Enam

55 5 2
                                    

"Akui saja kau suka aku tinggal disini kan?"

"Jangan bercanda, itu tidak mungkin" Carel memotong sebuah kentang berukuran besar, dan sesekali membuka tutup panci yang mulai mendidih.

"Hey, jangan mengelak. Buktinya kau sama sekali tidak menyuruhku kembali ke tempat asalku, dan kenapa kau sama sekali tidak keget melihat mahluk 'MITOS' sepertiku, orang lain pasti akan mengumbarnya kemana-mana. Jangan-jangan kau mau menjualku ke sirkus secara diam-diam ya! "

"Hentikanlah ocehanmu, aku sedang sibuk" Carel memasukkan kaldu ke panci yang sudah mendidih dan membaurkan kentangnya.

"Oh, aku tahu. Kau pasti sangat menyukaiku ingat kau telah menciumku sehari setelah kita bertemu, húsbóndi "

Carel menghentikan acara memasaknya mendekat kearah gleda yan duduk di atas meja makan. Ia mencondongkan tubuhnya, sekarang gadis itu dapat kembali merasakan deru nafasnya yang hangat, membuat jantung gadis berdarah dingin itu kembali berdetak kencang. Carel memandangnya lekat, tangannya membelai rambut gleda dengan lembut. Carel tersenyum, bahkan ia dapat mendengar degup jantung gadis itu yang seirama dengan detak jantungnya.

"Lihat, siapa yang menyukai siapa? Aku rasa kau akan terkena stroke jika aku lebih dekat dari ini." Gleda masih terpaku

"Aku dapat mendengar jantungmu, bodoh! sepertinya kau yang sangat menyukaiku ya?" Carel kembali menekuni pancinya yang sudah mendidih. Senyum jail masih hinggap di wajahnya.

"Matilah sana" Gleda manyun, melempar sebuah sendok kearah carel dan meleset. Dia kalah hari ini 'Sial, kenapa aku termakan rayuannya'

Tawa Carel pecah mengisi pagi di dapur pondoknya yang berukuran kecil, ia berhasil membalas gleda dengan cara yang ampuh. Dan sekarang gadis itu beranjak pergi dari dapur.

"mau kamana kau? Hey apa kau tidak mau mau sarapan dulu? "

"selera makanku sudah hilang!" gleda menjawab tanpa menoleh kearah carel.

'benar-benar menyebalkan bagaimana bisa aku termakan godaannya. Bodohnya aku' Gleda menyalakan kran air dan melangkahkan kakinya memasuki bakmandi. Tepat sebelum glada memasukkan kakinya ke bak mandi carel menarik tubuhnya menjauh dari air.

"Apa yang sedang kau lakukan! Tidak cukupkah kau menggangguku pagi ini?"

Gadis itu mencoba melepas pelukan Carel dipinggangnya.

"Apa kau lupa apa yang aku katakan dua hari lalu? jangan menyentuh air sebelum lukamu sembuh. Jahitan dilukamu akan bertambah parah jika terkena air"

Carel melepas lengannya dari pinggul gadis itu. Gleda melihat perban dibeberapa bagian kakinya, masih terasa nyeri.

"Kemarilah, makanan sudah siap. Dan jangan memasang wajah itu lagi"

Sup mengepul dan warna sayuran yang masih segar menghiasi panci dimeja makan

"Sebenarnya dari mana kau dapatkan luka-luka mengerikan itu. "

"seekor mahluk laut menyerangku, Hiu macan. Beruntung aku hanya mendapat luka luka ini, aku kira malam itu aku akan jadi santapan seekor ikan"

"Kurasa ikan memang memakan ikan lain, memangnya apa kau pemakan rumput laut?"

Carel melanjutkan

"Aku punya banyak pertanyaan tentang kau" carel menghentikan menyuapkan sup ke mulutnya

"Mahluk apa sebenarnya kau ini? dan bagaimana kau bisa berbahasa islandia, dan bagaimana caramu berubah menjadi manusia"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kraken,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang