part 2

64 8 2
                                    

Ya, hari senin, sudah kumasukkan dalam kategori hari paling menyebalkan. Hari dimana aku harus bangun cepat, menyetrika seragamku, menyemir sepatuku, dan mencari topiku yang sudah ku lempar di suatu tempat pada senin lalu saat selesai upacara.

Dan yang paling menyebalkan, saat upacara bendera, kita harus berdiri tegap dan menikmati sengatan matahari yang langsung menuju ke kulitku yang mulus ini.

Setelah selesai upacara, aku langsung menuju ke kelas.

Tiba-tiba Riri menghampiriku di bangkuku " fira, udah belajar belom?"

Aku bingung dengan pertanyaanya" belajar apa? "

Riri menggelengkan kepalanya sambil menaruh tanyanya di pinggang" astagfirullah, kebiasaan nih anak. iyalah, kitakan entar ulangan matematika"

Aku langsung tersentak kaget, dan mengambil cepat buku matematikaku " serius lo? Kenapa gak bilang dari kemaren-kemaren? Paling nggak bbm lah tadi malam"

Riri menatapku sinis " yee, gue udah bilang waktu hari sabtu kali. Lagian ello nggak nanya. Please jangan salahin gue"

Aku membuka lembaran bukuku yang penuh dengan rumus, panik" aduhh, mati deh gua, malah pelajaran jam pertama lagi"

Riri menatapku senyum " gapapa fir, kalo lo belum siap, lo bisa ikut di gelombang kedua kedua"

Aku kembali menatap Riri" ha? Seriusan lo? Emang ada ulangan gelombang kedua?"

"iyalah ada"

"apaan?" kataku penasaran

"REMEDIAL. hahaha" Riri langsung mengeluarkan tawanya yang menggelegar.

Aku menatap Riri sinis " jahat lo, ahh"

Tidak lama, bu ida langsung masuk kedalam kelasku.

Setelah kelas di siapkan, bu ida langsung mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan bagiku " anak-anak, minggu lalu ibu janji ulangan kan?"

Orang pintar di kelasku menjawab serempak dengan semangat " iyaa buu"

Aku hanya bisa pasrah mendengar percakapan pendek itu

" ayo semua, masukkkan semua buku dalam tas, gak boleh ada buku yang tersisa di meja"

Aku menaruh bukuku di dalam tas dengan wajah yang sangat pasrah 'ya Allah, semua ku serahkan padamu' kataku dalam hati.

^^^

Akhirnya ulangan selesai juga, walau Cuma 1 nomor yang aku isi, yang penting saat-saat pedihku sudah berlalu.

Aku, Riri, Nurul, Adda, dan Dila. Berangkat ke kantin, kita emang selalu sama-sama ke mana aja kecuali pada saat pulang, kan rumah kita beda arah. eh ngomong-ngomong nama geng kami namanya 'GENG monster" hehe, aku juga nggak tau kalo namanya bisa jadi monster.
Mungkin muka kita mirip monster kali ya? Hahahah, ngak mungkinlah kita semua kan cantik dan manis.

jarak kelasku ke kantin tidak terlalu jauh bagiku, karena kita hanya menyebrang di lapangan basket untuk sampai di sana.

Kami ber-lima duduk di bangku paling pojok belakang, karena hanya tempat duduk itu yang kosong dan masuk dalam kategori bersih.

Nurul yang masih berdiri bertanya " ehh, kalian mau pesen apa? Mumpung lagi baik jadi gue aja yang pesenin"

Aku mengangkat alis " tumben bro? Biasanya ogah banget"

"udah gak papa, gue Cuma seneng aja , matematika gue jawab bener semua coyy"

Adda mentapnya iri " ello tau dari mana, kalo jawaban lo bener semua?

Nurul langsung melipat lengannya di depan dada " iyalah, secarra gue tadi nyontek rumus"

Dila sang ketua Rohis pun langsung menluncurkan ceramahnya pada Nurul" astagfirullah rul, menyontek itu sama halnya mencuri, kita tidak boleh melakukannya, menurut hadist bla bla bla bla bla( berceramah hingga mulutnya berbusa).

Sudah tidak tahan lapar, Riri si tukang makan langsung memukul meja " nanti aja ceramahnya dil, gue udah laper banget dari tadi"

"ya udah gue antri duluya pesen makananya, makan bakso aja ya?"

"emm, iya cepetan"kata Riri sambil memegang perutnya yang sudah lapar.

^^^

KRING-KRING(bel pulang berbunyi)

"HOREEE!!!"

Suara itu langsung membuat seluruh siswa berteriak girang, tak terkecuali aku.

Aku langsung memasukkan buku b. Indonesia ku.

Muhnal langsung menyiapkan kelas "sedia di tempat, SIAP. Salam pada ibu guru"

Seluruh siswa" ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKAATU".

Dengan semangat aku meninggalkan kelas dan menuju pintu gerbang.

Hari ini aku pulang jalan kaki lagi, tapi gak papa, aku sudah menemukan jalan pintas yang terdekat dari rumahku. Tapi kali ini aku pulang sendiri karena rumah teman-temanku berlawanan arah dengan jalan pintas yang kudapat.

Jalan pintas itu berada pada samping sekolahku, disitu terdapat lorong-lorong yang membuat jarak sekolah kerumahku sangat dekat dari pada jalan yang biasa ku lewati.

Aku memulai langkahku tuk berjalan ke lorong itu. Tetapi, sebelum aku masuk, tepatnya di samping sekolah, aku melihat sepasang kekasih kayaknya siswa sekolah aku juga sma Wija Bakti, tapi nggak tau kelas berapa. Mereka tengah bertengkar.

Aku memperhatikannya,sambil mencodongkan telingaku supaya percakapan mereka terdengar jelas.setelah mendengar percakapan mereka, sepertinya cewe itu minta ingin putus deh, tapi, yang cowo nggak mau.

Tiba-tiba, si cewe meninggalkan si cowo, dan aku tertangkap basah sedang menguping oleh si cewe, tapi dia membiarkanku. Dan melanjutkan jalannya sambil mengusap air matanya.

Dan tiba-tiba lagi, sang cowo melihatku juga 'adduh' lalu menatapku tajam.

Aku sangat gemetar, tapi tetap berbicara padanya " h-hai" adduh bodoh banget aku.

"ngapain lo disini? Lagi nguping?"

"eng-enggak kok, lagi pulang sekolah" Sungguh aku tak bisa berbohong

Si cowo mengangkat alisnya"Bohong lo, pasti nguping kan?"

" eng-enggak, Cuma denger aja" adduh mengapa aku sangat bodoh

"ya sama aja, kali, jangan ulangi lagi "

Aku hanya bisa mengangguk dan mengambil nafas lega saat melihat dia sudah ingin pergi dan menuju mobilnya.

mukanya keliatan lagi kecewa banget, pasti gara-gara putus sama ceweknya.

Intinya, untung aku gak di apa-apain sama tuh cowo.

Hai reader's sorry lagi kalo ceritanya jelek, buruk ,TYPOnya banyak dll.

lawan main fira, udah ada kan? tapi belum dikasi tau namanya. nanti di chapt 3, aku kasih tau kok.

jangan lupa vomment nya , kalau vommentnya dikit, aku jadi gak mood nulisnya. bay bay.

Absurd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang