14.

15.7K 1K 3
                                    

Ann berjongkok di depan makam yang telah bertuliskan nama kakaknya.

Alvian aprilio zevvano.

Ya, Al menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit milik ayahnya. Cedera di kepalanya akibat terhempas di aspal membuatnya tidak bisa diselamatkan.

Anna mengusap batu nisan itu. Perlahan air matanya kembali menetes kala mengingat masa masa bersama kakaknya itu. Saat Anna diantar sekolah, saat Anna dibantu mengerjakan tugas, saat mereka ditinggal papi maminya karena papi nya harus keluar kota. Dan disitu mereka selalu bersama.

Anna menghembuskan nafasnya pelan.

"Kak, aku pulang dulu ya, maaf aku gak bisa lama lama nemenin kakak"

"Kakak jangan takut, di sebelah ada kak gita kok, istri tercinta kakak"

"Aku janji aku bakal jagain Raffa dengan baik"

"Makasih ya kak selama ini kakak udah jadi abang, temen, sahabat yang baik buat aku, maaf kak kalo selama ini aku banyak nyusahin kakak, kakak tenang ya disana, aku bakal sering sering kesini kok"

Anna meninggalkan area pemakaman dan segera menemui Jeni yang sedari tadi menunggunya.disitu juga ada El.

.

.

.

.

"Lo jadi berangkat besok?"

El menghela nafas dan mengangguk.

"Lo udah bilang ke Anna?"

El menggeleng dan kembali menghela nafas membuat Jeni ikut menghela nafas.

"Dia baru aja ditinggal pergi kakaknya trus gue malah bilang kalo gue mau pergi? Temen macam apa gue?" ujar El.

El meringis mengingat ucapannya tadi.

Teman.

Jeni menatap iba ke arah El. Entah sampai kapan sepupunya itu akan menyembunyikan perasaannya.

"Siapa yang mau pergi?" tanya Anna dengan nada bingung yang tiba tiba datang. Sontak El dan Jeni pun terkejut.

"Eh lo udah selesai Na?" tanya Jenis mengalihkan pembicaraan.

"Udah"

"Yuk pulang" ajak Jenis seraya menarik tangan Anna.

"Eh tunggu, kalian belum jawab pertanyaan gue"

"Siapa yang mau pergi? Dan kemana?"

Seketika semua hening. Jeni menatap El yang balik menatapnya. El menghela nafas.

"Gue"

"Gue besok mau pergi ke jerman, gue bakal kuliah disana" ujar El lirih.

Jleb.

Jantung Anna serasa ingin copot mendengar ucapan El. Dengan cepat Anna berlari meninggalkan mereka dan menghiraukan Jeni yang memanggil manggil namanya.
.

.

.

.

Anna meringkuk duduk diatas kasurnya. Tissu berserakan di lantai. Air matanya tak berhenti keluar.

"Kenapa semua ninggalin gue. Gue sendirian. Hiks... hiks.. Lo semua jahat. Gak ada yang sayang sama gue. Gak ada yang mau nemenin gue. Gue benci hiks.. Hiks.."

From The BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang