak boleh melihat sisi lemah Jasmine disaat-saat seperti ini. Apalagi itu karenanya. Bisa besar kepala nanti dia. Tidak tidak.

Mereka melanjutkan beberapa saat setelah itu. Dan akhirnya Gerald menyerah hingga memutuskan untuk menyerahkan keputusan kepada Jasmine seutuhnya.

G : ya udahlah. Kamu keras emang. Mau gimana juga aku kayanya ga penting buat kamu. Buktinya kamu ga mempertahankan hubungan kita. Sekarang terserah kamu aja lah. Aku juga udah berusaha semaksimal mungkin bahkan aku udah ngajak kamu tunangan.
Gini aja. Aku kasih kamu waktu buat mikir sampe malem. Aku nunggu kamu dirumah. Kalo kamu dateng berarti kamu ngasi aku kesempatan. Kalo ga dateng berarti kamu bener-bener pengen kita sampe sini aja

Jasmine hanya mengangguk kecil tanda setuju.

G : yaudahh aku pamit pulang dulu. Aku tunggu kamu dirumah (ucap Gerald seraya mencium puncak kepala jasmine)

Untuk terakhir kalinya, batin Jasmine.
Di dalam hatinya, dia sudah memutuskan untuk tidak akan pernah datang lagi kerumah Gerald.
Ia memantapkan hatinya.
Kenangan pahitnya yang memenangkan.

Sejak saat itu Jasmine tak pernah datang dan gerald-pun tak pernah berusaha menghubungi Jasmine lagi. Mereka benar-benar telah berpisah.

My Sweet HatersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang