15.

16.9K 973 11
                                    

5 tahun kemudian....

setelah kepergian El, Anna menjadi tidak karuan. sering ke club saat sedang memikirkan El. ternyata El berdampak cukup besar bagi seorang Anna. seperti sekarang ini, Anna tengah meminum wine ke tiganya, dan mulai sedikit mabuk.

"dasar El menyebalkan" racau Anna tanpa sadar sambil memajukan bibirnya seperti bebek.

sayup sayup Anna mendengar seseorang sedengang menelepon di depannya. Anna mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orang didepannya. ternyata itu Vano, teman El yang punya club ini. Anna kembali meneguk wine nya dan menelungkupkan kepalanya di lipatan tangannya.

"iya dia disini"

"...."

"ini sudah wine ke empat"

"...."

"hey, cepatlah kemari bangsat!"

Anna mendengus, kemiduan mengambil tasnya dan berdiri.

"lo mau kemana?" tanya Vano.

Anna melirik Vano sebelum menjawab "mau pengajian, ya mau pulanglah" jawab Anna ketus. Vano bergidik ngeri. setiap minggu gadis ini kemari dan dia selalu mendapat tatapan seperti ini.

"bilang ke Jenni gue mau pulang" karna Anna pikir yang menelpon Vano adalah Jenni. lalu ia berlalu pergi.

"lo denger?" ujar Vano kepada handphone nya.

tuuuuutt.

"ck, dasar" dengusnya.

.

.

.

.

Anna berjalan ke basement untuk mengambil mobilnya. Anna melirik ke jam tangannya yang menunjukkan pukul 23.10. "Raffa pasti sudah tidur" pikirnya.

saat berjalan di lorong basement. Anna merasa seperti ada yang memperhatikannya. dan benar saja di belakangnya ada seorang pria mabuk yang tengah memperhatikannya, segera Anna mempercepat langkahnya dengan langkah yang sedikit sempoyongan. derap langkah pria itu semakin mendekat. Anna pun sedikit berlari sambil memegangi kepalanya yang terasa sedikit sakit.

Ia harus segera sampai dimobil. itu akan sedikit membuatnya merasa aman, pikirnya. dua langkah lagi dan Anna akan membuka pintu mobilnya, namun tangannya dicekat oleh pria itu hingga memaksanya berbalik. sontak Anna berteriak, dan sialnya tidak ada siapapun disana selain mereka.

pria itu meletakkan telunjuknya di bibir Anna, menyuruh Anna diam. "siapa kau?" tanya Anna.

pria itu hanya mengeluarkan smirk nya, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Anna. "hey jauhkan wajah mu itu dariku pria hidung belag, wajah mu tak ada bagus bagusnya" caci Anna. namun pria itu malah memperdekat jarak wajah mereka.

Anna menelan ludah dengan susah payah. memikirkan apa jadinya nasibnya malam ini. "oh tuhan tolonglah hambamu" pintanya dalam hati. wajah itu semakin mendekat, Anna mengangkat tangannya hendak menampar sang pria. namun dengan cepat pria itu menahan tangan Anna dan menyenderkan Anna pada pintu mobilnya.

Anna terpekik. pria itu mengeluarkan smirknya lagi. pria itu memiringkan kepalanya hendak mencuri ciuman Anna. namun....

.

.

.

.

El POV

setelah memutuska telepon dengan Vano, gue melajukan mobil ke cxlub miliknya. untuk menemui pujaan hati. gue mempercepat laju mobil agar tak terlambat. sesampainya di club gue langsung memasuki basement untuk memarkirkan mobil gue. dan shit apa yang gue liat.

seorang pria hidung belang tengah mencoba untuk mengambil ciuman Anna. fuck gue aja belum pernah ngerasain. dengan cepat gue menuruni mobil dan...

bugh

satu bogeman mendarat di rahang si brengsek. Anna tampak terkejut dan langsung pingsan. dengan sigap gue menangkapnya dan membawanya masuk ke mobil gue.

gue menelpon Vano untuk membawa mobil Anna ke apartemen gue. ya gue bakal bawa Anna ke apartemen gue. karna rumah yang gue tempati dulu udah dijual bokap gue. dan for you information gue sekarang jadi CEO di operusahaan bokap gue, karna bokap yang minta. yaiyalah emang mau minta siapa lagi? Cika? mana bisa bocah begitu ngehandle perusahaan. omong omong Cika, gue jadi kangen deh sama dia. ya gue belum sempat kerumah, karna gue mendarat di jakarta jam 22.05 WIB, jadilah gue dari bandara langsung ke club karna mendengar informasi dari sohib gue, katanya pujaan hati gue lagi di clubnya.

gue tau selama ini Anna jadi sering ke club dan selalu bilang "el brengsek, el sialan, el menyebalkan dll" jangan lo kira pas gue disana gue tenang tengang aja, gue selalu nyari informasi tentang Anna dari Jejen atau Vano. kalau kalian tanya kenapa gue gak mau ngrhubungi Anna ya karna itu tadi, dari ekspresi Anna yang diceritain Vano dan jejen udah pasti dia benci banget sama gue. ya, gue yakin itu. dan mulai sekarang gue akan menghapus rasa benci dihati Anna untuk gue.

setelah sampai di apartemen gue mengeluarkan Anna dari mobil dan menggerndongnya ala bridal dan meletakkan kepalanya di pundak gue. deru napasnya sangat terasa saat menerpa leher gue, ngebuat gue susah payah menahan ludah, apalagi pakaian yang Anna pakai saat ini sangat melekat di tubuhnya membuat lelaki manapun akan menatap Anna lapar.

 deru napasnya sangat terasa saat menerpa leher gue, ngebuat gue susah payah menahan ludah, apalagi pakaian yang Anna pakai saat ini sangat melekat di tubuhnya membuat lelaki manapun akan menatap Anna lapar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna

dengan hati hati gue meletakkan Anna di kasur kamar tamu yang ada di apart gue dan menutup tubuhnya dengan selimut hingga bahu. hey ayolah gue ini lelaki normal. gue memandangi wajah Anna. wajahnya begitu damai saat tertidur, tak banyak yang berubah dari wajahnya, hanya saja pipinya yang sedikit tirus. gue mendekatkan wajah gue dengan wajahnya dan mengecup keningnya sedikit lama hingga iya membuka matanya sedikit, namun kembali tertidur.

Segini dulu ya
Maap kalo ada typo
Vote and comment guys

❤❤❤

From The BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang