(4)

30 9 3
                                    

Angin hari ini begitu kencang,hingga membuat rambutku berterbangan dan menjadi berantakan serta kusut.
Awan hitam mulai memadati langit langit bumi, mungkin sebentar lagi akan turun hujan lebat dan petir. Aku masih berada di ranjangku dengan bed cover yang menutupi tubuhku, ponselku masih setia berada digenggaman tanganku. Mataku sudah sisa lima watt sepertinya, merem-melek mungkin bisa mengusir kantukku.

Ibuku sedang asyik memasak di dapur.
Ayahku entah kemana.
Abangku sama sepertiku, berada dikamar sambil memainkan ponsel miliknya.

Ini yang dinamakan dengan liburan, yaa libur mandi,libur beres beres rumah. Rasanya sangat malas untuk beranjak dari ranjangku yang terlalu membuatku nyaman berada diatas ranjangku.
Sesekali ibu meneriakiku untuk dimintai bantuannya, tetapi aku malas.

Drrrrtttt..Drrrrtttt... Drrrrtttt
Ponselku bergetar berturut turut, menandakan ada banyak pesan yang dikirimkan untukku, mulai dari'hai' sampai 'lagi ngapain?' , itulah pertanyaan mainstream yang ditanyakan oleh lelaki lain.

Aku malas meladeni mereka yang setiap hari mengirimiku pesan yang tidak terlalu penting. Kubuka aplikasi Line, disana sudah banyak chat dari grup *emskaii* dan lainlain.

--EMSKAII--

WulanBel: Main kuy , gabut nih.
Dev: Kuuy Y x g kuy.
NurD: Kemana?
Dev: Bebassss...
WulanBel : Kemana lagi? Paling dirumah lu Nur.
NurD: Yaudah Biar ga gabut lu beli kaset Ya, nanti nonton film.
Dev: Jamberapa uy?
WulanBel: Abis dzuhur ya
NurD : Afshen mana?
Dev: Masih tidur.
Dev: Kayaknya.
WulanBel: Udah bangun, tadi dia chat gue.
NurD: Lah, trs dia ko ga muncul?
Dev: Mungkin lelah.
AfshenaG: CIE NYARIIN.
AfshenaG: KANGEN YAAAAA
AfshenaG: Ayo main, dedeq ikut.
WulanBel: Kabur ada Shen.
AfshenaG: Sialan lo.
WulanBel: Hehe, ampun bangg..

---------

Akhirnya ada juga yang mengajakku main, setelahku menutup aplikasi Line, langsung saja aku melesat buru buru beranjak dari ranjangku dan mengahampiri kamar mandi untuk membersihkan badanku.

Lemari bajuku aku acak-acak untuk mencari baju yang pas, padahal lemariku sudah penuh baju,tapi tetap saja bingung untuk memakainya, dan suka merasa gapunya baju yang pas.

Akhirnya pilihanku jatuh pada celana jeans hitam dan sweater roundhand warna navy. Aku mengaca didepan meja rias sambil memakai bedak dan sedikit lip ice agar bibirku tidak terlalu pucat.

Setelah rapih semua,kulangkahkan kakiku keluar kamar menuju dapur untuk menemui mamah dan meminta ijin kepadanya .
"Mah, Shen main ya" ucapku sambil mencium punggunh tangan mamah.
"Main kemana Shen?" Tanya mamah.
"Rumah Nur mah"
"Jangan pulang lama lamaya!" perintah mamah.
"Iyamah"

Langsung saja kucari kunci sepeda motorku dan mengendarai sepeda motorku untuk menuju kerumah Wulan terlebih dahulu.

"Assalam'mualaikum Wulan " Teriakku didepan rumah Wulan
"Iyaaak,sebentar "

Tidak lama, Wulan pun keluar dari rumahnya.

"Mamah lo mana Lan?" Tanyaku.
"Didalem,lagi masak. Langsung cuss aja yu"
Akupun hanya mengangguk,dan mulai mengendarai motorku.

Sesampainya dirumah Nur, sudah ada Devi yang menungguku dan Nur . Mamih(mamah Nur) sedang ada di depan rumah bersama setumpuk baju yang sudah kering.

"Assalammualaikum mih" Ucapku dan Wulan.
"Walaikum salam Shen,Lan"
"Ada Nur mih?" ucapku basa basi.
"Yakali engga ada Nur kalian pada kesini"
"Hehehe" aku dan Wulan tertawa garing sambil tersenyum kuda, kita berdua salah tingkah.

Kita berempat sudah seperti adik kakak, tidak jaim,apa adanya tuh yang buat persahabatan awet. Kita tidak pernah mengukur barometer persahabatan dari materi,kita cukup sadar,bahwasannya kita terlahir dari keluarga sederhana. Kita kalau bermain tidak neko neko, kita juga bukan anak hitz, yang kalo nongkrong cantik di pusat perbelanjaan atau kafe. Kita cukup berada dibawah atap aja udah bahagia,karna bahagia tuh simpel,bahagia kita yang ciptain,bukan materi ataupun sampah berbicara .
Aku merasa sangat beruntung,merasa pas berteman dengan mereka, karna aku sadar aku tidak sebanding bermain bersama mereka . Kami(emskaii) memang besar dihalaman perkampungan bukan perumahan,tapi kami tidak kampungan , kami hanya bergaya sesuai anak sekolah.

"Lama lu"Teriak Devi kesal.
"Kapan lagi lu nunggu yang pasti?" Celetukku.
"Lu kenapa sih Shen?" Tanya Nur.
"Taunih haha,gue juga bingung" .
"Beler" celetuk Wulan sambil memasangkan raut wajah gregetan.







.
.
.
.
.
.

To be continue.

Silahkan vote,suka gasuka vote yhaa *maksa.

Love

It Hurts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang