(5)

24 9 0
                                    

Sendiri Itu terkadang lebih baik.
Diam, tidak menceritakan masalah yang ada mungkin begitu seharusnya.
Karna setiap masalah ada yang tidak perlu orang lain ketahui,cukup aku dan Penciptaku saja.

Aku hanya ingin tetap terlihat biasa saja menjalani hari hatiku ku bersama sebuah masalah.
Menutupi sebuah luka dengan tertawa.
Menghibur oranglain agar mereka bahagia .
Aku tidak ingin dikasihani,aku hanya butuh penyemangat disaat aku terpuruk.

Mungkin bagi mereka masalahku hanya masalah kecil, mereka menganggap seperti itu karna tidak pernah merasa diposisiku.

Hari ini aku berangkat lebih awal,Karna malas dirumah yang keadaannya sungguh tidak baik.
Koridor sekolah masih sepi,hanya ada 1sampai 3 orang yang sudah berada disekolah ini, sedangkan yang lain mungkin sedang bersiap. Kulirik arlojiku , Baru pukul 05.56 dan aku sudah berada disekolah, sebuah kemajuan yang baik buat seorang ' AFSHENA GERALDINE ' .

Perutku sedang berdemo untuk meminta sesuap makanan untuk cacing diperutku, membuatku harus kekantin dan memesan nasi goreng.
"Mau makan apa cah Ayuk?" Tanya ibu kantin.
"Nasi goreng bu cuy(nama panggilan ibu kantin stan)"
"Siap cuy,"

Sambil menunggu nasi goreng berada didepanku,aku memilih untuk menelungkupkan kepalaku dilenganku.
Kupejamkan mata ini,mata yang kurang tidur akibat semalam.

--flashback mode on--

Jam sudah menunjukan pukul 00.43 Am, mataku masih terbuka,sebenernya aku sudah tertidur dan bermimpi indah ,tetapi harus terbangun karna kaget mendengar suara gertakan dari ayahku.

"Kamu mau kemana lagi Sen?" Ayahku berteriak cukup menggelegar sambil menyebut nama Sen, ya Sendy Pratama,dia adalah abangku.
Sendy tetap saja diam sambil membereskan pakaiannya dan memasukan keranselnya.
Mamahku sudah menangis melihat ini,sedangkan aku hanya berpura pura mati dan tidak ingin tahu.
Abangku keluar,tetapi ditahan oleh mamahku,tetapi tetap saja,lebih kuat tenaga abangku,tidak menyakiti tapi pasti membuat tangan ibuku tidak di lengannya lagi.

sebenarnya salah abangku,dia selalu pulang malam,tidak betah dirumah. Tapi ini terlalu keterlaluan,karna pulang malam membuat dia jarang masuk sekolah. Tetapi ayahku mendidiknya dengan cara membentaknya,dan membuat abangku tidak betah.

----flashback mode off--

Baru saja aku ingin mengingat kejadian tadi malam,tetapi sudah ada yang menepuk punggungku dan membuat konsentrasi untuk mengingat semalam hilang . Kuangkat kepalaku untuk melihat siapa yang menepuk punggungku tm, ternyata dia.

"Yaelah boy ,pagi pagi muka kusut aja sampe nasi goreng didepan lu dianggurin" celetuk Wulan.
"Ngantuk,semalam begadang chat sama doi" alibiku sambil memasang wajah serius.
"Ye jomblo ge"
"Tapi alusan banyak , hehe"
Wulan masi berada didepanku, menatapku yang sedang melahap nasi goreng dengan tatapan mupeng, awalnya aku hiraukan,tetapi kasian juga.
"BIASA AJA LIATNYA, MUPENG GITU. MAU?" Tawarku sekalian meledek.
Wulan mendengus kesal,tetapi dia langsung mengambil alih sarapanku.

Aku diam,nenatap lurus kedepan bersama fikiranku yang sedang melayang layang jauh sampai planet Mars.

"Woi Shen,pagi pagi udah bengong kaya orang terlibat hutang dengan rentenir. Lo kenapa? Cerita sini cerita sama tante" cerocos Wulan .
"Yee kampret, yakali gue masih unyu gini udah punya utang"
"Lah bukannya lu punya utang pulsa sama Khansa, utang lo dua puluh empat ribu (RP.24.000)"
"Sial, gue lupa. Kenapa lo ingetin?"
"Yaampun Shen, bayar ga lu? ga bayar di kebiri lu sama Khansa"
"Astaga,segitunya "

Selesai sarapan, aku dan Wulan kembali kekelas Sambil menunggu Nur dan Devi.
Biasanya aku dan Wulan selalu ngaret sampai disuruh ngumpulin sampah dulu Baru boleh masuk.
Nung sudah datang, tetapi Devi belum juga muncul batang kondenya.

Drrrttt Drrrttt

Sebuah pesan masuk ke ponselku, ternyata pesan itu dari Devi.

From +628995609xxxx

Shen, tolong Bilang ke Adinda, gue sakit, surat nyusul.

Too +628995609xxxx

Bisa sakit? Cepet mati:)

From +628995609xxxx

Sialan, pokonye Jangan lupa bilangin. Emskaii don't miss me:*

Too +628995609xxxx

Najisin, see u. Getwellson kondeku.

Hari ini Emskaii cuma bertiga, berasa ada yang kurang. Dan akhirnya kami memutuskan duduk bertiga, agar tidak gabut, kasian Wulan duduk Sendiri tiada yang menemani seperti jomblo.

Seseorang guru matematika sudah berada dikelasku untuk mengajar,tetapi murid murid hanya menatapnya dengan tatapan malas.

"Hari ini kita masuk ke bab trigono. Buka lks hal 45." Ujar bu Anna.
Murid murid langsung mengambil buku mereka masing masing didalam tasnya dengan malas.
"Loh, mbaknya kenapa duduk bertiga gitu? udah kaya cabe cabean boti(bonceng tiga)"
"Kasihan,Wulan sendiri bu kaya jomblo " celetuk Nur dan membuat seisi kelas tertawa. Mungkin selera humor mereka receh,gitu aja ketawa padahal lagi ga ngelawak lho.
















To be continue.

Hehe.

Love


It Hurts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang