Kategori: Semua umur
Sebuah buku yang berisi folosofi hidup. Berisi berbagai macam quotes dan analogi yang bisa dijadikan renungan buat kita semua.
Hak cipta terlindungi. Dilarang menjiplak apa yang tertulis di buku ini. Jika ingin mengutip kata-kat...
Buktikan cinta itu ada di hatimu dengan menyayangi diri kamu sendiri lebih dulu. Di saat cinta itu tumbuh, tebarkan pada makhluk lain, temasuk hewan dan tumbuhan. Maka di saat itu pula segala resah, kesedihan, kegundahan, kesepian yang ada di dirimu akan sirna.
Kesepian dan kesendirian adalah hal yang paling ditakuti semua orang. Di saat itulah sesungguhnya kita membutuhkan cinta. Cinta adalah obat pengusir sepi dan gundah.
Mimi adalah seorang ibu dengan tiga anak yang sudah besar. Dua sudah bekerja, satu masih sekolah di Sekolah Menengah Atas.
Badai bisa menerpa siapa saja, kapan saja, di mana saja. Satu ketika, badai rumah tangga harus menerjang Mimi. Ia terpaksa harus bercerai dengan suaminya yang meninggalkan utang dagang yang cukup besar. Ia goyah. Lunglai. Depresi melandanya. Ia merasa semua orang tidak ada di sisinya saat badai itu datang. Ia merasa sendiri.
Hampir setiap hari ia melamun dan menangis. Ia hampir saja tak kuat menjalani hidupnya. Di saat ia sedang depresi, semua orang dirasanya pergi dari sisinya, termasuk semua saudara dan sahabat.
Di suatu sore, saat ia baru saja turun dari becak, seusai berdagang, ia melihat seekor kucing campuran Angora sedang meringkuk di pojok pagar rumahnya. Kucing itu terlihat sangat kurus dan ketakutan.
Ia lalu mengulurkan tangan dan membelai kucing itu. Di saat itu, tumbuh rasa cintanya pada kucing itu. Ia lantas mengajaknya masuk dan memberinya susu. Kucing itu yang diberi nama Desy, minum susu dengan lahap.
Tiga hari berlalu. Desy semakin gemuk dan segar. Seseorang datang ke rumahnya. Ternyata dia adalah pemilik kucing itu. Ia meminta kucingnya kembali.
Beberapa hari berlalu. Hari-hari terasa sepi kembali tanpa Desy. Suatu hari, saat Mimi pulang dari berjualan, Desy datang kembali dan mengusap-usap kaki Mimi. Mimi tersenyum bahagia. Desy sang kucing yang telah membuat hatinya terhiubur itu ternyata masih ingat padanya. Ia lantas menggendong Desy dan membelainya.
"Desy, kamu kembali," ujarnya dengan mata berkaca.
"Meong." Desy menggosok kepalanya ke tubuh Mimi.
Hati Mimi merasa teriris melihat Desy yang waktu itu sudah agak bersih dan gemuk, kini terlihat kurus dan dekil kembali.
Lantas Mimi langsung memberinya makan. Desy makan dengan lahap.
Si pemilik kembali mencari kucingnya. Kali ini ia tidak meminta kucing itu kembali, namun ia meminta sejumlah uang untuk membayar kucing itu. Dengan suka rela, Mimi menyerahkan uang lima puluh ribu rupiah kepada si pemilik kucing.
Desy dirawatnya dengan penuh kasih sayang. Dimandikan hingga bersih dan diberi makan. Ia membeli susu dan cat food buat kucing kesayangannya.
Dalam waktu beberapa bulan, Desy melahirkan tiga orang anak yang lucu-lucu. Ketiga kucing itu menambah hangat hari-hari sepi dan gundahnya. Ia bantu Desy melahirkan dan dirawat ketiga anaknya dengan baik. Namun sayang, seekor anak Desy mati. Kini tinggal dua ekor anak kucing yang tersisa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kerabat, temannya yang melihat Mimi begitu menyayangi Desy dan keluarga kecilnya, turut pula memberikan kasih sayang pada kucing itu. Setiap hari dua anak Desy yang sudah beranjak besar, diajak bermain bersama keponakan-keponakannya, anaknya yang bungsu dan anak dari teman-temannya.
Desy dan keluarga kecilnya membuat hidup Mimi menjadi lebih berarti. Desy dan keluarga kecilnya tahu apa itu kasih sayang. Setiap kali saya datang, anak Desy, terutama yang bungsu langsung lompat ke paha saya kala saya sedang duduk. Ia mencari perhatian dan minta dibelai oleh saya.
Ya, ini adalah kisah nyata dari seorang kerabat saya. Desy mengajarkan saya, bahwa cinta ada di hati kita. Jika cinta itu tumbuh di hati kita, dan kita tebarkan ke siapa saja, termasuk Desy yang hanya seekor kucing, maka kita akan merasakan cinta itu ada di hati kita. Di saat itu pula ada kebahagiaan di hati kita.
