Prolog

1.8K 71 4
                                    

"Permisi.. Ini, gue mau balikin sepidol tadi"

"Oke. Eh tunggu2.. Lo Nata kan?"

Yap, berawal dari percakapan yang sederhana itu, bisa membuat yang jauh menjadi dekat

"Iya gue Nata, kenapa ya?"

"Ohiya, kenalin gua Gema" seorang laki-laki tinggi, famous, tepat berada di samping yang sedang mencoba menyesuaikan langkah kaki nya dengan Nata

"Yes, of course i know.."

"Ohh hahah.. Okay"

sumpah ya, ini cewe dingin banget si. Cepet banget lagi jalan nya, mau ngapain sih dia --Gerutu Gema dalam hati

"Kenapa sih lo jalan cepet banget??"
"Gue mau buru-buru pulang"
"Kenapa emang? Dirumah lo ada apa? Pesta? Atau mau nonton acara favorite di TV?"

Hah. Apaansi ini orang baru juga kenal, udah nanya-nanya banyak banget kayak begitu. --Gerutu Nata dalam hati

"Lo mau ngapain sih ngikutin gue?"
"Hm.. Nothing.. Gua cuma mau kenalan aja kok sama lo, gua denger lo penulis novel yang sekarang lagi Best Seller itu kan? Widiihhh.. Keren.."

Langkah kaki Nata berhenti.
Ia berdiri kaku membelakangi seorang pria yang banyak di kagumin kaka kelas itu.

"Gua baca bukunya loh, tunggu sebentar disitu. Gua mau ambil bukunya di kelas"

"Ini kan buk.."
Ucapan nya terhenti. Matanya jelalatan ke kanan kiri, mencari seorang perempuan yang baru saja ia kenal

Gila. Kemana sih itu cewe, cepat banget ngilang nya kayak setan. Sikap nya dingin pula, udah bener-bener setan dah dia. Beda banget sama cewe lain, biasanya kalau gua deketin langsung akrab atau senang, lah dia.. Wah, tantangan nih buat gua -- Gema menggumam dalam hati

Gema? Dia baca buku gue? Tau gue sudah lama dong? Terus tadi, Mau kenalan sama gue? Hah.. Tumben banget, tapi kok.. Gue seneng ya dia baca novel yang gue tulis. Eh apaansi, stop. Kenapa jadi mikirin dia sih -- Nata

Sampailah Nata di mulut sekolah nya, sudah terlihat Pak Rudi supir pribadi nya melambaikan tangan.

"Nataa.. Nat tunggu-tunggu"

Ketika Nata sudah membuka pintu mobilnya, ia mendengar suara lelaki banyak tanya itu tadi, yap benar itu Gema. Dia meminta id Line Nata

"Tar dulu ya, gue lagi buru-buru"

Dari dalam mobil, ia bisa melihat tatapan pensaran para perempuan yang berdiri di gerbang sekolah nya.

-

Loh kok.. Dirumah banyak orang?
Ah, aku harus cepat-cepat menemui mama, untuk memberikan kado ulang tahun yang kemarin gue beli. Mudah-mudahan mama senang, dan setelah itu bisa cepat sembuh

"Nata.."

seseorang bersuara lirih dengan linangan air mata menyambut kehadiran Nata, diikuti pelukan hangat menyelimuti tubuhnya.

"Papa.. kenapa pah? Cerita dong sama aku"

"Mama kamu nat.."

Deg.

Deg.

"Ma.. Mama? Mama kenapa pa?"
"Mama kamu pergi meninggalkan kita semua"
"A.. Apa pa? Sepertinya aku salah dengar atau papa sedang bercanda ya? Ahaha pa.. Jangan bercanda seperti itu ah, sama sekali tidak lucu"

perlahan melepas pelukan, memperlihatkan wajah nya yang sudah memerah, serta isak tangis seorang ayah, berusaha meyakinkan anak semata wayangnya bahwa.. perkataan nya itu benar.

Asma BronchitisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang