dua

151 15 2
                                    


Angin malam yang menusuk kulit tak mengurungkan niat Carel untuk berburu, rambut terangnya berterbangan menghalangi pandangnnya untuk membidik gambar. Ia berkali-kali menyibak anak rambut yang mengganggu matanya. Kamera di tangannya telah menemaninya sepanjang waktu. Malam ini tidak satupun gambar ia dapatkan, bulan sabit tak memberi carel cahaya cukup untuk berburu gambar. Dan akhirnya ia menyerah pada alam, pikirannya seakan mengapung bersama ombak-ombak kecil yang menghantam bibir pantai. Matanya terpejam, ia berbaring di atas pasir yang dingin, di balik kelopak matanya ia masih dapat melihat bintang-bintang lewat imajinasinya yang tajam. Wangi pantai.... aroma laut yang begitu kental menerbangkannya ke ingatan masa kecilnya. Di benaknya kini tergambar seorang pria berkulit coklat yang terbakar matahari, malambai kearahnya dan dengan sifat anak 10 tahun, Carel menghambur kearah pria itu. Ia msih mengingatnya, ombak yang besar. Pria itu dengan lincah mengarahkan selancarnya menaiki ombak sedang Carel hanya bisa menyemangatinya di tepi pantai.

" Bagaimana penampilan ayah hari ini? " pria berkulit coklat itu tersenyum lebar membanggakan dirinya di depan Carel

" itu keren sekali. Kapan ayah akan mengajariku trik yang seperti tadi?"

" kalau kau sudah sedikit lebih tinggi "

" Ayah! Itu menyebalkan. Apa aku sependek itu? "

" hahaha....baiklah. beri ayah tos dulu "

Ingatan yang mulai Carel lupakan. Kepergian ayahnya dua tahun lalu mesih menyisakan sakit bahkan dengan memikirkan kenangan indah saat ayahnya masih hidup. Kenangan yang bangkit dengan sendirinya dan kemudian samar-samar memudar oleh kenyataan. Vic mampu menyuguhkan suasana yang menenangkan untuk dirinya yang sedikit gelisah, dengan lagu ombaknya dan cadas-cadas yang tersusun cantik di bibir pantai. Keheningan Carel kemudian terusik oleh suara benda yang berkecipak di air. Ia membuka matanya dan bangkit, suara yang berkecipak di air itu sangat jelas. Seekor mahluk tampak menggeliat di air yang dangkal ia seperti mencoba untuk berenang kembali kelaut namun usahanya gagal. ' anak paus terdampar? ' pikir Carel, ia mendekati mahluk itu dengan hati-hati cahaya malam ini membuat mahluk itu hanya tampak siluetnya saja. Ketika Carel hanya beberapa meter dari mahluk itu, ia baru menyadari bahwa itu bukan anak paus, ia memiliki tubuh yang lebih ramping dan sulit untuk dijelaskan jenis mahluk apa itu. Seketika Carel mengabadikan gambar mahluk itu beberapa kali dengan Blitz kemeranya dan sulit dipercaya apa yang ia lihat.

seekor.... mahluk setengah manusia.

Kraken,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang