05.

27.4K 1.5K 21
                                    

Anna POV

Hari ini gue akan berkutat dengan beberapa buku pelajaran tercinta (mungkin). Yap, ini udah H-3 UN!! Dan ini minggu tenang. Yah namanya doang minggu tenang tapi hati kagak tenang sedikitpun. Gimana mau tenang kimia aja gue kagak ngerti.

Setelah 70 menit akhirnya 40 soal biologi terjawab sudah. Cepet kan? Yaiyalah biologi doang. bhaqs. Gue merenggangkan otot otot biar gak kaku dan termenung. Yah, gue mah suka gini. Gak lama sih, cuma semenit. Setelah itu gue kedapur buat ngambil jus jeruk buatan bik inah.

Bik inah itu pembantu di keluarga Zevvano. Cuma kemaren bik inah ngambil cuti 5 hari karna keponakannya nikahan. Dan tadi malam baru datang dari Surabaya.

Setelah meminum jus hingga tandas gue menghampiri Raffa yang sedang makan bubur nasi di suapin bik inah. Dengan Raffa yang ada di dalam kursi bayi yang ada rodanya itu, yang bisa buat belajar jalan.

"Raffa" sapa gue. Tapi si dedek gemes gak ngerespon apa apa. Dia asik memainkan sendok bayi miliknya.

"Sombong banget sih" ucap gue sambil noel noel pipi tembemnya. Tapi Raffa malah nepis jari gue.

"Omg Raffa nyebelin banget sih" ujar gue memasang wajah sok bete sok sedih. Raffa cuma natap gue sekilas dan kembali dengan sendoknya.

"Fine fine gue pergi nih" lalu gue beranjak dari samping Raffa, setelah kira kira 5 meter terlihat Raffa yang berusaha berlari dengan kursi rodanya mengejar gue sambil bilang "ndaa.. nda.." wah gemesin.

Gue pura pura lari kecil dan Raffa malah ngikut lari ngejar gue sambil ketawa yang membuat ruang keluarga rame, padahal cuma ada gue, Raffa dan bik inah. Abisnya bonyok masih di bandung ngurusin cabang rumah sakit bokap. Sedangkan bang Al harus ngurusin rumah sakit yang ri singapur bareng kak Gita -mamanya Raffa- .

Setelah lelah bermain akhirnya gue ngambil Raffa dari kursinya dan membawanya ke teras rumah. Gue milih duduk di lantai teras dan berdiri in Raffa biar bisa belajar berdiri. Tapi dedek gemes kayaknya lagi capek dan malah duduk di pangkuan bunda Anna.asoy.

Gak sengaja gue ngeliat ke rumah El. Rumahnya gelap. Ya, El gak di rumah sejak malam tadi. Dia pergi ke rumah bonyoknya buat minta doa restu buat ujian -katanya- hmm tapi gue masih penasaran deh kenapa El pisah rumah sama bonyoknya, padahal dia pernah bilang kalo dia punya adek kecil dan pastinya seru dong kalo diajak main bareng. Tapi ya udah lah ya bukan urusan sini juga.

Gue duduk diteras menikmati angin sepoi sepoi, hari ini emang lagi gak panas tapi gak mendung juga ta bisa dibilang cerah lah, baguslah ni hari buar weekend. Aha, sebuah ide gue temukan.

"Raffa kita main ke taman yuk" ajak gue dan Raffa malah tepuk tangan sambil ketawa. Hadeh kayak ngarti aja lu tong.

Oke, mari kita siap siap. Gue masuk ke kamar dan meletakkan Raffa di dalam box bayinya karna box bayinya udah gue pindahin ke kamar gue.hehe. akhirnya gue make kaos garis garis hitam putih, rok hitam 10 centi diatas lutut dan sepatu adidas full white. [Cek mulmed kuy].

Setelah 10 menit berjalan kaki akhirnya gue dan Raffa sampe juga di taman komplek. Gue ngajak Raffa duduk di ayunan bulet yang ada di bawah pohon. biar adem lah.

Author POV

Anna menduduki sebuah ayunan yang berada di bawah pohon rindang dengan Raffa tang setia di pangkuannya. Anna hanya diam ntah apa yang ada dipikirannya sedangkan Raffa yang mulai merasa bosan di pangkuan Anna memberontak minta diturunkan. Anna pun mendudukan Raffa di sebelahnya. Kembali hening, Anna menghembuskan nafas kasar dan memejamkan matanya sejenak. Raffa yang memerhatikan Anna memalingkan pandangannya pada pria yang mulai mendekat ke arah mereka. Sontak membuat Raffa tertawa khas bayi. Sepertinya Raffa mengenali pria itu.

Pria itu meletakkan telunjuknya di depan bibirnya mengisyaratkan Raffa agar diam. Dan Raffa malah menirukannya membuat pria itu gemas melihat Raffa yang sangat pintar dan lucu. Semakin dekat pria itu mengisyaratkan Raffa agar mendekat, dengan senang hati Raffa merentangkan tangannya tanda minta digendong dan pria itu langsung menggendongnya.

Kembali ke Anna....

"Huhh" Anna menghela nafas kasar dan kembali membuka matanya dan meraba ke sampingnya.

Kosong.

Loh kok gak ada.

Raffa!

"Ya ampun Raffa! Raffa mana?" Anna segera turun dari ayunan dan mencari Raffa ke sekitar taman.

20 menit sudah Anna mencarinya namun tidak membuahkan hasil. Anna terduduk di bawah pohon dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya. Air matanya tak bisa dibendung lagi. Anna menangis tersedu sedu. Bagaima tidak ia sudah lengah menjaga Raffa.

"Raffa..hiks..kamu dimana nak.. Raffa.."

Dari kejauhan tampak seorang pria yang menggedong anak kecil berjalan ke arah Anna. Setelah jarak 2 meter pria itu menurunkan anak kecil yang digendongnya lantas anak itu berlari mendekati Anna dan berjongkok di depan Anna, ia memperhatikan Anna yang menangis tersedu sedu.

"Hiks.. Raffa jangan tinggalin gue hiks"

Anak kecil itu menyentuh lengan Anna.

"Bunda" ucapnya mulus.

Raffa.

Anna mendongak dan mendapati Raffa yang berjongkok di hadapannya.

"Raffa!" Anna memeluknya erat dan Raffa membalas pelukan Anna.

"Kamu kemana sih" tanyanya masih memeluk Raffa.

"Hai" sapa pria yang menggendong Raffa tadi.

Anna mendongak "El"

El hanya nyengir kuda.huh dasar El. Anna bangkit dengan menggendong Raffa "oh jadi lo yang udah nyulik ponakan gue, resek banget sih" tuduhnya dan mencubit pinggang El.

"Aduh" El meringis kesakitan karna Anna tidak berhenti mencubitinya.

"Biarin wlekk" cibir Anna yang akhirnya menyudahi aksinya.

"Sorry deh abisnya lo tidur sih jadinya gue ajak aja deh Raffa keliling dari pada di anggurin bundanya" ujar El "iya kan Raffa" ucapnya pada Raffa dan Raffa hanya melongo.

"Lagian tidur di ayunan gak modal banget" ledek El yang mendapat tatapan maut dari Anna membuat El bergidik ngeri dan nyengir kuda.

Setelah berdebat akhirnya El mengajak Anna san Raffa ke mall untuk membujuk Anna agar tidak marah lagi padanya. Dan hari itu mereka menghabiskan waktu berdua. Ralat bertiga karna disitu ada si kecil Raffa.


Hai hai readers tercintah
Pendek ya? Hehe lagi buntu nih
Tapi votenya jangan sampe buntu ya

Vote vote vote.

Thank you babe 💓

From The BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang